Ketua YHA Ijeck Resmikan Masjid ke 60 di Kabupaten Mandailing Natal
Ketua YHA Ijeck Resmikan Masjid ke 60 di Kabupaten Mandailing Natal
kota
TEBINGTINGGI | SUMUT24 Ketua Sholawat Wahidiyah Tebingtinggi,Sudarman didampingi Sekretaris serta pengurus lainnya di hadapan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Kakan Kemenag Tebingtinggi menyatakan sikap keluar dari dari kepengurusan dan keanggotaan Yayasan Perjuangan Sholawat Wahidiyah Kedunglo Wahidiyah,Senin (14/3) di Aula Kantor Kemenag Jalan Pendidikan Tebingtinggi.
Baca Juga:
Pernyataan sikap keluar itu dikarenakan sesuai Fatwa MUI Tasikmalaya No.25/Kep/MUI-Kota TSM/VI/205 teratanggal 28 Juni 2005 tentang sebagian ajaran Yayasan Perjuangan Wahidyah sangat kontroversi dan meresahkan masyarakat dan Fatwa MUI No.45/Kep/MUI-TSM/V/2007 tanggal 20 Mei 2007 menyatakan bahwa beberapa ajaran Yayasan Perjuangan Sholawat Wahidiyah Kedunglo dinyatakan menyimpang/tidak sesuai dengan Al-Quran dan Al-Hadist
“Maka kami menyatakan dengan sadar bahwasanya kami keluar dari kepengurusan dan keanggotaan Yayasan Perjuangan Wahidiayah Kedunglo,†terang Sudarman di hadapan Ketua MUI dan Kakan Kemenang Tebingtinggi serta dihadiri pimpin ormas keagamaan yakni Al Washliyah, Muhammadiyah, Nahdhatul Ulama, Al Ittihadiyah, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, Dewan Mesjid Indonesia dan tokoh-tokoh agama di kota itu
Kakan Kemenag Kota Tebingtinggi, HM Hasbi MA menyampaikan, sejak tahun 2000 lalu cukup banyak aliran dan faham yang dinyatakan menyimpang dari ajaran agama yang diakui oleh pemerintah, untuk ajaran agama Kristen sebanyak 150 sekte dan Islam sebanyak 250 aliran.
“Tugas pokok kementrian agama adalah melakukan pembinaan baik antar pemeluk agama lain maupun antar sesama pemeluk agama seperti yang tengah berkembang saat ini seperti Gafatar dan aliran Wahidiyah yang sebagian ajarannya dinilai menyimpang dari ajaran Islam,” jelas HM Hasbi.
Menurut Hasbi, memang secara umum ajaran sholawat Wahidiyah terlihat lurus-lurus saja, tapi ternyata cukup banyak laporan baik dari masyarakat maupun tokoh-tokoh agama yang menyatakan bahwa ada sebagian ajarannya yang dianggap sesat yakni mengkultuskan satu sosok dan dianggap menyimpang dari ajaran agama Islam.
“Saya tidak ingin Wahidiyah terpojok dan dikucilkan oleh masyarakat, mari kita jalankan ajaran Islam ini sesuai dengan Al Qur’an dan sunnah Rasulullah, kami tidak bisa memaksa untuk kembali (ke ajaran Islam yang sebenarnya) kami hanya ingin tidak terjadi konflik antar sesama pemeluk agama dan kondusifitas di kota ini tetap terjaga dengan baik,” ujar Kakan Kemenag Tebingtinggi.
Kakan Kemenag juga berharap jangan sampai hal ini terus berlarut dan ada gosokan dari pihak-pihak tertentu, sehingga menjadi fitnah dan terjadi konflik di tengah-tengah masyarakat. “Kami berharap melalui pertemuan ini saudara-saudara kita kembali ke jalan yang benar yakni ajaran Islam sesuai dengan Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW,” harap Kakan Kamenag Tebingtinggi. (tav)
Ketua YHA Ijeck Resmikan Masjid ke 60 di Kabupaten Mandailing Natal
kota
KORSA Nilai Sekda Sumut Profesional Tangani Kebijakan Pangan, Kritik DPRD Dinilai Kurang Proporsional
kota
Hasyim SE Buktikan Politik Humanis Berbagi Bersama Santri dan Anak Panti di HSN
kota
SMAN 1 Medan Unggul Sementara, Turnamen Kapolda Sumut Cup 2025 Semakin Seru Menuju Semifinal
kota
Wujud Kepedulian Polri! Brimob Polda Sumut Antar Jemput Anak Sekolah di Tapanuli Selatan
kota
Tinjau Jalan Provinsi Putus Akibat Longsor, Bupati Simalungun Perintahkan Kadis PUTR Lakukan Perbaikan Sementara
kota
Bupati Simalungun Kunjungi RSUD Tuan Rondahaim Pastikan Pelayanan Prima untuk Masyarakat
kota
Terbongkar di Sidang Kebohongan Mulyono Ternyata Terima Suap Rp1,175 M, Bukan Rp200 Juta
kota
Sambut HUT Humas Polri ke74, Bidhumas Polda Sumut Tebar Kepedulian Lewat Bakti Religi&rdquo
kota
sumut24.co ASAHAN, Dalam memperingati Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK Tahun 2025, Tim Penggerak PKK Provinsi Sumatera Utara melaksanakan kegi
News