Hadapi MEA BPOM Intensifkan Pengawasan

MEDAN | SUMUT24
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Medan menghadapi MEA 2016 akan lebih mengintensifkan pengawasan pengawasan terhadap produk-produk yang beredar terutama dari luar negeri yang masuk ke Medan.
Kepala BPOM Medan, Drs.M.Ali Bata Harahap mengatakan, produk makanan dan minuman diperkirakan akan membanjiri pasar MEA. Dia mengatakan, pihaknya telah menyiapkan beberapa langkah diantaranya, menggunakan metode pengawasan terhadap penggunaan zat tambahan untuk pangan, baik itu zat pengawet dan sebagainya.

Selanjutnya melakukan penyaringan terhadap produk yang benar-benar aman dikonsumsi. Dan juga memeriksa daftar izin produk yang akan masuk ke Indonesia terutama di Medan.

“Banyak persepsi yang salah di mata masyarakat, bahwa pasar bebas bukan berarti bisa sembarangan produk masuk ke sini.Produk-produk tersebut seperti kosmetik, obat maupun makanan harus terdaftar dahulu di BPOM,” katanya, Jumat (8/1).

Ali Bata menambahkan, regulasi ketat tetap diberikan untuk izin produk luar negeri. Disamping sudah mendapat izin edar, pengawasan terhadap mutunya tetap dilakukan dan menjadi tanggung jawab penuh BPOM.

” Sebenarnya ada atau tidaknya MEA ini, BPOM tetap melakukan pengawasan dan penertiban terhadap produk-produk yang beredar, MEA ini bukan menjadi beban dan buat kerjaan kami semakin bertambah, ini sudah merupakan kewajiban dan tugas dari kami, untuk selalu mengawasi dan menindak produk-produk ilegal dan berbahaya yang ada di tengah-tengah masyarakat,”ujarnya.

Sementara itu, ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sumut, Abu Bakar Sidik menghawatirkan produk-produk ilegal dari luar semakin banyak membanjiri Sumut terkait MEA 2016 ini.

Hal ini kata Abu Bakar dikarenakan sebelum MEA ada, masih banyak ditemukan produk-produk ilegal di Sumut terutama di Medan. Ini menunjukkan ketidaksiapan serta ketidakmampuan intansi terkait untuk memberantas dan menghentikan peredaran produk-produk ilegal tersebut.

“Ini akan menimbulkan kekhawatiran, karena bisa saja ada tangan-tangan jahil seperti produsen yang nakal bertumbuhan mengedarkan produk-produk ilegal. Yang mengaku produknya dari luar negeri padahal dari dalam negeri sendiri, itu bisa saja terjadi nantinya jika pengawasan kurang,” kata Abu Bakar.

Abu Bakar juga menghimbau dalam menghadapi MEA 2016 ini, konsulat Indonesia di negara-negara ASEAN turut serta membantu dan melakukan pengawasan terhadap produk-produk yang beredar masuk ke Indonesia begitu juga sebaliknya.
“Penipuan juga rentan terjadi di MEA nanti, seperti jumlah kemasan yang akan dikirim tidak sesuai dengan data yang dilaporkan, makanya perlu adanya kerjasama yang lebih antara dinas-dinas terkait yang membidangi hal ini, termasuk para konsulat kita di luar,” pungkasnya. (nis)