Minggu, 03 Agustus 2025

Pertamina Jangan Rugikan Konsumen

Administrator - Jumat, 13 Oktober 2017 22:49 WIB
Pertamina Jangan Rugikan Konsumen

MEDAN |Sumut24

Baca Juga:

Pengamat Ekonomi Unimed M Ishak mengatakan, pergantian penjualan bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium menjadi Pertalite, karena Pertalite kualitasnya lebih baik. Premium kabarnya banyak cacatnya dan bisa merusak mesin. Dan Pertamina tidak mau mengambil resiko karena masyarakat tahu yang menghasilkan Premium itu adalah Pertamina.

Namun persoalannya tetap saja, Pertamina itu tidak punya mekanisme yang bisa memberi jaminan tentang peredaran BBM di pasar. Misalnya total kuota untuk kota Medan sekian juta liter. Itu seharusnya di kontrol. Dan kualitas Pertalite itu harus dijelaskan.

“Saya belum melihat adanya semacam keterbukaan dari Pertamina soal kualitas minyaknya seperti ini atau bagaimana. Karena pengusaha ini isi kepalanya berbeda-beda,” tegas M Ishak kepada SUMUT24 di Medan, Kamis (12/10) saat ditanya soal langkanya Premiun di SPBU sekarang ini.

Ishak tidak melihat adanya unsur pengelabuan atau penipuan atas dikurangi penjualan Premium yang harganya lebih murah sekitar Rp950/liter dibanding Pertalite. Hanya ia menyebut itu tentang peningkatan kualitas saja.

Ishak melihat sosialisasi sangat kurang dilakukan Pertamina. Apakah karena mereka itu kurang biaya, saya tidak tahu persis.

Ishak menghimbau, Pertama, sosialisasi Pertamina harus dilakukan lebih luas sebelum melaunching produk baru. Kedua, Pertamina harus punya alat kontrol agar tidak terjadi kerugian di masyarakat. Misal kita beli 10 liter, seharusnya ujung selang itu tidak ditarik langsung dari tangki konsumen, namun tunggu 10 sampai 15 detik sehingga BBM yang dalam selang habis semua. “Pertamina harus tegas dalam memperhatikan takaran BBM yang dibeli masyarakat, sehingga masyarakat tidak dirugikan,” katanya.

Ditanya tentang konon disebut Premium bisa membuat mesin cepat rusak, kata Ishak, secara formalnya belum ada yang meneliti. Namun, saya dengar dari montir di bengkel mobil, bicaranya seperti itu.

Sementara itu, Ayung, salah seorang petugas servis sepeda motor resmi Yamaha di kawasan Jalan Aksaradi kepada SUMUT24, kemarin mengatakan, supaya awet dan tahan mesin sepeda motor jangan menggunakan BBM jenis premium atau partalite, tapi pakailah Pertamax. “Jangan pakai premium, apalagi partalite, karena itu dicampur solar. Mau awet sepeda motor, ya pakai Pertamax aja seperti motor saya, lebih awet kok. Jangan beli partalite, itu dicampur solar, mesin cepat rusak,” ujar Ayung.

Terlepas benar atau tidaknya pendapat Ayung, tapi kenyataan di SPBU sakarang, malahan BBM jenis Pertamax malah ikut langka alias susah dicari. Yang ada justru Pertalite dan premium juga mulai sering tak ada.

Permintaan Konsumen Prartalite Gantikan Premium

Sementara itu, PT Pertamina (Persero) meluncurkan produk bahan bakar minyak jenis baru bernama Pertalite. Dan pertama sekali diluncurkan di Jakarta pada 24 Juli 2015 lalu. Ternyata, minat masyarakat terhadap Pertalite sangat baik, terbukti hingga sekarang bahan bakar Pertalite mencapai angka 80% dari bahan bakar Premium (Bensin) sekitar 20%.

Setelah diluncurkan di Ibukota Jakarta, Pertamina juga meluncurkan ke wilayah-wilayah lainnya seperti Sumatera Utara, dan hasilnya pun diluar dugaan. Hal itu dibenerkan Humas PT Pertamina (Persero) Rudi kepada SUMUT24, Kamis (12/10).

“Bukan Pertamina yang menghentikan pasok Premium (bensin), namun minat masyarakatlah yang membuat pasokan Premium berkurang,” ujar Rudi.

Pertama sekali Pertalite muncul di Jakarta, dan ternyata peminat Pertalite mengalahkan Premium. “Kandungan kadar Pertalite lebih baik daripada Premium. Jadi Pertamina bukan menghentikan pemasokan Premium, namun Premium yang sekarang ini kurang diminati masyarakat. Terbukti untuk Premium peminatnya hanya sekitar 20% sedangkan Pertalite 80%. Jadi untuk selisih harga untuk Pertalite Rp 1000 lebih,” ujar Rudi via selulernya, Kamis (12/10).

Lanjut lagi, bahwa kandungan kadar Pertalite lebih baik dari Premium untuk mesin.

“Kandungan Pertalite lebih bersih, lebih tinggi oktannya, lebih hemat. Enggak ngelitik ke mesin. Harganya di bawah Pertamax di atas premium,” tandasnya.

Ketika ditanyakan bagaimana tentang Solar yang sekarang ini juga telah berkurang pasokannya. Sebab telah digantikan oleh bahan bakar minyak yang bernama Dexlite. “Sama seperti kemunculan bahan bakar Pertalite yang mengambil ahli dari bahan bakar Premium, namun untuk Solar masih diminati oleh para angkotan kota, dan untuk Dexlite diminati oleh mobil pribadi,” ujarnya.

Untuk Dexlite dan Solar, berlaku juga hal yang sama seperti Pertalite dan Premium, jadi bukan PT Pertamina yang mau mengantikan bahan bakar tersebut. “Tapi minat masyarakat lah yang membuat PT Pertamina yang mengurangi pasokannya,” ujar Rudi.

 

Perlu diketahui bahwa Pertalite memiliki kadar oktan lebih tinggi dari premium dan lebih rendah dari pertamax. Sehingga, ukuran RON untuk Pertalite diperkirakan antara RON 90 hingga RON 92 dengan harga lebih murah dari Pertamax. Dan juga hal yang sama terhadap bahan bakar Dexlite, yang lebih baik kandungan kadarnya dari bahan bakar Solar. (C04/C03/R03)

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
SHARE:
beritaTerkait
Munas APTISI ke VII Sukses , Ketua Dr. Isa: Semua Berjalan dengan Semangat Hebat
Polda Sumut Ungkap Peredaran Narkoba Jaringan Thailand
Blunder Ketua DPRD Sumut dan Kedekatan Erni–Bobby Disorot: HMI FISIP USU Sebut DPRD Bukan Lagi Perwakilan, Tapi Pengkhianatan
Alami Pendangkalan, Wali Kota Tanjungbalai Tinjau Normalisasi Drainase
LKBN Antara Tabur Ribuan Benih Ikan dan Latih Puluhan UMKM Toba
Perkuat Kolaborasi, Forwaka Sumut Periode Baru Diperkenalkan
komentar
beritaTerbaru