May Day Ricuh, 25 Buruh Diamankan

MEDAN | SUMUT24

Perayaan Hari Buruh sedunia (May Day) di Kota Medan diwarnai kericuhan
dari dua kelompok buruh, Minggu (1/5). Polresta Medan mengamankan 25 buruh sekaligus membubarkan paksa aksi demonstrasi buruh yang tergabung di Aliansi Buruh Bersatu Menggugat di depan Gelanggang Remaja, Jalan Sutomo, Minggu (1/5).

Kapolresta Medan, Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Mardiaz Kusin Dwihananto mengatakan, dalam surat pemberitahuan kaum buruh Aliansi Buruh Bersatu Menggugat melakukan aksi demonstrasi di Lapangan Merdeka.

“Namun, mereka datang ke Gelanggang Remaja. Sedangkan di sini, sudah ada buruh yang buat acara. Guna menghindari bentrok, kami melarang adanya demo tandingan. Tadi ada 15 orang yang kami amankan ke Polresta,” ujarnya di lokasi.

Dia menambahkan, meskipun tidak sedikit elemen buruh menggelar demonstrasi di beberapa titik di Kota Medan. Tapi, situasi Kota Medan kondusif dan aman.

“Kota Medan masih kondusif, dan aman. Demonstrasi buruh berjalan lancar pada kegiatan May Day. Tadi satu orang buruh yang lemas sudah dibawa ke Rumah Sakit Pirngadi, Medan,” Mardiaz Kusin Dwihanant.

Namun, ketika kelompok ABBM sedang berorasi, massa berjumlah seratusan
orang keluar dari gelanggang remaja itu. Diduga merasa tidak senang
dengan kedatangan ABBM, GAPBSI lalu menemui 50 orang yang tengah
berorasi itu, agar meredakan aksinya.

Melihat itu, seluruh petugas kepolisian yang melakukan penjagaan
terpaksa mengamankan belasan orang yang dianggap provokasi. Tidak
hanya itu, akibat keributan itu, seorang wanita bernama Hilda dari
kelompok ABBN jatuh pingsan.

Humas ABBN Syahfrudin Ali mengaku menyesal dengan tindakan massa buruh
yang mencoba membubarkan mereka. “Kita sangat menyesalkan, kita juga
memperjuangkan buruh, tapi cara kita berbeda. Kita juga menyesalkan
mereka (GAPBSI) yang tidak menghormati kita,” kesalnya.

Lanjut dia mengatakan, tujuan kedatangan ABBN ke depan gelanggang
remaja untuk menyampaikan pesan tentang tuntutan massa yakni cabut
peraturan pemerintah No 78 tahun 2015 tentang pengupahan.

Pantauan wartawan, dalam perayaan May Day, Minggu kemarin kendati
diwarnai kericuhan, namun situasi kota Medan terbilang kondusif. Arus
lalu lintas di sejumlah ruas jalan terlihat lebih lengang daripada
hari biasanya seperti di Jalan T Amir Hamzah, Jalan Gaharu, Jalan SM
Raja, Jalan Pemuda, Jalan Kesawan, Jalan Perintis Kemerdekaan dan
lainnya.

Adapun buruh yang diamakan Polisi kemarin sekira pukul 14.00 wib dari
Gelanggang Remaja Medan masing-masing 10 orang dari Serikat Buruh Sosial Demokrat. Ada 6 orang dari Gerakan Mahasiswa Nasional Unimed/GMNU. Ada 3 orang dari Kelompok Komiks Revolusi Agraria, 2 orang dari Persatuan Pedagang Buku Bekas Lapangan Merdeka, 2 orang dari Serikat Pekerja Tally Pelabuhan, 1 orang dari Kelompok Demokrasi Untuk Negeri Indonesia dan 1 warga Masyarakat (tanpa kelompok).

Terhadap yg diamankan tersebut sudah dilakukan pemotretan dan saat ini
sdg dilakukan pemeriksaan oleh masing-masing unit.
Hubungan Baik Pekerja dan Pengusaha

Kondusif Investor Masuk

Sementara itu, kondusifnya Mayday di Sumut diyakini bisa akan meningkatkan daya tarik daerah itu sebagai tempat investasi. Dengan banyak investasi, maka tiga unsur itu yakni pekerja, pengusaha dan pemerintah diuntungkan.

Ketua Apindo Sumut, Parlindungan Purba mengatakan, pengusaha anggota Apindo juga semakin menyadari bahwa pekerja adalah aset. Untuk itu, kata dia, pengusaha juga tidak menginginkan ada gejolak pekerja di dalam usahanya sehingga semua hak buruh dipenuhi.

Dalam era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pengusaha juga menyadari perlunya hubungan yang baik antara pengusaha, pekerja dan pemerintah untuk bisa memenangkan persaingan yang semakin ketat.

Dengan masih banyaknya kekurangan infrastruktur dan birokrasi yang masih ada sebenarnya pengusaha juga masih khawatir di era MEA yang sudah mulai berjalan.

Pekerja semakin mendapatkan kesempatan kerja, pengusaha bisa semakin berpeluang berusaha dan pemerintah mendapatkan pendapatan dan berkurang beban untuk menekan angka kemiskinan dan pengangguran.

Ketua Serikat Buruh Seluruh Indonesia (SBSI) 1992 Sumut, Bambang Hermanto, mengatakan, pekerja memang semakin menyadari perlunya sikap yang dewasa dalam menyampaikan aspirasi.

Menurut dia, sebenarnya memang masih banyak permasalahan mendasar yang dihadapi pekerja. Mulai dari sistem pekerja “outsourching’ dimana status itu dimanfaatkan pengusaha mengabaikan hak-hak pekerja.

“Pekerja tetap berharap pemerintah dan Apindo memperhatikan dan memenuhi hak-hak pekerja,” katanya Minggu (1/5).

AJI Minta Kesejahteraan Jurnalis

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Medan menuntut pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan bagi para jurnalis dan pekerja media. AJI menyerukan kepada pemerintah agar segera mewujudkan upah sektoral pekerja media.

“Masih banyak para jurnalis saat ini yang status bekerjanya tidak jelas di perusahaan media tempat mereka bekerja,” kata Ketua AJI Medan, Agoes Pedana saat menggelar aksi dalam rangka peringatan May Day di Kantor Gubsu, Jalan Diponegoro, Minggu (1/5).

Dalam aksinya, AJI Medan menyerukan beberapa pesan yang berkaitan dengan kesejahteraan jurnalis dan pekerja media. Permasalahan gaji di bawah UMK dan tidak ada jaminan sosial juga kerap dialami oleh para jurnalis. (W02/W05/W04/W05/W011)