Simalungun I Sumut24
Bupati Simalungun DR JR Saragih SH MM didampingi Dandim 0207 Simalungun Letkol Inf Oni Kristiyono, Sekda Drs Gidion Purba, beberapa pimpinan SKPD dijajaran Pemkab SImalungun, Camat Haranggaol Horisan dan Lurah serta Muspika, mensosialisasikan penertiban Karambah Jaring Apung (KJA), Senin (2/5).
Sesuai dengan program pemerintah Danau Toba merupakan destinasi wisata nasional. Oleh karena itu Haranggaol akan dijadikan tujuan wisata. “Kita akan buka jalan mulai dari pintu masuk Kota Haranggaol menuju Haranggaol dan dari Haranggaol sampai ke Nagori Bage Kecamatan Silimakuta dan tidak ada ganti rugi,”kata Bupati.
Menurut Bupati, Bandara Silagit yang berada di Kabupaten Tapanuli Utara sudah dibuka dalam rangka mendukung pariwisata Danau Toba. “Kita harus tertibkan KJA di Haranggaol ini termasuk yang di Parapat. Kalau tidak wisatawan tidak mau ke Haranggaol, apalagi jalan akan kita buka bekerjasama dengan TNI. Dengan dibukanya jalan tersebut diharapkan wisatawan yang datang dari Medan dapat singgah ke Haranggaol,”ujarnya.
Kepada masyarakat Bupati Simalungun berharap agar dapat merubah mainset menjadi masyarakat wisata, sehingga Haranggaol daerah wisata yang indah.
Dalam rangka penertiban KJA, Bupati mengatakan Pemkab Simalungun akan memberikan ganti rugi Rp 1,5 juta per satu KJA. Oleh karena diharapkan kepada instansi terkait bersama camat dan muspika untuk mendata semua KJA. “Setelah kita tertibkan semua KJA, saya harapkan tidak ada lagi KJA baru di Danau Toba,”tandasnya.
Dari kegiatan tersebut, diketahui dari masyarakat bahwa saat ini ada sekitat 6000 unit lebih KJA di perairan Danau Toba khusunya di kawasan Haranggaol.
Saat melakukan sosialisasi, Bupati Simalungun bersama rombongan bertemu dengan dengan masyarakat Zona Bandar Saribu yang merupakan petani budi daya ikan di perairan Danau Toba. Mereka menyampaikan keluhan bahwa perikanannya mengalami musibah.
“Sekitar dua hari lalu ikan kami mati pak dan sudah 120 ton kami angkat dari lokasi dan tinggal 200 ton belum kami angkat,”jelas Sudung Siallagan salah seorang petani ikan saat bertemu dengan Bupati dan rombongan.
Menyikapi keluhan masyarakat tersebut, Bupati memberikan bantuan kepada masyarakat petani ikan tersebut Rp 100 juta untuk operasional pembersihan ikan yang mati. Disamping itu, Bupati juga menyampaikan bantuan bibit bawang sebanyak 2 ton kepada masyarakat Haranggaol .
Dikhabarkan sebanyak 120 ton ikan di Keramba Jaring Apung (KJA) milik masyarakat di Bandar Purba, Kecamatan Haranggaol, Simalungun, mati. Warga menduga, kekurangan oksigen menjadi penyebab matinya ikan di Danau Toba itu.
Hasudungan Siallagan, salah seorang petani ikan KJA di Bandar Purba mengatakan, matinya ratusan ikan itu mengejutkan warga dan petani di sana. “Benar 120 ton ikan di KJA milik warga Bandar Purba. Semua jadi bangkai,” akunya.
Dia melanjutkan, sampai hari ini pihaknya belum mengetahui apa penyebab matinya ikan-ikan tersebut. “Yang pasti sudah kita laporkan ke camat dan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Simalungun. Atas laporan tersebut, mereka juga sudah turun dan sudah mengambil sempel air dan ikan yang mati untuk dibawa ke laboratorium,” ungkap Siallagan.
Namun begitu, ia menduga ikan-ikan itu mati karena kekurangan oksigen. Sebab belakangan, terjadi perubahan iklim mendadak dan panas bumi yang berlebihan di sekitar lokasi.
“Jadi pada Selasa (hari ini, red), kita bersama warga akan melakukan gotong royong membersihkan ikan-ikan yang mati dari perairan Danau Toba ini. Kita pun sangat setuju Danau Toba ini dijadikan tempat wisata,” pungkasnya.
Camat Haranggaol Horison, Jannes Saragih, mengaku sampai saat ini belum mengetahui pasti penyebab matinya ikan milik petani di Haranggaol. Menurutnya, akibat kejadian, sedikitnya 10 petani keramba mengalami kerugian lebih dari 100 ton.
“Belum jelas apa penyebabnya. Pihak dinas perikanan yang turun bersama bupati juga belum bisa memastikan,” kata Jannes.
Ia mengakui, menurut informasi yang didapatnya dari warga, sebelum mati, ikan-ikan itu seperti kekurangan oksigen. (LP/Ms)
Home Wisata