
Pemkab Asahan Salurkan Bantuan Pangan Beras 2025
sumut24.co ASAHAN, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Asahan, bekerja sama dengan Badan Urusan Logistik (BULOG) Asahan, hari ini memulai penyalu
NewsBaca Juga:
Pengasuh Pondok Pesantren Wirausaha Ahlul Kirom sekaligus Ketua Umum Gema Santri Nusa, KH Akhmad Khambali, SE, MM, menyatakan bahwa keselarasan pandangan antara guru dan wali santri menjadi hal penting dalam menciptakan proses pendidikan yang utuh dan bermakna.
> "Pendidikan tidak cukup hanya dengan mengajar. Guru harus mendidik. Dan mendidik itu menuntut kesabaran, keikhlasan, serta pemahaman dari semua pihak, termasuk wali santri," ujar KH Khambali saat ditemui di Demak, Jawa Tengah, akhir pekan lalu.
Menurut dia, menurunnya motivasi sebagian guru, ustadz, dan kyai disebabkan oleh kurangnya apresiasi terhadap peran mereka serta tekanan dari lingkungan sosial, termasuk orang tua atau wali santri yang terlalu menuntut tanpa memahami tantangan yang dihadapi guru di kelas.
"Tidak sedikit wali santri yang langsung membawa persoalan ke ranah hukum atau media sosial tanpa proses tabayyun. Ini menimbulkan ketegangan yang kontraproduktif dalam dunia pendidikan," kata KH Khambali, mencontohkan kasus yang menimpa seorang guru Madrasah Diniyah di Demak, yang berujung pada laporan hukum karena persoalan sepele.
Ia menilai, teknologi dan akses informasi digital tidak bisa menggantikan peran emosional dan spiritual guru dalam proses pendidikan. "Google bisa memberi informasi, tetapi tidak bisa membentuk akhlak. Guru tetap menjadi pembimbing utama bagi santri," ujarnya.
KH Khambali mengajak wali santri untuk melihat guru dan kyai sebagai mitra utama dalam pendidikan, bukan sekadar pemberi jasa pengajaran. Ia menekankan pentingnya nilai keberkahan dalam proses pendidikan, yang kerap luput dari perhatian karena tidak bisa diukur secara kuantitatif.
Mengutip kitab klasik Ta'lîm al-Muta'allim karya Imam al-Zarnûji, ia menyebut enam syarat utama dalam menuntut ilmu: kecerdasan, semangat, kesabaran, bekal yang cukup, bimbingan guru, dan waktu yang panjang. "Ilmu tidak datang secara instan. Semua pihak, termasuk wali santri, perlu memahami bahwa pendidikan adalah proses jangka panjang," tambahnya.
Lebih jauh, ia mengingatkan bahwa keberhasilan pendidikan tidak semata diukur dari nilai akademik, tetapi juga dari karakter, moral, dan tanggung jawab peserta didik dalam kehidupan bermasyarakat.
"Pendidikan yang berkualitas lahir dari sinergi antara guru, wali santri, dan lingkungan. Jika ini terwujud, maka kita tidak hanya mencetak generasi pintar, tetapi juga yang berakhlak dan mampu memikul tanggung jawab sosial," ujarnya.
---
sumut24.co ASAHAN, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Asahan, bekerja sama dengan Badan Urusan Logistik (BULOG) Asahan, hari ini memulai penyalu
Newssumut24.co ASAHAN, Ketua TPPKK Kabupaten Asahan, Ny. Yusnila Indriati Taufik, melaksanakan pembinaan tertib administrasi PKK di Desa Perke
Newssumut24.co Tebingtinggi, Aliansi Pemuda dan Masyarakat Tebing Tinggi Menggugat Reeborn (APMTTM) kembali menggeruduk kantor Balai Kota dan D
Newssumut24.co BATUBARA, Pemerintah Desa Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batubara, menjalin kemitraan strategis dengan PT Indonesi
NewsInternal Moot Court Competition Jilid VIII Resmi Digelar Perebutkan Piala Kajati Sumut dan Piala Dekan FH UMSU
kotaEmpat ASN Kota Lhokseumawe Divonis MA Enam,lima dan empat Tahun Penjara Terkait Pembayaran Insentif PPJ Setelah Bebas di Tipikor Banda Aceh
kotasumut24.co JakartaDirektorat Jenderal Pajak (DJP) hari ini secara resmi meluncurkan Piagam Wajib Pajak (Taxpayers Charter) sebagai tongga
kotaBarapaksi Desak Penegak Hukum Usut Galian C Ilegal dan Hentikan Proyek Tanggul Rp18 M di Deli Serdang
kotaKacabdis WilayahI Diduga Lindungi Pungli di SMKN4 Medan,Aktivis GMAngkatan 66 Sumut Desak Evaluasi
kotaDiduga Gunakan Tanah Urug Ilegal dan Solar Subsidi, Proyek Tanggul Hulu Bendun D.I. Serdang Jadi Sorotan
kota