Rabu, 06 Agustus 2025

Pengaruh Kuat Kinerja Indeks Bursa Saham, Antara Perkembangan Politik di AS dan Ahok Jadi Tersangka

Administrator - Kamis, 17 November 2016 08:24 WIB
Pengaruh Kuat Kinerja Indeks Bursa Saham, Antara Perkembangan Politik di AS dan Ahok Jadi Tersangka

Medan | Sumut24 Pasca kemenangan Donald Trump, di pasar saham telah terjadi arus uang keluar lebih kurang 6.3 Trilyun sejak penurunan IHSG pada Jumat minggu kemarin. Sejak Trump menyuarakan kenaikan suku bunga acuan seraya menekan Bank Sentral AS, mata uang US Dolar menjadi lebih menarik dibandingkan dengan asset lainnya. Hal ini dikatakan Pengamat Ekonomi Gunawan Benjamin kepada SUMUT24, Rabu (16/11).

Baca Juga:

Secara keseluruhan, ujar Gunawan Benjamin, asing masih membukukan transaksi jual sekalipun IHSG ditutup menguat 2.1% pada perdagangan hari ini (Rabu,red), dimana Asing tercatat membukukan transaksi jual bersih sebesar 369 Milyar. Jika sebelumnya transaksi jual asing memicu kejatuhan Indeks saham Indonesia. Namun khusus pada hari ini (Rabu), meroketnya kinerja IHSG justru tidak terpancing dengan aksi jual investor asing.

“Saya melihat arus uang yang keluar dari pasar saham ini masih mempengaruhi IHSG dan Nilai Tukar Rupiah. Belum mengganggu kondisi fundamental perekonomian kita. Pelemahan Rupiah memang membuat kita sedikit kuatir. Baik itu kuatir terhadap neraca perdagangan, hutang maupun inflasi,” ujar Gunawan.

Selain itu, meskipun untuk mata uang Rupiah saat ini ruang geraknya sudah mulai stabil dan tidak bergerak liar dengan membentuk volatilitas yang mengkuatirkan. Rupiah tenang dikisaran 13.300 an saat ini. Setelah sempat melemah mendekati 14.000 setelah Trump mengancam Bank Sentral AS jika tidak menaikkan suku bunga acuannya dalam waktu dekat.

“Dampak secara keseluruhan terhadap perekonomian Indonesia sejauh ini belum begitu dirasakan. Namun kita harus tetap berhati-hati. Pasar menilai apa yang akan dilakukan oleh Trump kedepan masih dalam tanda tanya pasar. Yang mengindikasikan bahwa kita tengah berada pada ketidakpastian,” sebu Gunawan.

Trump dinilai sebagai seorang pengusaha yang dinilai pragmatis dalam mengelola ekonomi. Akan tetapi yang menjadi persoalan selanjutnya adalah apakah Trump benar-benar akan merealisasikan semua janji kampanyenya?. Secara keseluruhan sedikit meragukan janji kampanye tersebut tidak akan semuanya dipenuhi.

“Khususnya terkait dengan proteksionisme, atau kebijakan dagang AS secara keseluruhan. Nah ini tentunya menjadi nilai plus bagi kita disini. Artinya kita tidak perlu mengkuatirkan hal-hal yang belum bisa dipastikan kebenarannya. Sejauh ini kita masih baru memberikan opini terkait dengan kemenangan Trump. Nah ada waktunya kita akan melihat program sebenarnya dari presiden baru AS tersebut,” ujarnya.

Selain adanya politik di negara AS, Gunawan mengatakan banyak masyarakat yang menghubung-hubungkan membaiknya kinerja indeks bursa saham dikarenakan telah dinaikkannya status Ahok menjadi tersangka. Jika dicermati, membaiknya kinerja indeks bursa saham global menjadi pendorong membaiknya kinerja indeks bursa saham Indonesia.

Sebelumnya EIDO (Indeks di bursa Saham Amerika yang memuat saham–saham layak investasi di Indonesia) yang menjadi gambaran kinerja IHSG sebelum dibuka juga menunjukan adanya tren kenaikan. Sehari sebelumnya EIDO menunjukan tren naik sebesar 1.6%. Yang menggambarkan adanya potensi rebound pada kinerja IHSG. Selanjutnya indeks saham juga mengalami kenaikan sebelum dibacakannya keputusan mengenai status Ahok.

“Sebelum keputusan di bacakan IHSG telah mengalami kenaikan sekitar 1.2%. Artinya sinyalemen naik pada IHSG lebih dipengaruhi oleh perkembangan terkini pada pasar keuangan global. Bukan sepenuhnya dikarenakan oleh ditetapkannya Ahok sebagai tersangka,” ujarnya.

Namun demikian, ia meminta agar semua pihak menghormati keputusan POLRI dalam menetapkan status Ahok tersebut. Dengan menghormati keputusan tersebut berarti kita semua menjaga agar iklim investasi tetap kondusif. Dan saya melihat respon dari Ahok juga tidak memicu keresahan. Beliau juga menghormati keputusan POLRI, dan ini tentunya kabar baik bagi pasar.

“Setelah keputusan mengenai status Ahok di bacakan. IHSG terus menanjak dan akhirnya ditutup naik 2.1% di level 5.185,465. IHSG naik 106.96 poin. Sementara itu, mata uang Rupiah meskipun terpantau menguat namun masih dalam rentang penguatan yang sangat terbatas. Rupiah masih mondar mandir dikisaran harga 13.350 per US Dolar menjelang sesi penutupan perdagangan,” ”ujarnya.

Kedepan pasar masih akan terus mencermati perkembangan politik di AS. Aksi demonstrasi yang masih berlangsung di AS sangat potensial memicu ketidakpercayaan pasar. Sementara itu, pelaku pasar juga masih akan menanti apakah Bank Sentral AS akan benar-benar menaikkan suku bunga acuannya bulan November atau Desember mendatang.

“Selanjutnya kita akan menanti kabinet yang akan dibentuk oleh Trump. Setelah itu selesai, maka selanjutnya kita akan berpacu dengan sentiment-sentimen ekonomi. Sejauh ini pasar keuangan kita masih sangat bergantung dengan volatilitas pasar keuangan global,”katanya.

Sementara itu, Kepala Kantor Bursa Efek Indonesia Perwakilan Medan, Pintor Nasution membenarkan dana keluar lebih dari 4Triliun, akan tetapi selama 2016 secara keseluruhan dari Januari hinngga 11 november 2016 asing masih mendominasi Buying dan bukan selling. “Jadi sebenarnya tidak usah panik, kepanikan seperti mungkin sementara saja,”pungkasnya.(W04)

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
SHARE:
beritaTerkait
Teguh Santosa Dinilai Figur Ideal Satukan dan Pulihkan Marwah PWI
Dadang Hartanto Diangkat Jadi Kapolda Maluku Usai Dipuji Presiden Prabowo
Letnan Dalimunthe akrab Bincang Dengan Bobby Nasution saat Hadiri 3rd International Indonesia Pencak Silat Open Championship 2025 di Sumatera Utara
Regenerasi PWI: Saatnya yang Muda Berkarya, yang Tua Jadi Penasihat
Motif Sadis Terungkap! Remaja DF Dibunuh Demi Cicilan HP, Ini Penjelasan Kapolres Madina AKBP Arie Paloh
Polsek Barteng Polres Palas Bongkar Sarang Sabu di Pondok Tukang, Pelaku dan Barang Bukti Diamankan
komentar
beritaTerbaru