Kamis, 21 Agustus 2025

TUJUH LANGKAH STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA LHOKSEUMAWE UNTUK CEGAH STUNTING

Administrator - Jumat, 21 Oktober 2022 10:02 WIB
TUJUH LANGKAH STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA LHOKSEUMAWE UNTUK CEGAH STUNTING

Lhokseumawe I Sumut24.co Kepala Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe Safwaliza. S.Kep. M.K.M menjelaskan kepada awak media baru baru ini bahwa Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada dibawah standar yang ditetapkan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan sesuai (Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021). dan katanya lagi Stunting merupakan permasalahan lintas generasi yang sedang dihadapi secara nasional dan harus segera ditangani, dimana di Indonesia sendiri Stunting menjadi salah satu Program Prioritas Nasional dengan target RPJMN bahwa penurunan prevalensi stunting 14% pada Tahun 2024. Hasil Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) pada tahun 2021 yang dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa angka balita stunting di Kota Lhokseumawe sebesar 27,4% berada dibawah rata-rata Provinsi Aceh 32,2% namun berada diatas rata-rata Nasional 24,4%. Tahun 2022 sejak bulan September lalu sedang berlangsung kegiatan Survey Status Gizi Indonesia ISSGI) di 55 block sample rumah tangga yang hasilnya akan di publish secara nasional di tahun 2023 oleh kementerian kesehatan RI. Seiring dengan permasalahan tersebut kata safwaliza selaku kepala Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe kami akan terus berupaya sedini mungkin dalam hal pencegahan dan pengendalian program/kegiatan antara pemerintah dan masyarakat. Pencegahan dan penanggulangan stunting melalui intervensi spesifik oleh Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe diperkuat dengan program Gerakan Imunisasi dan Stunting Aceh (GISA). Upaya progresif yang memberikan hasil yang terbaik untuk balita mencapai Tinggi Badan yang normal sesuai umur sejak calon ibu atau remaja putri dan 1000 hari pertama kehidupan (masa hamil sampai balita usia 2 tahun, adapun upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Lhokseumawe melalui Dinas Kesehatan melalui tujuh langkah starategis antara lain adalah; 1. Pembentukan lokasi fokus (lokus) dalam rangka menurunkan pravalensi stunting melalui pencegahan dan intervensi gizi dilakukan dengan pendekatan “Lifecycle” ibu hamil, ibu menyusui, bayi, balita, rlalui transformasi Usaha Kesehatan Ibu dan Anak, Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah (UKS/M), Pemberantasan Kecacingan, Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) kepada remaja putri dan ibu hamil, KIE kesehatan calon pengantin/pasangan usia subur (PUS) dan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

Baca Juga:

2. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil, melalui peningkatan mutu antenatal care (ANC) berkualitas, seluruh Ibu Hamil mengikuti Kelas Ibu Hamil, peningkatan cakupan dan kepatuhan minum Tablet Tambah Darah (TTD), pemberian makanan tambahan (PMT) kepada ibu hamil Kurang Energi Kalori (KEK).

3. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas, setiap ibu Nifas mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.

4. Pelayanan Kesehatan Bayi 0–5 Bulan, semua bayi baru lahir harus mendapat Inisiasi Menyusui Dini (IMD), ASI Ekslusif dan imunisasi, serta mendapatkan pelayanan dan pemantauan pertumbuhan.

5. Pelayanan Kesehatan Bayi 6–23 bulan, semua bayi mendapat ASI, makanan Pendamping ASI, vitamin A, imunisasi dan mendapatkan pelayanan pemantauan pertumbuhan dan SDIDTK dan pemberian makanan tambahan (PMT) bagi anak usia 12-23 bulan yang mengalami gizi buruk maupun gizi kurang.

6. Pelayanan Kesehatan Balita 24–59 Bulan dan Anak Prasekolah, semua mendapat vitamin A, pelayanan pemantauann pertumbuhan dan perkembangan, pemberian obat cacing, pemberian makanan makanan tambahan (PMT) gizi kurang, gizi buruk dan stunting.

7. Peningkatan Mutu Imunisasi. dilakukan Penguatan komda KIPI, melaksanakan EVM (Effective Vaccine Management) setiap 6 bulan sekali di puskesmas untuk menjamin kualitas dan kuantitas cold chain, Melaksanakan DQS (data quality self asessment) dan Pelaksanaan RCA (Rapid Convenience Assessment).

Berdasarkan data pemeriksaan status gizi balita yang di lakukan oleh tim Puskesmas dan evaluasi capaian input data Elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat ( E-PPGBM) ,data inputan aplikasi EPPGBM sampai dengan September 2022 kondisi riil balita stunting yang ditemukan oleh Puskesmas sebanyak 924 balita dari 12.160 balita yang sudah diukur dengan sasaran 19.904 balita, pihak Dinas Kesehatan akan terus melakukan upaya maksimal sehingga intervensi spesifik yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan terus melakukan koordinasi dengan lintas sektor sehingga target upaya percepatan dan penurunan stunting di kota lhokseumawe dapat berjalan sesuai dengan harapan dan dapat memenuhi capaian target pemerintah jelas kadinkes Lhokseumawe Safwaliza. (Said)

 

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
SHARE:
Tags
beritaTerkait
PT.Japfa aksi Peduli Penanganan Sampah Bersama Masyarakat Di Danau Toba.
Penyidik Polres Batubara Diduga Alergi Wartawan Ditanya Soal Junaini Ditetapkan Tersangka, Halomoan Gultom : Gak Ada Hak Bapak Tanyakan Itu
Kadis Kesehatan drg Irma Suryani MKM mencanangkan Kesatuan Gerak PKK KB
Kejatisu Pastikan Soal Dugaan Korupsi PUPR Sumut Tuntas,   Mulai Kepemimpinan Bambang Pardede & Marlindo Harahap jadi sorotan
Ketua Pewarta Berikan Baju Kebesaran ke Kasi Humas dan Kanit Paminal Polrestabes Medan
Jumat Barokah dan Sambut HUT ke-7 Pewarta.co, Ketua Pewarta Bagi-bagi Sembako ke Pengemudi Betor dan Jukir
komentar
beritaTerbaru