Rabu, 06 Agustus 2025

BI Kuliah Umum Di UMSU, Masyarakat Belum Miliki Kesadaran Jaga Rupiah

Administrator - Kamis, 10 November 2016 11:29 WIB
BI Kuliah Umum Di UMSU, Masyarakat Belum Miliki Kesadaran Jaga Rupiah

Medan | SUMUT24 Masyarakat belum memiliki kesadaran yang tinggi menjaga mata uang rupiah agar tidak rusak sehingga Bank Indonesia (BI) agak kesulitan untuk menerapkan seperti pada mata uang dolar dan Malaysia. “Saya harapkan mahasiswa dan masyarakat luas turut menjaga mata uang rupiah sebagai bagian dari menjaga harkat bangsa Indonesia,” kata Kepala Bank Indonesia Perwakilan Medan Difi A. Joehansyah dalam kuliah umum yang diadakan Fakultas Ekonomi di Aula Kampus UMSU Jalan Kapt. Mukhtar Basri, Rabu (9/11). Kuliah umum yang digagas Fakultas Ekonomi UMSU dibuka Rektor melalui Wakil Rektor I, Dr Muhammad Arifin, SH, M.Hum dihadiri Dekan, Zulaspan Tupti, SE, MM, Wakil Dekan I FE UMSU Januri,SE, MM, Wakil Dekan III Ade Gunawan, SE, MSi serta ratusan mahasiswa. Dalam kesempatan itu, Bank Indonesia mengajak mahasiswa dan masyarakat menghargai harkat mata uang rupiah dengan tidak merusak, mencoret dan melipat-lipat. “Dengan menjaga setiap mata uang terutama pecahan kertas, hal itu sama dengan menjaga harkat bangsa Indonesia,” katanya menanggapi pertanyaan mahasiswa tentang kebijakan BI dalam melindungi mata uang dari kerusakan. Sementara kuliah umum ini mengangkat tema “Kebanksentralan dan Perkembangan Perekonomian serta Sosialisasi ciri-ciri Keaslian Uang Rupiah. . Menurut Difi, bangsa ini tidak menghargai satuan-satuan rupiah yang terendah. Berbeda dengan Malaysia, masih menggunakan satuan sen dalam transaksi. Di Indonesia justru praktik sebaliknya dilakukan pemerintah dalam bentuk menaikkan tarif sampai melompat seratus persen bahkan dua ratus persen oleh pemerintah kepada masyarakat seperti tarif parkir dari Rp1.000 jadi Rp2.000. Jika demikian harkat mata uang rupiah akan terus lemah. Bank Indonesia mengajak mahasiswa dan masyarakat menghargai harkat mata uang rupiah dengan tidak merusak, mencoret dan melipat-lipat. Menanggapi pertanyaan mahasiswa mengapa utang Indonesia tidak berkurang sementara keuntungan dari kebijakan tax amnesty mencapai 1.000 triliun tambah pajak lainnya, Difi menyampaikan alur devisa di Indonesia sangat liberal. Tidak ada keharusan orang menukarkan devisanya ke rupiah. Hal itu diatur dalam UU No 24 tahun 1999 yang menjamin kebebasan devisa. “Negara kita paling bebas dibanding Malaysia dan Thailand, sementara BI hanya berfungsi sebagai monitoring dan penerima laporan peredaran devisa saja,” katanya seraya menambahkan kebijakan itu didasari bahwa dulu kita membutuhkan dolar. Sementara solusi memperkuat mata uang rupiah dengan menerapkan redenominasi belum efektif diterapkan di Indonesia karena politik kita belum stabil. BI memperkirakan jika kita berhasil menerapkan redenominasi, mata uang dan ekonomi kita bisa kuat seperti Turki tetapi menunggu 30 tahun baru sukses. Satu jam lebih Difi memberikan kuliah umum di hadapan ratusan civitas akademika UMSU. Pada akhir ceramahnya, Difi mengatakan ingin kembali datang ke UMSU untuk lebih lama lagi memberikan kuliah umum karena mahasiswa begitu antusias mengikuti acara itu. (R.05)

Baca Juga:
Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
SHARE:
beritaTerkait
Kapolrestabes Medan Kombes Gidion Dipromosikan Jadi Wakapolda Sulut
Teguh Santosa Dinilai Figur Ideal Satukan dan Pulihkan Marwah PWI
Dadang Hartanto Diangkat Jadi Kapolda Maluku Usai Dipuji Presiden Prabowo
Letnan Dalimunthe akrab Bincang Dengan Bobby Nasution saat Hadiri 3rd International Indonesia Pencak Silat Open Championship 2025 di Sumatera Utara
Regenerasi PWI: Saatnya yang Muda Berkarya, yang Tua Jadi Penasihat
Motif Sadis Terungkap! Remaja DF Dibunuh Demi Cicilan HP, Ini Penjelasan Kapolres Madina AKBP Arie Paloh
komentar
beritaTerbaru