Jumat, 06 Juni 2025

Komisi C Panggil Wali Kota Medan Bahas Kebakaran Aksara Plaza

Administrator - Kamis, 14 Juli 2016 08:54 WIB
Komisi C Panggil Wali Kota Medan Bahas Kebakaran Aksara Plaza

MEDAN|SUMUT24 Kebakaran Pasar Aksara dan Buana Plaza Medan, Selasa kemarin hingga Rabu (13/7) yang kobaran apinya masih menyala, menjadi pelajaran sangat berharga bagi Pemko Medan, khususnya Wali Kota Medan Drs. HT Dzulmi Eldin S,MSi.

Baca Juga:

Apalagi dalam dua tahun terakhir ini saja, tercat sudah dua kali terjadi kebakaran plaza dan pusat perbelanjaan yakni, Medan Plaza di Jalan Iskandar Muda dan kemarin Aksara Plaza di Jalan Aksara/HM Yamin SH.

Ratusan pedagang yang menjadi korban kebakaran di Pasar Aksara Medan dan banyak pihak berharap Eldin sebagai Wali Kota Medan serius dan sangat peduli terhadap kenyamanan serta kemanan para pedagang dalam berusaha dan mencari makan.

“Bila masih terjadi kebakaran pusat perbelanjaan dan pasar tradisional di Medan, itu sama artinya Wali Kota Medan Drs. HT Dzulmi Eldin S,MSi, tidak peduli dengan masa depan pedagang dan membiarkan pengangguran bertambah banyak. Sebab, dengan kebakaran Pasar Aksara kemarin, berarti jumlah pengangguran semakin banyak di Kota Medan. Karena ada ribuan orang (tenaga kerja) jadi kehilangan pekerjaannya,” ujar beberapa pedagang korban kebakaran Aksara Plaza yang ditemui SUMUT24, Rabu (13/7) di lokasi kejadian.

Komisi C Panggil Wali Kota Medan

Sementara itu, Ketua Komisi C DPRD Kota Medan, Anton Panggabean mengaku akan memanggil Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin dan Kepala Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran (P2K) Kota Medan, M Tampubolon terkait insiden kebakaran Plaza Ramayana Aksara dan Pasar Aksara Medan.

Anton mengatakan, Eldin dipanggil untuk mencari solusi kedepan pasca kebakaran. “Kita nanti akan undang Wali Kota, menanyakan apakah ada lahan kosong atau tidak. Tadi kami sudah menampung aspirasi pedagang yang rata-rata butuh tempat baru,” kata Anton saat berkunjung ke lokasi kebakaran bersama pimpinan DPRD Medan diantaranya Iswanda Nanda Ramli dan Ikhwan Ritonga, Rabu (13/4).

Anton menjelaskan, jika persoalan ini dibiarkan berlarut-larut, tentu banyak pedagang yang akan merugi. Apalagi, mata pencarian pedagang hanya sebatas menjual baju dan kain.

“Berapa ratus warga ini yang mau dihidupi. Kalau dibiarkan, tentu sangat disayangkan,” ungkap Anton sembari mengelilingi Pasar Aksara.

Ia mengatakan, selain membahas lapak dan tempat baru, Komisi C juga akan bertanya kepada tim pemadam kenapa begitu lama menjinakkan api. Mereka ingin mendengar apa alasan Dinas P2K.

“Saya kira, perlu kita tahu kenapa pemadaman begitu lama. Apakah ada kendala atau bagaimana,” ujarnya. Pemko Siapkan Lapak Penampungan Pedagang Gratis

Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin, melakukan sidak ke lokasi kejadian kebakaran Aksara Plaza bersama sejumlah SKPD Pemerintahan Kota Medan, Rabu (13/7) dan berjanji menyediakan lapak penampungan untuk para pedagang kios dan barang dagangannya yang ludes terbakar secara gratis.

“Pemerintah Kota Medan Medan sementara ini telah menyediakan lapak penampungan pedagang secara gratis untuk berdagang. Hari ini kita bersama SKPD Kota Medan melakukan peninjauan langsung ke lokasi kejadian kebakaran yang menimpa Aksara Plaza. Di sini saya mengucapkan rasa prihatin kepada seluruh pedagang yang kiosnya hangus terbakar,” ungkap, Eldin.

Namun, Pemko tetap merangkul pedagang dan meyediakan lapak penampungan sementara secara gratis dan tidak jauh dari lokasi kejadian guna melanjutkan aktivitas berjualan.

Pemko juga akan melakukan kordinasi kepada pihak manajeman Buana Plaza terkait nasib karyawan yang kehilangan pekerjaannya untuk mendiskusikan nantinya.

“Gedung Aksara ini tidak layak lagi untuk direnovasi, karena sudah hampir berjam-jam terbakar dan itu tidak mungkin lagi direnovasi. Pemko Medan akan terus melakukan kordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti kepolisian, BPBD dan SKPD untuk mengatasi masalah kebakaran Aksara Plaza ini,” tutupnya.

Wakil Wali Kota Medan, Akhyar Nasution, menyebutkan, pasca kebakaran Pasar Aksara, Selasa (12/7) kemarin, Pemko Medan langsung menggelar rapat tertutup hari ini.

Dari rapat tersebut menyimpulkan, pedagang Pasar Aksara yang menjadi korban akan direlokasi ke tempat yang masih belum ditentukan. Namun, hasil rapat menyepakati, tindakan utama Pemko Medan adalah menyelamatkan masa depan pedagang terlebih dahulu.

“Assisten Pembangunan sudah hunting lokasi pemindahan untuk menguji kelayakan,” ungkapnya yang ditemui usai menggelar rapat di Kantor Kota, Jalan Kapten Maulana Lubis, Rabu (13/7).

Jika pedagang memilih bertahan di lokasi kebakaran untuk menggelar lapaknya, menurut politisi PDI Perjuangan ini, bukan keputusan yang tepat. Sebab gedung Aksara Buana Plaza sudah cukup lama terbakar. Di samping itu, bangunan yang menampung 700-an kios pedagang ini sudah cukup tua.

“Kita juga akan pertimbangkan keinginan mereka. Tapi permintaan itu sangat beresiko. Intinya, Pak Wali meminta jajarannya fokus pada pedagang terlebih dahulu,” sambungnya.

Lebih lanjut ditambahkannya, Pemko Medan meminta pedagang untuk bersabar soal penempatan lapak sementara. Dalam waktu dua hari ke ydepan, lokasi relokasi sudah dapat ditentukan, tinggal menunggu instruksi pemindahan dari Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin.

“Kita masih fokus pada pedagang. Belum melebar ke mana-mana,” tukasnya ketika ditanya soal wacana pembangunan gedung baru di lokasi yang sama. Pedagang Terpaksa Cari Lokasi Berjualan

Sementara itu dari beberapa pedagang Pasar Aksara mengaku pasrah dengan kebabaran tersebut. “Kita tak mungkin bisa menunggu berlama-lama untuk kembali menempati Pasar Aksara yang sudah terbakar ini dan bangunannya sudah hancur semua. Dan mustahil dalam waktu dekat dibangun kembali. Untuk menunggu lokasi baru yang akan dicarikan oleh pihak PD Pasar Medan itu terlalu lama. Kami harus berjualan cepat dan butuh uang,” ujar Sakdiyah salah satu pedagang yang menjadi korban kebakaran Pasar Aksara.

Sakdiyah mengaku dirinya dan beberapa pedagang lainnya terpaksa mencari alternatif untuk cepat bisa berjualan kembali, meski harus mengeluarkan uang yang cukup besar, yakni menyewa kios atau stand (lapak) yang sudah ada di sekitar Terminan Jalan Pancing Medang atau depan seberang jalan Pasar Aksara Medan.

Dikatakan Sakdiyah, pihak pegelola kios dan stand itu mematok harga sewa untuk kios Rp 6 juta dan sewa stand (lapak) Rp 4 juta per lapak. “Uangnya harus diserahkan hari ini juga, kalau besok, kita tak dapat kios atau lapak lagi, karena pihak pengelola langsung menyewakannya kepada orang lain yang berminat. “Saya terpaksa mengambil uang tabungan buat sewa stand Rp 4 juta dengan pembayaran diawal (DP) Rp 2 juta dan 6 bulan kedepan dilunasi lagi sisanya Rp 2 juta lagi.

“Biarlah keluar uang banyak yang penting bisa berjualan kembali. Kan sebentar lagi mau lebaran idul adha, pasti butuh uang dan lokasi berjualan,” aku Sakdiyah. Pedagang Hp Aksara Minta Ganti Rugi

Sementara itu, dua orang pemilik toko penjual handphone dan aksesorisnya di lantai 4 Buana Plaza meminta agar pihak Pemko Medan, Buana Plaza serta Ramayana Plaza memberikan ganti kerugian yang mereka alami, akibat terbakar, Selasa (12/7) kemarin.

Rini (28), warga Bandar Khalifah Medan Tembung, salah seorang pemilik toko handphone itu, kepada SUMUT24 mengaku kalau selama ini dirinya membayar uang kontrak toko sebesar Rp 2,8 juta perbulanya kepada pihak Ramayana. “Uang itu setiap bulan saya transfer bang kerekening mereka,” ujarnya.

Selama lebih dari 5 tahun berdagang handphone, Rini mengaku akibat kebakaran tersebut dirinya mengalami kerugian kurang lebih Rp 20-30 juta.

“Kami minta ganti rugi bang, kalau menunggu dibangun gedungnya lagi, mau berapa lama kami nganggur,” sebutnya.

Hal senada juga dikatakan oleh Elis (30), yang mengaku tinggal di Jalan Wiliem Iskandar atau jalan pancing Medan.

Saat ditemui SUMUT24, ketika dirinya menyaksikan sisa-sisa kebakaran tempatnya mencari nafkah selama ini, Elis mengaku kalau akibat kebakaran itu menderita kerugian hingga Rp 50 Juta.

“Selain uang kontan Rp 2 juta di toko, handphone yang ada di toko saya juga habis semua bang. Kalau kerugian sekitar Rp 50 Juta lah bang,” sebutnya.

Dikatakannya, saat peristiwa kebakaran itu terjadi, toko yang disewanya dari Buana Plaza sebesar Rp 2,5 Juta perbulan itu sedang dijaga oleh adiknya, Ayu (21).

Senada denan Rini, Elis juga tidak tahu apakah tokonya tersebut diasuransikan oleh pihak Buana Plaza atau tidak. “Saya minta agar kerugian yang kami alami diganti bang,” tegasnya.

Disnakertrans Sumut Ancam Manajemen Ramayana

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sumatera Utara hingga kini belum menerima laporan pengaduan dari karyawan yang terancam pemberhentian kerja, akibat terbakarnya gedung Ramayana Aksara Medan. Seperti yang diketahui, Gedung Manajemen Ramayana mempunyai ratusan karyawan yang diperkerjakan. Dan hingga saat ini, belum ada kepastian keputusan tentang nasib para pekerja Ramayana.

Kepala Bidang Saker Disnakertrans Sumatera Utara, Mukmin mengaku, belum adanya pelaporan dari pihak karyawan yang mengadukan tentang pemberhentian atau pemindahan ke gedung Ramayana lainnya yang ada di Sumatera Utara.

“Kita belum bisa bertindak karena belum ada karyawan melaporkan. Jika ada pasti kita tindak lanjuti, dan bila pihak manajemen Ramayana melalaikan kewajibannya, kita pasti bertindak,” kata Mukmin, Rabu (13/7).

Namun, Mukmin mengatakan, pihak manajemen Ramayana juga belum memberikan pernyataan tentang bangunan yang telah disewa kepada pihak Pemko Medan. “Kita masih menunggu, saya berharap pihak manajemen Ramayana tidak mem PHK karyawannya, namun dapat dipindahkan ke gedung Ramayana lainnya yang ada di Sumut,” ujarnya.

Selama ini, Mukmin mengatakan pihak perusahaan yang gulung tikar, atau dampak kebakaran gedung dan sebagainya, selalu diselesaikan dengan baik dan secara hukum. “Jika ada perusahaan yang melakukan kesewenangan kepada karyawannya, kita pasti bertindak sesuai aturan Disnakertrans,” ujarnya.

Mukmin juga menegaskan, jika pihaknya menerima laporan pengaduan, maka akan ditindak lanjuti dan dimediasi sehingga pekerja mendapatkan hak nya kembali. “Hak karyawan harus diberikan dari tempat mereka bekerja, jadi jika manajemen Ramayana tidak melakukan hal yang seharusnya diberikan, kita pasti berindak,” pungkasnya. Antisipasi Penumpukan Puing Kebakaran

Pasca terbakarnya gedung Ramayanan Plaza dan Pasar Aksara, Selasa (12/7) siang hingga meluluhlantakan ratusan kios pedagang dan kerugian materi dialami pedagang ditaksir hingga miliaran, Pemerintah Kecamatan Percut Seituan tetap melakukan atisipasi.

“Pasca terbakarnya gedung Aksara Plaza dan Pasar Aksara hingga luluhlantak, tentunya meninggalkan puing dari sisa bangunan gedung. Karena itu, kita tetap melakukan antisipasi terhadap penumpukan sisa puing bangunan,” kata Kasi Kebersihan Kecamatan Percut Seituan, Drs Nasib Solichin, MAP, Rabu (13/7).

Solichin menjelaskan, antisipasi dilakukan pihaknya dengan melakukan pengawasan terhadap pembuangan sampah dari sisa puing bangunan yang masuk diwilayah toritorial Kecamatan Percut Seituan.

“Bukan kita tidak perihatin atas musibah tersebut. Namun, jika sisa bekas puing bangunan ditumpuk dengan cara dibuang masuk diwilayah kita (Percut Seituan-red) tentu akan merepotkan. Intinya, PD Pasar Medan dan Kecamatan Percut Seituan saling kordinasi,” jelasnya.

Sejauh ini lanjut Nasib Solichin, “pasca terjadinya kebakaran, Pemerintah Kecamatan Percut Seituan, khususnya Dinas Kebersihan tetap memantau perkembangannya,” pungkasnya. (R02/R03/W01/W02/W04))

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
SHARE:
beritaTerkait
Warga Tangkap Pelaku Penembakan M. Idris Nasution, Kinerja Polsek Medan Tembung Dipertanyakan
Gubernur Sumut Bobby Nasution dan Wagub Surya Salat Iduladha 1446 Hijriah Bersama Ribuan Masyarakat Deliserdang
Maknai Iduladha, Rico Waas: Momentum untuk Meningkatkan Ketaqwaan, Keikhlasan dan Peduli Sesama
Dipimpin Presiden RI Prabowo Subianto, Bupati Solok Ikuti Panen Raya Nasional Jagung Serentak Kuartal II Tahun 2025 secara Daring
Wabup Solok Hadiri Rapat Lanjutan Trase Jalan Air Dingin. Mencari Solusi untuk Jalan yang Lebih Aman
PSBD akan Digelar, FORKALA Audiensi ke Bupati Asahan
komentar
beritaTerbaru