Selasa, 30 Desember 2025

Catatan Akhir Tahun Rico Wa’as : 'Waktu Belajar Telah Usai'

Administrator - Senin, 29 Desember 2025 23:13 WIB
Catatan Akhir Tahun Rico Wa’as : 'Waktu Belajar Telah Usai'
Penulis: Choking Susilo Sakeh, Jurnalis Utama, Warga Kota Medan.
TAHUN 2025 akan segera diakhiri Rico Wa'as pada sebuah jabatan keren : Walikota Medan. Jabatan yang sudah dijalaninya, persis selama sepuluh bulan. Artinya, pada awal tahun 2026 nanti, Rico Wa'as memasuki bulan ke-11 mengemban jabatan tersebut.

Baca Juga:


Lantas, bagaimana kinerja Rico Wa'as untuk kotanya?


Yang pasti, di penghujung tahun ini, publik Medan sedang ramai membincangkan peran Sekda Medan yang dikesankan "lebih berkuasa" dibanding Walikota Medan sendiri. Terutama di dalam hal pengisian jabatan di Pemko Medan, dan tentunya kelak akan beririsan dengan kebijakan Pemko Medan ke depannya. Prihal bincangan ini, hingga kini memang belum ada penjelasan dari Sekda maupun Walikota Medan.Panduan Kota & Daerah

Aku tidak akan membahas benar tidaknya bincangan tersebut. Namun, secara kasat mata, unik juga jika mengamati kegiatan Rico Wa'as sebagai Walikota Medan selama ini. Dari berbagai akun medsos Pemko Medan, gampang ditemui tentang bagaimana mayoritas kegiatan Rico Wa'as malah didampingi oleh Sekda Medan. Baik kegiatan rapat di dalam ruangan Kantor Walikota Medan misalnya, atau kegiatan seremonial di lapangan. Akan halnya Wakil Walikota Medan Zaky Harahap, entah dimana keberadaannya saat berlangsungnya kegiatan Rico Wa'as tersebut.

Apakah ini pertanda, bahwa Rico Wa'as merasa lebih nyaman didampingi oleh Sekda Medan ketimbang bersama wakilnya, Zaky Harahap? Ataukah, Zaky Harahap sudah 'tidak dianggap' lagi oleh Rico Wa'as? Wallahu a'lam, aku tak pingin membahasnya.

Kembali lagi ke masalah dugaan besarnya peranan Sekda Medan di dalam 'mengendalikan' Walikota Medan. Kalaupun benar dugaan tersebut, itu sebelumnya sudah beberapa kali kutulis. Penyebabnya, diantaranya : pertama, spesifikasi Rico Wa'as ternyata tidak sesuai dengan kebutuhan untuk seorang Walikota Medan. Dan kedua, secara politis posisi Rico Wa'as relatif lemah.

Tentang spesifikasi Rico Wa'as yang belum memenuhi standar yang dibutuhkan sebagai Walikota Medan, aku sudah menulisnya seminggu menjelang banjir besar menerjang Kota Medan. Tulisanku itu berdasarkan amatan selama delapan bulan Rico Wa'as menjadi Walikota Medan. Dan sepanjang masa itu pula, memang tak ada hal spesifik yang sudah dikerjakan Rico Wa'as. Kecuali hanya omon-omon dalam berbagai kesempatan : menerima audiensi, acara seremoni, acara sapa warga, kunjungan ke rumah ibadah dan seterusnya.

Saat Kota Medan diterjang banjir pada 26 November 2025 lalu, semakin membuktikan bahwa Rico Wa'as ternyata memang tak punya kemampuan melakukan apapun. Bahkan untuk penanganan paska banjir, pun sangat kacau balau karena lemahnya kepemimpinan Rico Wa'as. Terutama di dalam menggerakkan seluruh jajarannya hingga di level terbawah.

Mestilah difahami, bahwa Medan adalah sebuah kota yang sangat multietnis sejak dari abad ke-11. Fakta ini membawa pengaruh besar dalam pembentukan karakter warga Kota Medan yang antara lain keras, spontan, terbuka dan tidak suka basa-basi, luwes, setia kawan, ulet, setia dan penuh toleransi.

Untuk kota dengan karakteristik yang khas seperti Kota Medan tersebut, tentu dibutuhkan sosok dengan karakteristik tertentu yang bisa dan tepat untuk memimpinnya. Bachtiar Djafar misalnya, adalah satu contoh figur yang tepat, dan karenanya dianggap sebagai Walikota Medan yang berhasil. Anak Medan dengan dengan latar belakang perwira menengah Kopasus tersebut, kemudian mencatatkan banyak prestasi untuk Kota Medan, selama sepuluh tahun dia memimpin Kota Medan. Karakternya yang keras, tegas, namun terbuka dan humanis, menjadikan Bachtiar Djafar dan Kota Medan pada masa itu menjadi kota yang sangat diperhitungkan.

Dan Rico Wa'as? Ternyata, hingga kini, spesifikasi Rico Wa'as belum sebagai Walikota Medan. Tetapi lebih sebagai juru omon-omon.

Aku pernah menulis, bahwa memenangkan Pilkada pada 27 November 2024, itu sangat gampang sekali. Sebab, ini pilkada yang brutal. Punya sedikit duit, namun dikehendaki dan karenanya didukung penuh oleh 'ordal', maka jadilah sebagai pemenang. Tak perlu syarat-syarat tentang kualitas, integritas dan sejenisnya.

Namun, ketika seorang pemenang pilkada telah dilantik menjadi kepala daerah, maka mestilah dia berupaya menjadi pemimpin yang semestinya memiliki karakter, berkualitas dengan integritas yang seakan sudah teruji. Dan sosok pemimpin semacam itu, mesti pula didukung oleh kekuatan politik yang mumpuni.

Prihal sosok Rico Wa'as, warga Medan sangat faham bahwa sebelum menjadi calon Walikota Medan pada Pilkada Medan 2024, Rico Wa'as bukanlah sesiapa. Sebagai pengurus Nasdem Sumut dan kemanakan Ketum partai tersebut, Rico Wa'as hanya dikenal di kalangan terbatas saja di Medan. Dari jejak rekamnya, Rico Wa'as diketahui minim pengalaman berorganisasi, terutama di bidang politik dan pemerintahan. Panduan Kota & Daerah

Tentang rekam jejak Rico Wa'as yang sedemikian itu, pun posisi Nasdem yang masih kurang diperhitungkan di DPRD Medan, adalah dua aspek yang bisa menggambarkan tentang bagaimana spesifikasi dan kekuatan politis yang dimiliki Rico Wa'as. Apalagi, konon, kemunculan Rico Wa'as pada Pilkada Medan 2024 sesungguhnya cumalah 'calon pengganti', setelah 'calon unggulan' tidak dikehendaki oleh ordal.

Lalu, perolehan suara Rico Wa'as/Zaky Harahap pada Pilkada Medan 2024 pun kurang meyakinkan. Yakni meraih suara hanya sebanyak 297.498 suara. Jika dibandingkan dengan jumlah DPT Medan 2024 sebesar 1.799.421 pemilih, maka pemilih Kota Medan yang memilih Rico Wa'as/Zaky Harahap cumalah 16,54 persen. Atau jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Kota Medan 2024 sebanyak 2.539.829 jiwa, maka jumlah penduduk Kota Medan yang memilih Rico Wa'as/Zaky Harahap cumalah 11,71 persen. Dari fakta ini bisa dibaca, Rico Wa'as/Zaky Harahap menang menjadi Walikota/Wakil Walikota Medan priode 2025-2030 dengan tingkat legitimasi yang rendah.

Perolehan suara Rico Wa'as/Zaky Harahap pada Pilkada Medan 2024, juga menjadikan pasangan Walikota/Wakil Walikota Medan ini sebagai pasangan dengan perolehan suara terendah dibandingkan dengan lima pasangan Walikota/Wakil Walikota Medan sebelumnya. Yakni, Bobby Nasution/Aulia Rahman, Dzulmi Eldin/Akhyar Nasution, Rahudman Harahap/Dzulmi Eldin serta Abdillah/Ramli Lubis dan Abdillah/Maulana Pohan.

Apa boleh buat, Rico Wa'as mengemban amanah sebagai Walikota Medan selama sepuluh bulan ini dengan spesifikasi yang masih belum sesuai dengan kebutuhan Kota Medan, ditambah lagi dengan posisinya yang lemah secara politis.

Tapi, apapun itu, mari kita menatap ke depan. Anggap sajalah, waktu sepuluh bulan yang sudah dijalani Rico Wa'as sebagai Walikota Medan, adalah masa-masa dimana Rico Wa'as belajar menjadi Walikota. Ke depannya, masih ada waktu sekitar empat tahun dua bulan lagi, yang harus dijalani Rico Wa'as di dalam melayani warga Kota Medan yang telah berkenan membayar berbagai pajak dan retribusi untuk menggajinya sebagai Walikota Medan. Artinya, warga Kota Medan harus ikhlas jika waktu selama sepuluh bulan Rico Wa'as menjadi Walikota Medan, sepertinya menjadi terbuang sia-sia.

Maka, Rico Wa'as harus segera sadar diri : bahwa saat ini dia adalah Walikota Medan. Bukan lagi "Calon Walikota Medan" yang sedang berkampanye. Karenanya, kurangilah atau berhentilah omon-omon, apalagi jika isi omon-omonnya cuma sebatas narasi 'akan', 'kalau', 'jika' dan sejenisnya.

Kurangi bicara, banyak bekerja. Satukan kata dengan tindakan. Jabatan Walikota bukanlah jabatan yang harus banyak bicara. Kalaupun harus banyak bicara, mesti diimbangi dengan banyak bekerja.

Walikota Medan adalah pemimpin, pengambil keputusan, penentu kebijakan untuk kemashlahatan warga Kota Medan. Walikota bukan pekerja teknis administratif. Babak belur atau cemerlangnya Kota Medan, sangat tergantung dengan kepemimpinan Walikotanya.

Oh ya, saat memenangkan Pilkada Medan 2024, Rico Wa'as berpasangan bersama wakilnya, Zaky Harahap. Artinya, Rico Wa'as & Zaky Harahap adalah satu paket kepemimpinan yang diberi amanah untuk mengelola Kota Medan 2025-2030. Karenanya, pimpinlah Kota Medan secara bersama-sama, seiring sejalan. Kecuali Rico Wa'as dan Zaky Harahap memang sudah 'pekong' (pecah kongsi). Panduan Kota & Daerah

Satu hal penting, bahwa tingkat legitimasi Rico Wa'as sebagai Walikot Medan itu relatif sangat rendah. Yakni cuma 11,71 persen penduduk Kota Medan yang memilih Rico Wa'as/Zaky Harahap. Karenanya, Rico Wa'as harus mampu merangkul sebanyak mungkin warga Kota Medan, agar mau mendukung kepemimpinannya. Tanpa dukungan mayoritas dari warga Kota Medan, Rico Wa'as tetap tidak akan bisa berbuat banyak. Untuk itu, jadilah Walikota Medan yang rendah hati dan jangan merasa sok paling tahu, apalagi bersikap menggurui warga atau malah merasa lebih terhormat dari warga.

Tuntaskan hal-hal sederhana namun menjadi kebutuhan warga Kota. Misalnya, pelayanan administrasi yang cepat dan gratis, tumpukan sampah yang semakin gampang ditemui seusai banjir, badan jalan yang rusak terutama setelah banjir, parkir yang masih suka mengundang heboh, pedagang K5 yang meluber ke badan jalan, serta beberapa hal-hal sepele lainnya namun menyentuh kepentingan orang banyak.

Jika hal-hal sederhana namun berkaitan dengan hajat hidup banyak orang itu bisa diselesaikan, maka banyak pekerjaan besar yang tetap menunggu kemampuan Walikota Medan. Proyek-proyek ratusan miliar warisan walikota sebelumnya yang belum berfungsi maksimal atau berpotensi mangkrak, adalah sebuah tantangan yang harus segera dituntaskan.

Lalu, soal lainnya, misalnya mau tetap tampil modis dalam setiap kesempatan, ya monggo, silahkan saja, asalkan seimbang dengan hasil kerjanya.

Mangkanya…

------------------------------------

Penulis: Choking Susilo Sakeh, Jurnalis Utama, Warga Kota Medan.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Sumber
:
SHARE:
Tags
beritaTerkait
Memaknai Menjaga Nama Baik Negara
Catatan akhir tahun 2024, Program Prioritas 2025 Hendaknya Berbijak Pada Aspirasi Masyarakat
Urgensi Matra Siber dan Rapuhnya Insfrastruktur Keamanan Siber
Setujui RPJPD 2024-2045, Fraksi HPP Sampaikan Enam Catatan
komentar
beritaTerbaru