Praktisi Hukum Joni Sandri Ritonga Bela Sikap Cak Imin: “Ajakan Tobat Itu Bentuk Kepedulian Negara Terhadap Rakyat”
Praktisi Hukum Joni Sandri Ritonga Bela Sikap Cak Imin &ldquoAjakan Tobat Itu Bentuk Kepedulian Negara Terhadap Rakyat&rdquo
kota
Baca Juga:
Pengasuh Pondok Pesantren Wirausaha Ahlul Kirom sekaligus Ketua Umum Gema Santri Nusa, KH Akhmad Khambali, SE, MM, menyatakan bahwa keselarasan pandangan antara guru dan wali santri menjadi hal penting dalam menciptakan proses pendidikan yang utuh dan bermakna.
> "Pendidikan tidak cukup hanya dengan mengajar. Guru harus mendidik. Dan mendidik itu menuntut kesabaran, keikhlasan, serta pemahaman dari semua pihak, termasuk wali santri," ujar KH Khambali saat ditemui di Demak, Jawa Tengah, akhir pekan lalu.
Menurut dia, menurunnya motivasi sebagian guru, ustadz, dan kyai disebabkan oleh kurangnya apresiasi terhadap peran mereka serta tekanan dari lingkungan sosial, termasuk orang tua atau wali santri yang terlalu menuntut tanpa memahami tantangan yang dihadapi guru di kelas.
"Tidak sedikit wali santri yang langsung membawa persoalan ke ranah hukum atau media sosial tanpa proses tabayyun. Ini menimbulkan ketegangan yang kontraproduktif dalam dunia pendidikan," kata KH Khambali, mencontohkan kasus yang menimpa seorang guru Madrasah Diniyah di Demak, yang berujung pada laporan hukum karena persoalan sepele.
Ia menilai, teknologi dan akses informasi digital tidak bisa menggantikan peran emosional dan spiritual guru dalam proses pendidikan. "Google bisa memberi informasi, tetapi tidak bisa membentuk akhlak. Guru tetap menjadi pembimbing utama bagi santri," ujarnya.
KH Khambali mengajak wali santri untuk melihat guru dan kyai sebagai mitra utama dalam pendidikan, bukan sekadar pemberi jasa pengajaran. Ia menekankan pentingnya nilai keberkahan dalam proses pendidikan, yang kerap luput dari perhatian karena tidak bisa diukur secara kuantitatif.
Mengutip kitab klasik Ta'lîm al-Muta'allim karya Imam al-Zarnûji, ia menyebut enam syarat utama dalam menuntut ilmu: kecerdasan, semangat, kesabaran, bekal yang cukup, bimbingan guru, dan waktu yang panjang. "Ilmu tidak datang secara instan. Semua pihak, termasuk wali santri, perlu memahami bahwa pendidikan adalah proses jangka panjang," tambahnya.
Lebih jauh, ia mengingatkan bahwa keberhasilan pendidikan tidak semata diukur dari nilai akademik, tetapi juga dari karakter, moral, dan tanggung jawab peserta didik dalam kehidupan bermasyarakat.
"Pendidikan yang berkualitas lahir dari sinergi antara guru, wali santri, dan lingkungan. Jika ini terwujud, maka kita tidak hanya mencetak generasi pintar, tetapi juga yang berakhlak dan mampu memikul tanggung jawab sosial," ujarnya.
---
Praktisi Hukum Joni Sandri Ritonga Bela Sikap Cak Imin &ldquoAjakan Tobat Itu Bentuk Kepedulian Negara Terhadap Rakyat&rdquo
kota
LIPPSU Soroti APBD Sumut 2026 Rp11,67 Triliyun Tidak Berpihak ke Rakyat, Jangan Jadi Bancaan Korupsi Politik
kota
PERMAK Desak Kejati Sumut Tangkap F. H & M. H dan A. H. L dalam Skandal Korupsi Smart Board.
kota
BANJIR SUMATERA DISEBUT BUKAN MUSIBAH ALAM, MELAINKAN &ldquoBENCANA KEBIJAKAN&rdquo
kota
Disdukcapil Kota Solok Turut Berpartisipasi Dalam Kegiatan Korpri Peduli Bencana
Kota
19 Pegawai DPKUKM Kota Solok Terdampak Banjir Diberikan Bantuan Sembako
kota
Pra/Muscab keX IBI Cabang Kabupaten Solok Sekaligus Ajang Kumpulkan Donasi untuk Korban Bencana di Kabupaten Solok
kota
Ketua TPPKK Kabupaten Solok Dampingi Ketua TPPKK Kota Sawahlunto Serahkan Bantuan untuk Korban Banjir
kota
Wabup Solok H. Candra Imbau Masyarakat Waspada Link Phishing di Tengah Bencana
kota
PT Hitay Daya Energy Salurkan Bantuan Logistik untuk Korban Bencana Kabupaten Solok
kota