Selasa, 22 Juli 2025

Menjaga Keberkahan Pendidikan: Pentingnya Menyatukan Persepsi Guru dan Wali Santri

Administrator - Selasa, 22 Juli 2025 13:45 WIB
Menjaga Keberkahan Pendidikan: Pentingnya Menyatukan Persepsi Guru dan Wali Santri
Istimewa

Demak, Peran guru, ustadz, dan kyai dalam dunia pendidikan pesantren dan madrasah dinilai semakin kompleks di tengah dinamika sosial dan perkembangan zaman. Tidak hanya bertugas sebagai pengajar, mereka juga berperan sebagai pendidik karakter, moral, dan spiritualitas santri. Namun, dalam praktiknya, peran tersebut tidak selalu mendapat dukungan penuh dari lingkungan sekitar, termasuk wali santri.

Baca Juga:

Pengasuh Pondok Pesantren Wirausaha Ahlul Kirom sekaligus Ketua Umum Gema Santri Nusa, KH Akhmad Khambali, SE, MM, menyatakan bahwa keselarasan pandangan antara guru dan wali santri menjadi hal penting dalam menciptakan proses pendidikan yang utuh dan bermakna.

> "Pendidikan tidak cukup hanya dengan mengajar. Guru harus mendidik. Dan mendidik itu menuntut kesabaran, keikhlasan, serta pemahaman dari semua pihak, termasuk wali santri," ujar KH Khambali saat ditemui di Demak, Jawa Tengah, akhir pekan lalu.

Menurut dia, menurunnya motivasi sebagian guru, ustadz, dan kyai disebabkan oleh kurangnya apresiasi terhadap peran mereka serta tekanan dari lingkungan sosial, termasuk orang tua atau wali santri yang terlalu menuntut tanpa memahami tantangan yang dihadapi guru di kelas.

"Tidak sedikit wali santri yang langsung membawa persoalan ke ranah hukum atau media sosial tanpa proses tabayyun. Ini menimbulkan ketegangan yang kontraproduktif dalam dunia pendidikan," kata KH Khambali, mencontohkan kasus yang menimpa seorang guru Madrasah Diniyah di Demak, yang berujung pada laporan hukum karena persoalan sepele.

Ia menilai, teknologi dan akses informasi digital tidak bisa menggantikan peran emosional dan spiritual guru dalam proses pendidikan. "Google bisa memberi informasi, tetapi tidak bisa membentuk akhlak. Guru tetap menjadi pembimbing utama bagi santri," ujarnya.

KH Khambali mengajak wali santri untuk melihat guru dan kyai sebagai mitra utama dalam pendidikan, bukan sekadar pemberi jasa pengajaran. Ia menekankan pentingnya nilai keberkahan dalam proses pendidikan, yang kerap luput dari perhatian karena tidak bisa diukur secara kuantitatif.

Mengutip kitab klasik Ta'lîm al-Muta'allim karya Imam al-Zarnûji, ia menyebut enam syarat utama dalam menuntut ilmu: kecerdasan, semangat, kesabaran, bekal yang cukup, bimbingan guru, dan waktu yang panjang. "Ilmu tidak datang secara instan. Semua pihak, termasuk wali santri, perlu memahami bahwa pendidikan adalah proses jangka panjang," tambahnya.

Lebih jauh, ia mengingatkan bahwa keberhasilan pendidikan tidak semata diukur dari nilai akademik, tetapi juga dari karakter, moral, dan tanggung jawab peserta didik dalam kehidupan bermasyarakat.

"Pendidikan yang berkualitas lahir dari sinergi antara guru, wali santri, dan lingkungan. Jika ini terwujud, maka kita tidak hanya mencetak generasi pintar, tetapi juga yang berakhlak dan mampu memikul tanggung jawab sosial," ujarnya.


---

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Ismail Nasution
Sumber
:
SHARE:
Tags
beritaTerkait
Wali Kota mengikuti acara peluncuran 80.081 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih Jawa Tengah
Wakil Walikota Hadiri Majelis Tauhid PPALC-YAI, Serahkan Santunan kepada Jamaah Lansia
Wali kota menutup Pelatihan Keterampilan Kerja Penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT)
Baik Bagi Kesehatan Tubuh, Rico Waas Dorong Masyarakat Perbanyak Konsumsi Ikan
Harga Beras Naik, Wakil Walikota Tanjungbalai Rapat TPID
Rico Waas Pimpin Gotong Royong Sekaligus Serap Aspirasi Warga Medan Denai
komentar
beritaTerbaru