Sabtu, 26 Juli 2025

Pementasan Jadah, Menguak Sampah Di Atas Meja Makan

Sesuatu yang Menjijikan Dalam Balutan Kearifan Lokal
Administrator - Kamis, 07 November 2024 16:30 WIB
Pementasan Jadah, Menguak Sampah Di Atas Meja Makan
istimewa
sumut24.co - Medan, Jadah" merupakan potret irisan-irisan peristiwa yang menggelinding dalam peradaban manusia. Tanpa sadar 'membunuh' pikiran-pikiran.

Baca Juga:

Menurut Hafiz Taadi srlaku Sutradara, Jadah atau Haram Jadah konotasinya negatif (menjijikan). Namun dalam proses kreatif, dilakukan perluasan terhadap tafsir maknanya. Kemudian menyandingkannya dalam fremis panggung. Menggunakan idiom symbol-symbol yang ada di wilayah budaya.

"Jadah dalam proses penciptaannya, secara sadar disandingkan dalam karya-karya sebelumnya " Touggu Touggee " (1985). Menyampaikan desakan virus sampah yang berada disekitar kehidupan manusia. Sementara, repertoar Monolok Taik ( 2009) ikut mewarnai J a d a h menohok sanitasi dilingkungan terdekat manusia. Sampah limbah cairan yang menerobos masuk dari lapisan tanah. Hingga terhidang di atas meja-meja makan. Kotoran tersebut menjadi sebuah proses eksplorasi yang pada akhirnya dibingkai dalam frime teater", ujar Hafiz Taadi.

Jadah sebuah eksplorasi yang menggabungkan dua bentuk representasi teater yang pernah disuguhkan. Dengan tafsir yang Kembali dilebarkan kepada konsep "sampah". Secara sadar disetir dan digerakan kearah seni pertunjukan kontemporer.

"Jadah" tetap mengakar pada kearifan lokal. Kearifan lokal itu muncul di wilayah "Bunyi-bunyian" mengambil format ketukan pulsa (Gordang 9). Di fase lainnya "Jadah" ikut mengadopsi syair tembang/lirik Jawi karya Ronggo Warsito. Kedua kearifan lokal yang mengental dalam sentuhan ritual ini menguatkan ritme gerak sehari-hari yang sangat lazim dan natural.

Menyinggung Tatanan Artistik Panggung, Hafiz Taadi menyatakan bahwa secara kontektual, artistik yang dibangun di atas panggung menjadi sangat penting
sebagai elemen pendukung, ikut menegaskan situasi. Berinteraksi dalam sebuah peristiwa panggung. Tidak berdiri sendiri. Garis-garis tajam menjadi elemen (pola) yang dihadirkan guna ' m e n e k a n ' objek (actor/manusia) yang bergerak di dalam framis panggung.

Multimedia (Visual)
Format visual yang akan hadir di kanvas putih frame panggung. Merupakan elemen penguat peristiwa. Memiliki integritasnya. Meski tidak berdiri sendiri. Pilihan tatanan tekstur bidang warna dipergunakan dalam berbagai peradegan diproses sebagai penguat peristiwa diatas panggung. Format visual dipola dalam format grafis. Gambar-gambar, ragam warna tidak secara menyeluruh tertuang dalam emosi per-adegan. Emosinya tentu akan disesuaikan dengan kebutuhan atas peristiwa.

Bagaimanakah kepiawaian Hafiz Taadi selaku Sutradara "Jadah" dalam menyiasati konsep pertunjukkan teater pada 7 Desember 2024.

Hal ini tentunya tidak terlepas dari kemampuan aktor/artis sepqrti Emma Matondang, Amruzal, Ratna, jhoni Elfi, Sufinatun Azizah Lubis, Elvia Marva Hade, Yeni, Melisa, Dinda Anggraini, Cherly.

Sementara untuk prnata cahaya Hafiz Taadi, makeup Bunga, backdrop Maesa, stqge manager Mazmur, team work artistik Andi Samudra, Abrar Ridho Cahyadi, Mazmur. (R02)

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Sumber
:
SHARE:
Tags
beritaTerkait
Pemerintah Kota Solok Siap Dukung Program Makan Bergizi Gratis
LSM Suara Proletar Tolak Herbert Panjaitan Isi Jabatan Eselon II Pemko Medan
Diikuti 8.219 Peserta Bersaing Dalam UTBK Jalur Mandiri Unimed 2025
TP-PKK Asahan Dorong Tertib Administrasi Desa Lewat Pembinaan Langsung
F1 Power Boat Akan Digelar Kembali di Toba Agustus 2025
PLN UIP SBU Gelar Pelatihan Pupuk Organik Berbasis Eceng Gondok
komentar
beritaTerbaru