Minggu, 19 Oktober 2025

Pemimpin Sejati Bukan Mencari Salah, Tapi Membaca Hati

Administrator - Minggu, 19 Oktober 2025 14:10 WIB
Pemimpin Sejati Bukan Mencari Salah, Tapi Membaca Hati
Istimewa

Oleh: H Syahrir Nasution

Baca Juga:

"Seorang pemimpin itu harus bisa membaca hati orang yang dipimpinnya."
Kalimat sederhana ini menggambarkan hakikat kepemimpinan yang sejati. Sebab, memimpin bukan sekadar mengatur, memerintah, atau membuat kebijakan—tetapi memahami denyut nadi, nurani, dan perasaan orang-orang yang dipimpin.

Kepemimpinan, adalah membaca arti dari arti dalam sanubari seseorang. Artinya, seorang pemimpin sejati dituntut memiliki kepekaan, empati, dan kebijaksanaan. Ia bukan hanya tahu apa yang benar secara prosedural, tetapi juga tahu apa yang adil secara moral.

Namun realitas hari ini sering kali jauh dari itu. Banyak pemimpin lebih sibuk membangun citra daripada membangun rasa. Mereka cepat menilai, tapi lambat memahami. Cepat menghukum, tapi pelit memberi apresiasi. Bahkan, sebagian menjadikan kekuasaan sebagai ruang untuk memperkuat lingkaran pribadi—circle yang loyal bukan karena kompetensi, tapi karena kedekatan.

Padahal, pemimpin yang baik seharusnya membuat bawahannya merasa nyaman, bukan terancam. Membangun kepercayaan, bukan kecurigaan. Menjadi pengayom, bukan penguasa. Sebab, inti dari kepemimpinan bukanlah kuasa untuk mengganti orang, melainkan kemampuan untuk membesarkan mereka. juga menegaskan, jika seorang pemimpin tidak mampu memahami makna diri dan makna kemanusiaan orang lain, maka sebaiknya ia "mundur dan bersekolah kembali ke tingkat dasar." Sebuah sindiran keras, namun penuh makna. Karena kepemimpinan tanpa pemahaman nurani hanyalah kesombongan yang dibungkus jabatan.

Dalam konteks ini, setiap pemimpin—entah bupati, wali kota, atau gubernur—harus berani bercermin: Apakah aku layak disebut pengayom? Ataukah hanya sekadar penguasa yang sibuk memoles citra?
Sebab rakyat hari ini sudah jauh lebih cerdas. Mereka tidak lagi terpukau oleh retorika, melainkan menilai dari rasa keadilan dan kepekaan sosial seorang pemimpin.

Kepemimpinan adalah seni membaca hati, bukan sekadar menjalankan instruksi. Dan hanya mereka yang mampu mendengar suara paling halus dari nurani rakyat yang pantas disebut pemimpin sejati.***


Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Administrator
Sumber
:
SHARE:
Tags
beritaTerkait
Mencari Pemimpin Yang Ideal Menurut Islam
Pendidik Itu Pemimpin, Pemimpin Itu Pendidik
Di Bawah Kepemimpinan Prof Muryanto Amin, USU Catat Rekor Paten Terbanyak
Pemimpin Harus Lahir dari Masjid
Golkar Tapsel All Out Dukung Musa Rajekshah Pimpin Sumut, H. Rahmat Nsution: Kami Siap di Garda Terdepan
GREAT Institute: Prabowo Berpeluang Jadi Pemimpin Baru Dunia
komentar
beritaTerbaru