Selasa, 17 Juni 2025

Dipandepokan Jugala Raya Tampilkan Drama Tari

Administrator - Minggu, 24 Maret 2024 12:34 WIB
Dipandepokan Jugala Raya Tampilkan Drama Tari
Mengangkat tema Tari sejak pertengahan Februari hingga akhir Maret 2024, di sore hari ini, Galeri Indonesia Kaya menghadirkan pertunjukan Drama Tari bertajuk Nyimas Kawung.ist
Jakarta | Sumut24.co

Baca Juga:
Mengangkat tema Tari sejak pertengahan Februari hingga akhir Maret 2024, di
sore hari ini, Galeri Indonesia Kaya menghadirkan pertunjukan Drama Tari bertajuk Nyimas Kawung
Anten. Pertunjukan Nyimas Kawung Anten menampilkan Jaipongan yang menjadi ciri khas Jawa Barat,
yang dimeriahkan oleh Padepokan Jugala Raya, Denada dan juga Dewi Gita.


"Hari ini, Auditorium Galeri Indonesia Kaya diisi dengan penampilan dari Padepokan Jugala Raya yang
telah malang melintang di dunia seni pertunjukan selama 48 tahun lamanya. Kelompok yang senantiasa
melestarikan keindahan dari Jaipongan ini, berkolaborasi dengan Denada dan juga Dewi Gita. Ketiganya
berhasil memukau para penikmat seni yang hadir serta menambah wawasan para penikmat seni
tentang kebudayaan Jawa Barat. Semoga pementasan ini dapat menjadi sajian yang bermanfaat,
menginspirasi dan juga menghibur bagi para penikmat seni," ujar Renitasari Adrian, Program Director
Galeri Indonesia Kaya.
Selama kurang lebih 60 menit, penikmat seni dihibur dengan drama tari yang dikemas dengan gaya
Jaipongan tentang kisah Nyimas Kawung Anten. Nyimas Kawung Anten adalah penggambaran sosok
seorang wanita yang dengan keteguhan dan kesetiaan yang tangguh dalam menghadapi dan menyikapi
segala macam dinamika hidup dan kehidupan. Hal ini bisa terjadi karena diwujudkan dengan penuh
perjuangan secara nyata pada kehidupannya dengan penuh keyakinan dan kecintaannya terhadap
apapun yang sudah menjadi tanggung jawabnya.


Denada mengungkapkan, "Penampilan kami sore hari ini merupakan salah satu upaya yang kami
lakukan untuk melestarikan tari Jaipongan ke hadapan para penikmat seni yang hadir di Auditorium
Galeri Indonesia Kaya. Saya dan Dewi Gita juga memperoleh banyak ilmu baru dari Padepokan Jugala
Raya, tentang ragam koreografi dari tari Jaipongan. Penampilan ini juga spesial karena jika biasanya saya
membawakan tarian yang lebih kontemporer, kali ini saya lebih mengangkat nilai tradisi. Kami harap,
penampilan kami dapat diterima dengan baik oleh para penikmat seni.


Senada dengan Denada, Dewi Gita mengungkapkan, "Tari Jaipongan merupakan salah satu tari yang
sudah saya pelajari sejak kecil. Setelah sebelumnya di bulan Desember, saya diberi kesempatan oleh
Indonesia Kaya untuk menarikan tari Jaipongan ke hadapan para penikmat seni di Sukabumi, kali ini,
saya kembali diberi kepercayaan untuk kembali menari ke hadapan para penikmat seni di Galeri
Indonesia Kaya bersama Denada dan juga Padepokan Jugala Raya yang sudah hampir selama setengah

abad senantiasa mengenalkan, mengajarkan dan menampilkan tari Jaipongan. Senang rasanya bisa
melestarikan tari Jaipongan dengan ikut menarikannya ke hadapan para penikmat seni yang memenuhi
Galeri Indonesia Kaya. Semoga penampilan kami dapat mewarnai akhir pekan para penikmat seni."
Padepokan Jugala Raya didirikan pada 1976 oleh Bpk Gugum Gumbira (Alm), Maestro Tari Jaipongan
dan istrinya Ibu Euis Komariah (Alm), penyanyi Cianjuran. Sepeninggalan keduanya, putrinya Mira
Tejaningrum Gumbira meneruskan upaya pelestarian tari Jaipongan.rel

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Sumber
:
SHARE:
Tags
beritaTerkait
komentar
beritaTerbaru