Kejari Labuhandeli Geledah Kantor Kemenag Deliserdang: Dugaan Korupsi Dana BOS Menguak Aroma Busuk di Dunia Pendidikan
Kejari Labuhandeli Geledah Kantor Kemenag Deliserdang Dugaan Korupsi Dana BOS Menguak Aroma Busuk di Dunia Pendidikan
kota
Baca Juga:Pekanbaru | Sumut24.coKomisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) di Provinsi Riau. Kali ini, yang diamankan adalah Gubernur Riau Abdul Wahid, sosok yang sebelumnya dikenal sebagai figur religius dan dekat dengan kalangan ulama, Senin 3 November 2025.
Penjemputan dilakukan sekitar pukul 13.00 WIB di kantor Dinas PUPR Riau, Pekanbaru. Beberapa pejabat dinas turut diamankan bersama Wahid. Dari informasi awal yang dihimpun, kasus ini diduga terkait pengaturan proyek infrastruktur yang menggunakan dana APBD provinsi.
"Benar, ada kegiatan tangkap tangan di Riau. Sejumlah pihak sudah diamankan untuk dimintai keterangan," kata sumber internal KPK yang enggan disebutkan namanya.
Abdul Wahid sebelumnya dikenal sebagai figur muda yang meniti karier politik dari bawah. Lahir di Belaras, Indragiri Hilir, ia menempuh pendidikan di sekolah-sekolah agama, menamatkan studi di UIN Sultan Syarif Kasim Riau, dan meraih gelar Magister Sains dari Universitas Riau.
Karier politiknya berkembang pesat: mulai dari DPRD Riau, DPR RI, hingga akhirnya terpilih sebagai Gubernur Riau. Dalam kampanye, Wahid menekankan transparansi anggaran dan reformasi birokrasi. Namun kini, dua kata itu kembali disebut—bukan dalam janji kampanye, melainkan dalam dugaan pelanggaran.
---
Dukungan Ulama dan Partai Besar
Yang membuat publik kian terkejut adalah keterlibatan Ustaz Abdul Somad (UAS) dalam perjalanan politik Wahid. Pada 25 September 2024, di Hotel Aryaduta Pekanbaru, UAS menandatangani 16 poin komitmen politik bersama Wahid dan wakilnya, SF Hariyanto. Dukungan tersebut sempat disebut-sebut sebagai "koalisi moral" untuk membawa Riau ke arah pemerintahan yang bersih dan berintegritas.
Koalisi partai pengusung Wahid pun besar—PKB, PDIP, dan NasDem—mewakili gabungan antara kekuatan Islam dan nasionalis. Kini, tiga partai itu harus ikut menanggung beban politik atas penangkapan sang gubernur.
Publik Menyentil: "Marwahnya di Mana?"
Media sosial langsung dipenuhi komentar warganet. Sebagian menyayangkan, sebagian sinis. Banyak yang mempertanyakan bagaimana sosok yang selama ini tampil religius dan sederhana bisa tersangkut kasus korupsi.
"Riau ini seperti tidak belajar dari sejarah," tulis salah satu pengguna X. "Setiap pemimpin datang dengan janji bersih, tapi berakhir di KPK."
Kejari Labuhandeli Geledah Kantor Kemenag Deliserdang Dugaan Korupsi Dana BOS Menguak Aroma Busuk di Dunia Pendidikan
kota
Ketua MPC PP Kota Medan Muhammad Rahmaddian Shah SH.MH Siap Bersinergi dengan Kapolrestabes Medan Wujudkan Kamtibmas
kota
Bupati Simalungun Hadiri FEKDI 2025 Komitmen Daerah dalam Akselerasi Ekonomi Digital Nasional
kota
Medan Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke64, Bank Sumut menggelar berbagai kegiatan sosial sebagai wujud kepedulian ter
News
Penyerahan Perdana MBG di SMP Negeri 2 Gunung Talang Oleh Bupati Solok Diwakili Sekretaris Daerah Medison
kota
Pemkab Solok Gelar Rapat Pembahasan Air Bersih dan Kerjasama Pemanfaatan Sumber Air oleh Perumda Air Minum Tirta Solok Nan Indah
kota
JNE Raih Penghargaan Best Chief Marketing Officer (CMO) Award 2025
kota
Pengelolaan Posyandu Tingkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat
kota
Plt. Kadis Kominfostan Deli Serdang Dukung Literasi Digital Anak, Untuk Menurunkan Tingkat Hoax dan Cyber Bully
kota
Bupati Bersama Anggota DPR RI Dan DPRD Pakpak Bharat Panen Cabai Merah
kota