Jumat, 26 Desember 2025

Oktober, NTP Sumut Naik 0,49 Persen

Administrator - Senin, 14 November 2016 04:41 WIB
Oktober, NTP Sumut Naik 0,49 Persen

Medan | Sumut24

Baca Juga:

Dari pantauan harga harga pedesaan di Sumut, selama bulan Oktober 2016, Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Sumatera Utara naik 0,49 persen atau menjadi 101,28, dibandingkan September yang hanya 100,79. Kenaikan tersebut karena tingginya indeks harga hasil produksi pertanian.

“Kenaikan  indeks  harga hasil  produksi pertanian lebih tinggi jika dibandingkan dengan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Wien Kusdiatmono, kemarin.

Tanaman  pangan (padi  dan  palawija) sebesar  0,32 persen,  Hortikultura  1,13  persen, tanaman  perkebunan  rakyat  1,28 persen,  dan  Perikanan  naik  sebesar 0,91 persen. Sedangkan peternakan mengalami penurunan sebesar 1,01 persen.

“Indeks  harga  yang diterima  petani  (IT)  dari  kelima subsektor itu menunjukkan  fluktuasi harga  beragam komoditas  pertanian yang  dihasilkan  petani.  It  Sumut mengalami kenaikan  sebesar  1,12 persen  dibandingkan September yaitu dari  126,56  menjadi  127,97,”ujarnya.

Kenaikan  IT  terjadi  pada  empat subsektor  yaitu  tanaman  pangan (padi  &  palawija)  sebesar  0,94 persen, hortikultura sebesar 1,66 persen, perkebunan rakyat sebesar 2,05 persen, dan perikanan 1,13  persen. Sementara subsektor peternakan turun 0,50 persen.

“Sedangkan yang  dibayar  petani  (Ib) fluktuasi  harga  barang  dan  jasa  yang dikonsumsi  masyarakat  perdesaan, khususnya  petani  yang  merupakan bagian  terbesar,  serta  fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian,” ujarnya.

Dikatakannya, perubahan  Indeks Konsumsi  Rumah  Tangga  (IKRT) mencerminkan  angka  inflasi/deflasi  perdesaan.  Pada bulan lalu, terjadi inflasi  perdesaan  di  Sumut sebesar 0,76  persen.  Hal  ini  disebabkan kenaikan indeks pada enam kelompok konsumsi rumah tangga. Yaitu indeks kelompok bahan makanan sebesar 1,44  persen,  makanan  jadi, minuman,  rokok,   dan tembakau 0,39 persen, sandang 0,10 persen, kesehatan sebesar 0,23 persen, pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,19 persen, dan transportasi dan komunikasi sebesar 0,17 persen. Untuk  perumahan mengalami penurunan sebesar 0,06 persen.

“Sedangkan Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Sumut sebesar 109,00 atau naik 0,93 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya,” terangnya.

Wien menambahkan untuk harga produsen gabah selama  Oktober dilakukan di 13 kabupaten terhadap 99 observasi. Berdasarkan komposisinya, jumlah observasi harga gabah didominasi Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 60  observasi (60,61 persen), diikuti Gabah Kualitas Rendah sebanyak  22 observasi (22,22 persen), dan  Gabah Kering Giling (GKG) sebanyak  17observasi (17,17 persen).

Ditingkat petani harga tertinggi senilai Rp5.900,00 per kilogram berasal dari gabah kualitas GKG varietas  Ciherang dan  Mekongga  di  Kabupaten Serdang  Bedagai.  Sedangkan  harga terendah  senilai Rp4.000,00 per kilogram berasal dari gabah Kualitas Rendah varietas GL di Langkat.

“Sedangkan penggilingan  harga tertinggi  senilai  Rp6.000,00  per kilogram  berasal  dari  gabah kualitas GKG  varietas  Ciherang  dan Mekongga  di  Kabupaten  Serdang Bedagai.  Sedangkan  harga  terendah senilai Rp4.050,00 per kilogram berasal dari gabah Kualitas Rendah varietas GL di Langkat,” pungkasnya,(W04)

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
SHARE:
beritaTerkait
YBM PLN UIP Sumbagut Salurkan Bantuan bagi Korban Banjir di Kota Langsa
PLN Hadir Beri Solusi Kelistrikan melalui Bantuan Genset untuk BPDAS Aceh
Pemkab Asahan Serahkan Petikan Keputusan Pengangkatan 2.514 PPPK Paruh Waktu
Bupati Asahan Serahkan Bantuan Alsintan untuk Dukung Percepatan Swasembada Pangan
Liburan Sekolah Makin Asik, Kolam Renang BUMD Deli Serdang Gandeng Wak Udin, Bintang Iklan Kocak Beri Promo Spesial
Polda Sumut Pastikan Ibadah Natal Berjalan Aman, Ribuan Jemaat Gereja di Medan Dijaga Ketat
komentar
beritaTerbaru