Minggu, 03 Agustus 2025

Warga Batubara Sambut Puasa Tradisi Punggahan

Administrator - Selasa, 15 Mei 2018 07:32 WIB
Warga Batubara Sambut Puasa Tradisi Punggahan

LIMA PULUH I SUMUT24.co Tradisi punggahan atau motong merupakan tradisi bagi sebagian masyarakat Batubara khususnya masyarakat pesisir dalam menyambut bulan suci ramadhan. Motong biasanya hewan ternak jenis kerbau/lembu yang dilaksanakan mulai 3 – 2 hari sebelum 1 Ramadhan.

Baca Juga:

“Ini merupakan tradisi warga Batubara khusunya wilayah pesisir. Tradisi ini sudah dimulai sejak tahun 1785 oleh datuk pesisir pertama Abdul Djalil,” kata salah seorang tokoh masyarakat Batubara, M Azim saat ditemui di Pasar Desa Simpang Dolok Kecamatan Lima Puluh, Selasa (15/5).

Dikatakan, sampai saat ini tradisi itu masih terus dilestarikan warga Batubara. Setiap tahunnya dibeberapa lokasi yang melakukan pemotongan lembu/kerbau dan diperjualbelikan dipasar yang diserbu warga tempatan. Lokasi pasar penjualan antara lain Simpang Sianam Kecamatan Lima Puluh, Simpang Dolok Kecamatan Lima Puluh, Ujung Kubu Kecamatan Tanjung Tiram, Kuala Kasim Kecamatan Sei Balai, Tanjung Tiram dan Pagurawan Kecamatan Medang Deras.

“Tradisi potong hewan setiap menyambut bulan puasa ini masih bertahan. Hari pertama potong hewan dilaksanakan di Desa Guntung, Simpang Sianam dan Desa Dahari Selebar Kecamatan Talawi sebanyak 36 ekor Kerbau ,” ujarnya. Tradisi motong hewan ternak jenis lembu dan kerbau dalam menyambut bulan suci ramadhan membuat konsumsi daging di Batubara meningkat. Beberapa tempat/lokasi pasar Batubara dibanjiri pedagang daging dadakan/musiman.

Salah seorang pedagang daging Wakno di Kecamatan Lima Puluh mengaku dapat menjual 2-3 ekor daging lembu dalam 1 hari.

“Uda sejak hari minggu aku jualan, hari minggu itu aku motong 2 ekor, kemarin 2 ekor lagi dan hari ini 2 ekor lagi. Biasanya pagi ku potong siang uda habis. Harga perkilo 110-130 ribu,” katanya. Iwan warga Kecamatan Tanjung Tiram mengatakan, konsusmsi daging ketika menyambut ramadhan sudah menjadi tradisi keluarganya sejak zaman dahulu/turun menurun. Ada istilah bagi sebagian masyarakat Batubara, apabila puasa pertama tidak mengkonsusmsi daging, tidak lengkap rasanya dalam menyambut puasa.

“Kami sudah turun menurun dari nenek moyang kami, setiap mau masuk bulan puasa harus makan daging. Minimal setengah kilo pun jadilah. Rasanya gak lengkap kalau gak makan daging menyambut puasa. Makanya gak heran, ketika sambut puasa, warga berbondong-bondong mendatangi tempat-tempat pemotongan/penjualan daging,”tuturnya.

Sekretaris Desa Simpang Dolok Jefri Maulana saat ditemui di pasar daging desa setempat mengaku bada hari itu terhitung ada sekira 10 ekor lebu dipotong dan dijual. ” Ini uda kebiasaan setiap tiga hari mau masuk puasa pasti yang namanya punggahan menjadi tradisi”, katanya.(JO)

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
SHARE:
beritaTerkait
Munas APTISI ke VII Sukses , Ketua Dr. Isa: Semua Berjalan dengan Semangat Hebat
Polda Sumut Ungkap Peredaran Narkoba Jaringan Thailand
Blunder Ketua DPRD Sumut dan Kedekatan Erni–Bobby Disorot: HMI FISIP USU Sebut DPRD Bukan Lagi Perwakilan, Tapi Pengkhianatan
Alami Pendangkalan, Wali Kota Tanjungbalai Tinjau Normalisasi Drainase
LKBN Antara Tabur Ribuan Benih Ikan dan Latih Puluhan UMKM Toba
Perkuat Kolaborasi, Forwaka Sumut Periode Baru Diperkenalkan
komentar
beritaTerbaru