
Kepala BNN Komjen Budi Waseso mengakui saat ini para mafia narkoba mulai melakukan perlawanan terbuka terhadap aparat penegak hukum yang melakukan penindakan terhadap bisnis mereka.
Hal ini ditandai dengan penembakan personil kepolisian seperti yang dialami anggota Sat Narkoba Polresta Medan Ipda AK Tanjung maupun penyerangan terhadap anggota Polres Jakarta Pusat yang terjadi di Jalan Slamet Ryadi, Jakarta Timur yang mengakibatkan Ptu Hariadi Prabowo dn Brigadir Patrik mengalami luka bacok.
Memberikan keterangan kepada wartawan di Kampung Kubur yang selama ini identik dengan pusat peredaran narkoba di Medan, Budi Waseso yang populer dipanggil Buwas ini menegaskan hal ini tidak akan menyurutkan tekad aparat penegak hukum untuk menuntaskan peredaran narkoba di Indonesia.
“Itu memang respon dari bandar yang mulai terjepit, akhirnya mereka terancam dan melawan. Ini tidak akan dibiarkan. Dia (mafia narkoba) mengumpulkan kekuatan lebih besar tapi kita lebih kuat. Negara tidak boleh kalah,” katanya, Rabu (20/1).
Buwas menjelaskan, salah satu modus yang kerap dilancarkan oleh para mafia narkoba untuk melawan polisi adalah dengan menyebut para penyerang petugas tersebut sebagai anggota masyarakat.
Padahal dalam setiap insiden perlawanan terhadap kepolisian khususnya saat menangkap pengedar narkoba, para penyerang tersebut positif menggunakan narkoba. Dengan demikian, mereka dipastikan merupakan bagian dari jaringan peredaran narkoba tersebut.
“Saya mau ingatkan perlawanan itu bukan dari masyarakat, tapi bagian dari pengedar narkoba. Buktinya saat tes urin, semuanya positif narkoba,” ujarnya.
Budi Waseso hari ini hadir di Kampung Kubur, Medan untuk mencanangkan program “Kampung Kubur Bebas Narkoba”. Pencanangan ini menjadi bagian dari upaya pencegahan peredaran narkoba dilokasi yang selama ini disebut sebagai pusat peredaran narkoba di Kota Medan.
Budi juga menegaskan agar personel Kepolisian jangan ragu gunakan senjata api. Orang yang melangar hukum wajib ditindak dan diberantas, apalagi yang berbau Narkoba.
“Kita memang tidak inggin senjata api yang kita miliki berbunyi, tetapi kalau diminta untuk bunyi ya silahkan dan boleh saja. Negara kita ini membeli senjata api buat para aparat menagakkan hukum yang sudah berjalan. Jadi jangan ragu-ragu untuk menggunakan senjata tersebut, apalagi untuk membrantas yang namanya Narkoba,” ujar Kepala BNN Komisaris Jendral (Komjen) Budi Waseso, Rabu (20/1).
Selain itu dia menuturkan dikarenakan adanya perlawanan angota dari bandar narkoba kepada personel Polri yang sengaja melakukan tugasnya untuk mengerebek pemakai narkoba.
“Kejadian di Jakarta dan Medan kemarin kita sikapi serius. Bandar mau melawan, gunakan kekuatan silahkan, kita yakin lebih kuat, negara lebih kuat dan kami tentu lebih kuat. Jadi jangan ada keraguan berhadapan bandar narkoba,” katanya.
Menurutnya, setiap pengerebekan narkoba tersebut sudah diatur dalam undang undang dan serta protapnya. Oleh karena itu, penembakan kepada Bandar Narkoba harus sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia. Personel gabungan ini akan memantau perkembangan aktivitas di Kampung Kubur.
“Warga sudah punya komitmen menolak peredaran narkoba di Kampung Kubur. Kedepan kita melakukan pembinaan kepada warga agar tidak membiarkan adanya peredaran narkoba. Apalagi, semua bandar narkoba di Kampung Kubur dari luar kampung,” ujarnya.
Usai berkeliling kampung, Budi Waseso berbincang-bincang bersama masyarakat sembari berikan penjelasan tentang bahaya narkoba. Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia memasukkan poin bandar narkoba musuh negara apabila perubahan undang-undang narkotika terwujud ke depannya.
“Bila terjadi perubahan undang-undang narkotika secara otomatis melakukan langkah pemberantasan narkoba. Target kita para bandar musuh negara jadi TNI yang menghadapi para bandar narkoba,” kata Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso.
Budi Waseso menambahkan, tidak sedikit bandar narkoba sudah dijatuhkan hukuman mati. Tapi, tidak menjalankan eksekusi. Baginya, kejahatan bandar narkoba tidak dapat diampuni oleh negara sehingga hukuman tegas segera dilaksanakan.
Sementara itu, Polresta Medan, Komisaris Besar Mardiaz Kusin Dwihananto mengatakan telah berusaha membuat Kampung Kubur menjadi kampung yang dicontoh oleh masyarakat Kota Medan.
“Kami sudah melakukan upaya preventif dengan melakukan pembinaan dan penindakan yang sebagaimana telah para wartawan liat sendiri. Selain itu, kami juga sudah mengagendakan polisi cilik dari Sat Binmas yang berada di Kota Medan,” kata Mardiaz.
Menurut Mardiaz, selama menduduki Kampung Kubur, sejumlah bandar dan pengedar sudah diamankan dan di proses ke Polresta medan. Bahkan, kata dia, beberapa pengguna sudah dikirim untuk di-asesment di kota medan.
“Kampung ini sudah bersih dan tidak ada yang seperti dulu lagi seperti kampung kubur yang dulu. Dan kami juga berharap masyarakat ikut berperan serta dalam melawan peredaran narkoba yang beradan di Kota Medan tersebut,” kata Mardiaz.
Dalam kesempatan ini, Mardiaz mengajak seluruh elemen masyarakat yang berada di Kampung Kubur maupun di luar kampung tersebut untuk membentengi dirinya masing-masing. Jika ditiap keluarga sudah mempunyai daya tangkal dan daya cegah, kemungkinan besar peredaran narkoba di Kampung Kubur akan musnah.
“Ini lahan usaha mereka pak. Jika kita tidak sama-sama bekerja, tentu akan sulit memberantas peredaran narkoba di sini,” terang Mardiaz. (RC)