Awal 2016, Pasar Komoditi Masih Lemah

MEDAN | SUMUT24

Lemahnya pertumbuhan di beberapa sektor industri ternyata memiliki dampak pada pertumbuhan ekonomi. Pada kuartal pertama tahun ini, komoditi juga alami pelemahan. Sehingga pasar komoditi masih wait and see dalam beberapa jangka waktu ini. Selain itu, pasar mulai menghawatirkan kondisi negara Cina yang merupakan negara dengan pertumbuhan besar kedua dunia.

Hal ini diungkapkan oleh  Azhar Fauzi Noor sebagai reset dan edukasi Monex Medan di kantornya Gedung Uniland lantai 2 Medan. “Harga minyak awal tahun ini memang masih menurun, sehingga pasar masih lemah untuk berkutat didalam pergerakannya. Kita akan lihat untuk tiga bulan kedepan sejauh mana pergerakan tersebut,”katanya kemarin.

Azhar menambahkan,  negara China dan Timur Tengah sangat mempengaruhi harga emas dan minyak kemungkinan disusul dengan kenaikan suku bunga dalam jangka bertahap. Dua kondisi ini di awal tahun menyebabkan gejolak baru pada pasar harga komoditas.

“Terlihat saat ini pergerakan mulai berkurang, walau tampak tiap awal tahun selalu adanya penurunan pergerakan pasar komoditas, tetapi untuk pasar emas saya lihat pelan pelan akan bisa naik,”ujarnya.

Untuk pergerakan minyak masih jauh untuk meningkat, namun harapan Azhar setidaknya tidak melambat. Dapat dilihat dari pasar pasar saham yang masih mampu bertahan untuk komoditas seperti minyak. “Bahkan Iran berencana menaikkan jumlah produksi sehingga makin membahayakan stabilitas harga dimasa depan,”ujarnya.

Jika tren penurunan minyak terus berlanjut, maka harga CPO kemungkinan tertekan.. “Namun jangan terlalu khawatir untuk naik turunnya harga dipasar komoditas, sebab kita akan terus pantau perdetik harga komoditas,”pungkasnya.