Rabu, 06 Agustus 2025

Harga Komoditas Sulit Dikendalikan

Administrator - Rabu, 26 Oktober 2016 11:49 WIB
Harga Komoditas Sulit Dikendalikan

Medan | Sumut24 Hingga saat ini, harga komoditas khususnya cabai merah masih tinggi, di Pasar Induk Medan, harga cabai merah Rp 68 ribu hingga 72 ribu perkilogram. Hal ini dikatakan pedagang Pasar Induk, H. Boru Sihombing kepada SUMUT24, Selasa (25/10).

Baca Juga:

“Kalau cabai merah gunung masih diatas Rp 70 ribu perkilogram, ada juga cabai merah dari Deliserdang, itupun harganya Rp 65 ribu keatas perkilogram,”katanya.

H. Boru Sihombing mengatakan, kalau dilihat harganya, sudah turun dari seminggu yang lalu dimana harga cabai merah mencapai Rp 80 ribu perkilogram. Penyebab turun maupun naiknya harga cabai merah dikarenakan cuaca, panen dan transportasi, sehingga sangat sulit cabai merah untuk diturunkan hingga dibawah Rp 40 ribu perkilogram.

“Kami pedagang hanya berharap agar pemerintah cepat tanggap Mahalnya harga cabai merah, jangan semoat berlarut larut, karena kami pun jadi sulit menjualnya,” ujarnya.

Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan masalah mahalnya harga komoditas khususnya harga cabai akhir-akhir ini memang ada terletak pada sisi persediaan yang memicu terjadinya lonjakan harga. Masalah mendasar dimana supplai barang yang mengandalkan muatan lokal membuat sejumlah harga barang sulit dikendalikan disaat terjadi gangguan yang diluar dugaan. Seperti kondisi cuaca yang kurang begitu bersahabat akhir-akhir ini. Bila permintaan itu tetap, sementara persediaan mengalami gangguan, jelas masalah yang timbul adalah kenaikan harga.

Harga yang berlaku di masyarakat saat ini menunjukan bahwa harga pangan di Sumut belum elastis terhadap perubahan persediaan. “Yang kita harapkan adalah adanya kebijakan untuk membuat harga yang berlaku di Sumut itu bergerak elastis menyesuaikan sisi persediaan,” katanya.

Dikatakannya, Sumut belum memiliki manajemen pasokan pangan yang semuanya susah komplit termasuk dengan manajemen resiko manakala dibutuhkan sejumlah upaya memitigasi kemungkinan lonjakan harga dari memburuknya sisi persediaan tersebut.

“Yang harus disadari adalah dari 3 provinsi yang berdekatan dengan Sumut, seperti Aceh, Sumatera Barat dan Riau. Sumut mengkonsumsi kebutuhan pangan yang lebih besar dibandingkan dengan wilayah lainnya tersebut. Sehingga seharusnya Sumut memiliki lumbung pangan yang besar yang bisa digunakan untuk menstabilkan harga,”ujarnya.

Lumbung itu berupa gudang (cold storage) yang bisa menyimpan atau menimbun bahan pangan dalam jumlah yang besar. Disaat gangguan pasokan terjadi. Baik itu yang diakibatkan oleh kapasitas produksi yang tidak mumpuni, atau dikarenakan oleh masalah gangguan distribusi. Maka lumbung menjadi jalan keluar untuk mengatasinya.

“Seharusnya keempat kepala daerah provinsi ini melakukan pertemuan untuk menyelesaikan masalah pangan tersebut. Perlu dibentuk semacam pola-pola khusus baik itu pola tanam, pola distribusi, yang nantinya bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan di daerah masing-masing,”katanya.

Tidak seperti yang terjadi saat ini. Sumut kerap menanggung beban yang besar manakala Riau juga mengalami gangguan pasokan pangan. Dan diwaktu yang bersamaan justru harga pangan itu sendiri mengalami kenaikan di wilayah Sumut. Jangan sepenuhnya bersandar pada mekanisme pasar semata.

“Tapi Sumut seharusnya bisa menjadi motor untuk mengendalikan pasar itu sendiri. Ketidakpastian seperti ini hanya menimbulkan ketidakpastian. Harga bergerak liar. Dan kita selalu berkaca kepada apa yang terjadi di hilir. Yakni mengeluhkan jika terjadi kenaikan harga yang signifikan. Namun minim untuk membangun sisi hulu dan manajemen distribusinya. Selama ini tidak terbentuk, selama itu pula kita Sumut masih akan berhadapan dengan ketidakpastian harga. Padahal yang namanya konsumen dan petani itu membutuhkan stabilitas harga,”pungkasnya (W04)

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
SHARE:
beritaTerkait
BRI Imbau Nasabah Waspada Social Engineering, Terkait Laporan Dugaan Kehilangan Dana di Padangsidempuan
BRI Imbau Nasabah Waspada Social Engineering, Terkait Laporan Dugaan Kehilangan Dana di Padangsidempuan
BRI Imbau Nasabah Waspada Social Engineering, Terkait Laporan Dugaan Kehilangan Dana di Padangsidempuan
BRI Imbau Nasabah Waspada Social Engineering, Terkait Laporan Dugaan Kehilangan Dana di Padangsidempuan
Asrama Yayasan Tunas Bangsa Soposurung Diduga Lalai, Siswa Senior Hajar Junior
Hari Mangrove Sedunia 2025,  Mangrove Education Tanam Pohon di Kampung Nipah Sergai
komentar
beritaTerbaru