Sabtu, 02 Agustus 2025

Harga Minyak Dunia Naik, Kocek Negara Surplus

Administrator - Senin, 14 Mei 2018 12:55 WIB
Harga Minyak Dunia Naik, Kocek Negara Surplus

JAKARTA | SUMUT24

Baca Juga:

Harga minyak mentah dunia berada dalam tren menanjak. Nilai tukar rupiah juga cenderung melemah. Meski begitu, kondisi tersebut justru berdampak positif untuk keuangan negara.

Direktur Penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Kementerian Keuangan Kunta Nugraha menyatakan, tren harga minyak dan nilai tukar rupiah saat ini justru mendatangkan keuntungan. “Baik harga minyak maupun nilai tukar akan menambah pendapatan negara dan belanja negara. Dampaknya positif ke APBN, defisit akan turun, ucapnya.

Kenaikan harga minyak dunia tentu mendorong harga minyak Indonesia (ICP), yang selanjutnya mengerek penerimaan pajak penghasilan (PPh) dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sektor migas. Tapi di satu sisi, subsidi energi membengkak. Hanya, peningkatan penerimaan negara lebih besar dari tambahan subsidi.

Sementara saat rupiah melemah, penerimaan sektor sumber daya alam (SDA) meningkat. Sebab, penjualan komoditas di pasar internasional memakai dollar AS. Tentu, pos belanja negara juga terimbas pelemahan rupiah. Beban pembiayaan naik lantaran bunga utang ada yang pakai dollar AS. Meski begitu, anggaran negara masih surplus.

Memang, menurut ekonom Indef Bhima Yudistira, pelemahan rupiah dan kenaikan harga minyak bisa saja menguntungkan APBN. Namun, perekonomian nasional bakal menanggung efek negatif. Jika rupiah mencapai level yang berbahaya, akan menimbulkan dampak psikologis negatif bagi pelaku pasar.

Pelaku pasar bisa berbondong-bondong meninggalkan rupiah dan memborong dollar AS. Industri juga tertekan karena sebagian besar bahan baku impor. “S&P pernah bilang, kulminasi bahayanya Rp 15.000 per dollar AS. Tapi, sebelum angka itu sudah berbahaya,” ungkap Bhima.

Sedang kenaikan ICP akan mengatrol banderol BBM. “Biaya transportasi akan bertambah sehingga industri akan menaikkan harga jual barang untuk menutupinya,” sebut Eric Sugandi, Project Consultant ADB Institute. Walhasil, inflasi melambung yang akan mengganggu daya beli sehingga menekan pertumbuhan ekonomi. (red)

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
SHARE:
beritaTerkait
Alami Pendangkalan, Wali Kota Tanjungbalai Tinjau Normalisasi Drainase
LKBN Antara Tabur Ribuan Benih Ikan dan Latih Puluhan UMKM Toba
Perkuat Kolaborasi, Forwaka Sumut Periode Baru Diperkenalkan
SPS Riau Rayakan HUT Ke-79 di Dumai, Saidul: Sekaligus Launching "SPS Goes to School" dan Gerakan Literasi
Selepas Beraksi Membobol Rumah 12 Jam Kemudian Ditangkap Polisi
Prof Budi Djatmiko Kembali Pimpin APTISI Lewat Aklamasi di Munas Bandung
komentar
beritaTerbaru