Tinjau Jalan Provinsi Putus Akibat Longsor, Bupati Simalungun Perintahkan Kadis PUTR Lakukan Perbaikan Sementara
Tinjau Jalan Provinsi Putus Akibat Longsor, Bupati Simalungun Perintahkan Kadis PUTR Lakukan Perbaikan Sementara
kota
Medan I SUMUT24 Sektor pariwisata dinilai sebagai salah satu lapangan usaha yang harus mendapatkan insentif Covid-19. Pasalnya, sektor yang didalamnya ada hotel, restoran, transportasi, pelaku wisata, dan event-event seperti seminar, perkawinan dan lainnya, hingga kini masih terdampak pandemi.
Baca Juga:
“Apalagi sektor ini merupakan unggulan yang berkontribusi terhadap perekonomian Sumut. Jadi porsi insentif Covid-19 harus diperbanyak untuk menghidupkan kembali sektor pariwisata. Tentu dananya harus ditempatkan pada bidang usaha yang dinilai sudah bisa tumbuh di tengah pandemi ini,” kata pengamat ekonomi Sumut, Wahyu Ario Pratomo, Senin (22/2/2021).
Wahyu mengatakan, sejauh ini, sudah ada beberapa bidang usaha di sektor pariwisata yang mulai menggeliat. Tentu ini pertanda bagus dan saat inilah mereka (para pelaku usaha-red) harus diberikan insentif. Karena tidak bisa dipungkiri, sejak virus corona masuk Indonesia pada Maret tahun lalu, sektor pariwisata langsung terpuruk.
Meski saat ini masih ada pembatasan kegiatan masyarakat, namun untuk beberapa daerah wisata sudah mulai buka dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) yang ketat untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Selain sektor pariwisata, UMKM juga harus tetap diprioritaskan untuk mendapatkan insentif. Para pelaku UMkM juga masih kewalahan. Apalagi ada larangan untuk berkumpul karena diterapkannya PPKM, serta kekhawatiran masyarakat untuk berkonsumsi. Selain itu, daya beli masyarakat karena masih tidak bekerja atau jam kerja yang belum penuh juga masih sangat rendah.
“Pemerintah perlu tetap membantu UMKM dengan menjaga harga kebutuhan pokok dan daya beli masyarakat melalui subsidi, BLT, PKH, dan lainnya,” katanya.
Ditanya terkait insentif yang telah diberikan ke berbagai bidang apakah sudah berkontribusi menggenjot perekonomian, kata Wahyu, sulit untuk mendapatkan sejauh mana keberhasilannya. Masalahnya di kewenangan dan data. Pusat sudah memberikan dan daerah menambah. Satu problem terbesar di Indonesia adalah sinkronisasi data, dan tabulasi data.
“Banyak orang miskin yang layak dapat bantuan tapi belum dapat bantuan. Banyak UMKM yang harusnya dapat bantuan belum dapat bantuan. Demikian pula untuk prakerja yg terbatas sehingga yang kena PHK banyak yang belum dapat bantuan. Jadi sulit melihat sejauh mana kontribusinya terhadap perekonomian,” katanya. (red)
Tinjau Jalan Provinsi Putus Akibat Longsor, Bupati Simalungun Perintahkan Kadis PUTR Lakukan Perbaikan Sementara
kota
Bupati Simalungun Kunjungi RSUD Tuan Rondahaim Pastikan Pelayanan Prima untuk Masyarakat
kota
Terbongkar di Sidang Kebohongan Mulyono Ternyata Terima Suap Rp1,175 M, Bukan Rp200 Juta
kota
Sambut HUT Humas Polri ke74, Bidhumas Polda Sumut Tebar Kepedulian Lewat Bakti Religi&rdquo
kota
sumut24.co ASAHAN, Dalam memperingati Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK Tahun 2025, Tim Penggerak PKK Provinsi Sumatera Utara melaksanakan kegi
News
Bikin Bangga! 4 Siswa Deli Serdang Raih Prestasi di Ajang Internasional
kota
Kedisiplinan Kunci Utama Wujudkan Tata Kelola Pemerintahan Bersih & Berwibawa
kota
Sejumlah Penghargaan pada Temu Kader PKK Beprestasi di Padang di Boyong TPPKK Kabupaten Solok
kota
Poppy Hutagalung Klarifikasi Surat Edaran ASN Beli Cabai Hanya Tawaran, Bukan Wajib
kota
Kepanikan PD AIJ dan Biro Perekonomian, Counter Isu Cabai Merah Rusak dan Paksa ASN Beli
kota