
MAVI Sumut Gelar Kejuaraan Voli U-17 se-Sumut
Medan Sumut24.co Dalam rapat koordinasi Pengurus Koordinator MAVI (Mantan Atlet Voli Indonesia) Sumatera Utara yang di laksanakan, Sabtu 5
SportBaca Juga:
Pengasuh Pondok Pesantren Wirausaha Ahlul Kirom sekaligus Ketua Umum Gema Santri Nusa, KH Akhmad Khambali, SE, MM, menyatakan bahwa keselarasan pandangan antara guru dan wali santri menjadi hal penting dalam menciptakan proses pendidikan yang utuh dan bermakna.
> "Pendidikan tidak cukup hanya dengan mengajar. Guru harus mendidik. Dan mendidik itu menuntut kesabaran, keikhlasan, serta pemahaman dari semua pihak, termasuk wali santri," ujar KH Khambali saat ditemui di Demak, Jawa Tengah, akhir pekan lalu.
Menurut dia, menurunnya motivasi sebagian guru, ustadz, dan kyai disebabkan oleh kurangnya apresiasi terhadap peran mereka serta tekanan dari lingkungan sosial, termasuk orang tua atau wali santri yang terlalu menuntut tanpa memahami tantangan yang dihadapi guru di kelas.
"Tidak sedikit wali santri yang langsung membawa persoalan ke ranah hukum atau media sosial tanpa proses tabayyun. Ini menimbulkan ketegangan yang kontraproduktif dalam dunia pendidikan," kata KH Khambali, mencontohkan kasus yang menimpa seorang guru Madrasah Diniyah di Demak, yang berujung pada laporan hukum karena persoalan sepele.
Ia menilai, teknologi dan akses informasi digital tidak bisa menggantikan peran emosional dan spiritual guru dalam proses pendidikan. "Google bisa memberi informasi, tetapi tidak bisa membentuk akhlak. Guru tetap menjadi pembimbing utama bagi santri," ujarnya.
KH Khambali mengajak wali santri untuk melihat guru dan kyai sebagai mitra utama dalam pendidikan, bukan sekadar pemberi jasa pengajaran. Ia menekankan pentingnya nilai keberkahan dalam proses pendidikan, yang kerap luput dari perhatian karena tidak bisa diukur secara kuantitatif.
Mengutip kitab klasik Ta'lîm al-Muta'allim karya Imam al-Zarnûji, ia menyebut enam syarat utama dalam menuntut ilmu: kecerdasan, semangat, kesabaran, bekal yang cukup, bimbingan guru, dan waktu yang panjang. "Ilmu tidak datang secara instan. Semua pihak, termasuk wali santri, perlu memahami bahwa pendidikan adalah proses jangka panjang," tambahnya.
Lebih jauh, ia mengingatkan bahwa keberhasilan pendidikan tidak semata diukur dari nilai akademik, tetapi juga dari karakter, moral, dan tanggung jawab peserta didik dalam kehidupan bermasyarakat.
"Pendidikan yang berkualitas lahir dari sinergi antara guru, wali santri, dan lingkungan. Jika ini terwujud, maka kita tidak hanya mencetak generasi pintar, tetapi juga yang berakhlak dan mampu memikul tanggung jawab sosial," ujarnya.
---
Medan Sumut24.co Dalam rapat koordinasi Pengurus Koordinator MAVI (Mantan Atlet Voli Indonesia) Sumatera Utara yang di laksanakan, Sabtu 5
SportRombak Pengurus, Koperasi Pers Indonesia Gandeng Tiga Startup di Medan
kotaDr. Aris, Pejuang Covid19 Sumut, Ajukan Kasasi Keberatan Putusan Berdasar Testimoni&rdquo
kotasumut24.co Tapsel, Sebuah peristiwa memilukan mengguncang masyarakat Tapanuli Selatan. Seorang balita berusia tiga tahun, berinisial MAG, m
Newssumut24.co ASAHAN Longsor melanda lokasi tambang batu padas di Desa Marjanji Aceh, Kecamatan Aek Songsongan, pada Jumat (05/09/2025). Musib
Newssumut24.co ASAHAN, Unit Reskrim Polsek Bandar Pulau jajaran Polres Asahan berhasil mengungkap kasus tindak pidana pencurian satu unit seped
Newssumut24.co MEDAN, Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Medan, Hasyim SE, mengaku telah mendengar berbagai polemik yang ditimbulkan Ketua DPRD Kota
kotasumut24.co Tapsel, Meski baru pertama kali menerima siswa, SMKN 1 Sayurmatinggi, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), langsung mengukir sej
NewsWarga Hidup di Gubuk Reot, Bantuan Malah Jatu
kotaPolresta Deli Serdang Laksanakan Patroli Mobile, Tinjau Aktivitas Galian C Ilegal
kota