MEDAN | SUMUT24
Harga cabai merah di sejumlah pasar tradisional di Medan mengalami fluktuatif naik turun belakangan ini, padahal produksi cabai merah dikategorikan cukup.
Salah seorang pedagang sayur mayur yakni br Tarigan di Pusat Pasar Medan mengatakan, hari ini (Red-24/2), harga cabai merah Rp28.000 per kg, turun dibanding Senin (22/2) Rp36.000 per kg dan Sabtu (20/2) Rp41.000 per kg. “Harganya terus naik turun. Tiap hari berubah drastis,” kata br Tarigan.
Kalau harganya mahal karena tak terkadang tak masuk cabai dari luar daerah seperti cabai kotak dari Aceh dan Sumatera Barat. Jadi yang diperdagangkan hanya cabai produksi lokal. “Kalau cabe kotak dari Aceh dan Sumbar belum masuk maka harganya jadi mahal karena cabai lokal tak ada saingan,” ujarnya.
Sementara itu, kalau harga cabai murah, dapat dilihat dari banyaknya cabai kotak dua daerah itu masuk ke pasar-pasar di Medan.
Ibu Sakdiah, pedagang nasi di Jalan Brigjen Katamso Medan menyatakan bingung dengan harga sayur mayur, khususnya cabai merah dan bawang merah yang tidak stabil ini. Sebab untuk dagangan nasi lengkap dengan lauk pauknya, dia tidak mungkin menaikkan harga jualannya. “Harus sekali-sekali untung modal sajalah,” katanya.
Untuk bawang merah, menurut Sakdiah, juga sama dengan cabai merah. Harga bawang Rabu(24/2) Rp22.000 per kg, sedangkan Senin (22/2) harganya Rp36.000 per kg, bahkan Sabtu (20/2) mencapai Rp41.000 per kg. Harga tomat relatif stabil di posisi Rp10.000-Rp11.000 per kg.
Sekretaris Dinas Pertanian Sumatera Utara Hj Ichroni Hasibuan melalui Kasubbag Program Marino didampingi stafnya Mugiono mengatakan, produksi cabai merah cukup untuk kebutuhan masyarakat Sumut.
Dia menjelaskan, produksi cabai merah angka sementara (Asep) tahun 2015 (pemasukan data 75 persen) sebanyak 199.627 ton. Jumlah itu diperoleh dari tanam 12.684 hektar dan panen 15.462 hektar dengan produktivitas 129,11 kwintal per hektar. Produksi terbanyak dari daerah Simalungun 51.208 ton, Karo 48.860 ton, Batubara 36.612 ton, Taput 17.781 ton dan Dairi 13.024 ton.(nis)