LANGKAT | SUMUT24
Pihak keluarga mendesak polisi untuk mengungkap kematian Liana Br Surbakti (33) pada 25 Pebruari 2016 lalu di roko (rumah toko) kontrakannya di jalan Sudirman Simpang Bupati Stabat, keras dugaan meninggalnya Liana akibat dianiaya ole TM yang katanya suaminya.
Menurut jiran tetangga sebelum meningal mereka sering bertengkar, bahkan sering mendengar Liana berteriak minta tolong karena diduga dianiaya oleh suaminya.
Menurut pihak keluarga yang enggan disebutkan namanya menyampaikan kepada SUMUT24, Minggu (6/3) di Stabat berdasarkan hasil visum et repertum dari RSUD Djoelham Binjai yang ditandatangani oleh dr Asan Petrus MKed (for) SpF, terdapat tanda-tanda kematian lembam pada leher bagian belakang, punggung, pinggang, tungkai atas bagian belakang yang hilang pada penekanan.
Indentifikasi khusus dijumpai bekas luka pada tungkai atas kanan, warna coklat permukaan rata dengan ukuran panjang 5 cm. Tidak dijumpai tanda-tanda kekerasan patah tulang. Kesimpulan, dari hasil pemeriksaan luar dijumpai luka sayat akibat ruda paksa tajam dan luka memar akibat ruda paksa tumpul.
Oleh karena itu pihak keluarga mendesak polisi segera mengusut atas kematian Liana Br Surbakti yang diduga keras dianiaya oleh TM. “Kalau TM itu katanya suaminya dibantah oleh pihak keluarga Liana (Alm), Karena sampai Liana meningal ini pihak keluarga belum menerima kabar kalau Liana sudah menikah lagi sejak bercerai dengan suaminya Herianto Ginting pada tahun 2011,” ujarnya.
Liana dengan Herianto Ginting dikaruniai anak satu laki-laki yang sekarang tinggal bersama neneknya/orang tua Herianto di Pancur batu. Kami keluarga sempat pernah kehilangan kontak dengan Liana selama dua tahun. Sedangkan TM penduduk Desa Mekar Jaya Kecamatan Sei Bingai masih punya istri punya anak satu perempuan. “Liana itu diduga kumpul kebo dengan TM, karena sampai meninggalnya Liana TM belum pernah memberitahukan kepada kami pihak keluarga bahwa mereka sudah menikah,” ungkap pihak keluarga Liana.(wit)
