Derita Bocah Tanpa Anus Natasya Melawan Sakit

KISARAN | SUMUT24

Di dalam berumah tangga pasangan hidup pasti merindukan anak, karena anak adalah anugrah dari sang pencipta untuk meneruskan generasi garis keturunan.

Namun lain halnya pasangan suami istri Muhammad syafiula dan Wiwi anggrayani dikarenakan yang dilahirkan pasangan tersebut tidak seperti yang dibayangkan mereka, putri mereka yang bernama Natasya berusia tujuh tahun lahir tanpa anus.

Pada tahun 2008 putri pertama dari Muhamat Syafiula ini lahir kedunia begitu terkejutnya mengetahui kelahiran anak pertama tampa anus hingga pasangan suami istri ini kembali berjuang untuk mengobati anak mereka

Ketika wartawan menemui Muhamat di tempat biasa ia mangkal, Rabu (20/1) mengatakan, pada usia satu tahun delapan bulan paska kelahiran putri mereka ini sudah pernah dioperasi tahap pertama di RSU Adam Malik Medan pada tahun 2010 untuk pembuatan anus (pembuangan Tinja).

Saat itu mereka disuruh kembali, dua bulan setelah operasi pertama. Namun ketiadaan biaya menjadi hambatan hingga operasi tahap dua gagal dilanjutkan, ditambah permasalahan rumah tangga hingga pasangan suami dan istri ini bercerai.

“Namun saya tidak putus asa mencoba mencari keberuntungan bekerja menjadi penjual narkoba tapi naas saya ketangkap Pak, baru beberapa bulan ini saya keluar dari sel tahanan dan bekerja menarik becak,” cerita Muhammat.

Muhamat mengetakan keberadaan Natasya putrinya saat ini berada bersama mantan istrinya di jalan Diponegoro menyewa rumah dengan suaminya sekarang.

Ketika wartawan menghampiri kediaman mantan istri Muhamat yang tinggal di sebuah rumah di jalan Diponegoro kecamatan Kisaran Barat nomor 396 dengan hanya menyewa satu kamar saja , terlihat Natasya anak tampa anus ini duduk sembari tersenyum kecil ketika wartawan didampingi ayah Natasya menyapanya.

Wiwi Anggrayani ibu Natasya menagis ketika diberitahun kehadiran wartawan yang hendak mengkonfirmasi keadaan Natasya “Ia lahir tampa anus dan ketiadaan biaya membuat kami tidak dapat melakukan apa-apa untuk makan saja sulit apa lagi operasi anak kami ini pak,” ujarnya.

Kembali Wiwi bercerita, Natasya sering merasa sakit perut bahkan hingga suhu badannya tidak normal (panas dingin) bahkan dua Minggu lalu terbaring tidak mau makan.

“Lalu kami membawanya ke RSU H Abdul Manan Simatupang. Tapi kami dimarahi dengan alasan sudah terlalu lama dibiarkan dan disuruh merujuk ke Adam malik. Karena ketiadaan biaya, kami pun mengurungkan niat itu,” terangnya.

Lanjut Wiwi, beberapa tetangga coba menyuruh mereka mendatangi Dinas Sosial di Asahan, saat kehadiraan mereka di dinas tersebut sekitar 10 hari yang lalu, salah satu pegawainya mengejeknya. “Jangan kau harapkan uang Negara ini,” cerita Wiwi.

Lalu dia dan suaminya kembali mendatangi kantor bupati. di sana mereka disuruh meminta surat dari Kelurahan dan berdasarkan surat itu mereka diarahkan meminta-minta ke masing-masing kepala dinas di Asahan ini.

“Itu ujar salah satu pegawai saat di kantor Bupati itu,” Kata Wiwi kepada wartawan yang hadir dikediamanya.

Kembali diminta keterangan, Ayah Natasya mengatakan kalau dirinya hanya seorang penarik becak. Maka pria ini berharap agar kiranya ada dermawan hendak membantu untuk operasi anaknya ini.

“Bisa menghubungi nomor saya ini 082386916076,” ujarnya sembari meneteskan air mata yang tak kunjung berhenti, Muhamat mengharapkan uluran tangan agar dapat membantu anaknya yang menderita lahir tampa anus ini. (teci)