Pengalaman Religi, Karomah Tuan Syekh Abdul Wahab Lubis

Catatan : Ali Sati Nasution.

PENGALAMAN rohani itu terjadi sekitar tahun 1999 setelah sekitar 8-9 tahun Syekh Haji Abdul Wahab Lubis wafat, (1914 M-1991 M). Tujuan dari Medan ke Muara Mais Jambur ketika itu hendak ziarah ke makamnya,semacam wisata religius begitu.

Sebelum menuju makam, terlebih dahulu sowan ke putranya Syekh Mawardi Lubis yang mendiami rumah lama, minta izin ziarah ke makam Syekh yang kharismatik itu. Dalam pertemuan singkat dengan Mawardi, cuma satu yang dipesankan beliau kepada penulis yakni “mengekalkan wudhu”.

Berjalan seorang diri dari rumah lama menuju makam,seolah ada maknit tersendiri. Ada penga-laman masa lalu sekitar tahun 1982 an ketika penulis memfoto Tuan Syekh dengan sekitar 5-6 jepretan.Ketika dicetak di studio Abang Adek pusat Pasar Panyabungan,mudah-mudahan satu lembarpun tidak ada yang jadi.

Singkat cerita setelah sampai di makam, maksud hati membaca Surat Yazin, lalu diambil dari tas warna hitam.Nanun Astaqfurullah, kaca mata yang satu tempat dengan buku Yazin tidak ada. Sedangkan tulisan di buku Yazin sangat kecil, tidak bisa dibaca dengan mata telanjang.

Sekakali lagi Astaqfirullahazim, ini dengan hati yang ikhkas hendak bersedekah kepada Syekh Abdul Wahab Lubis.Alhamdulillah di makam itu bacaan surat Yazin dapat dikhatamkan.Berkat pertolongan Allah.

Selesai ziarah kubur, singgah lagi di rumah lama untuk mengambil kaca mata yang tertinggal di sudut ruangan. Dalam perjalanan dari Muaramais Jambur mengendarai mobil, setelah sampai di Laru rumah makan yang sekarang baru sadar.Timbul tanda tanya apakah mata sudah bagus, sebab barusan selama di makam Tuan Syekh Abdul Wahab Lubis lancar membaca Yazin,tanpa menggunakan kacamata.

Berhenti di tempat itu, dicoba kembali membaca surat Yazin, ternyata tidak bisa apabila tidak pakai kacamata, sekali lagi Astaqfirullahaazim,rupanya ditunjukkan Allah Karomah Tuan Syekh Abdul Wahab Lubis/Tuan Muaramais.

Terakhir bertemu dengan Tuan Syekh secara fisik antara 1983-1984,ketika disuruh orangtua untuk suatu urusan Wallahuaklam bi’sawab.***