
PKB Sumut Gelar Pendidikan Instruktur, Siapkan Kader Hadapi Pemilu Mendatang
PKB Sumut Gelar Pendidikan Instruktur, Siapkan Kader Hadapi Pemilu Mendatang
kotaBaca Juga:
MEDAN – Pengamat Ekonomi Sumatera Utara, Benjamin Gunawan, mengingatkan bahwa badai ekonomi global sedang nyata menghantam pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) di Tanah Air, termasuk di Sumatera Utara. Hal ini disampaikannya dalam acara Coffee Morning bertema "Solusi Pembiayaan Pengusaha UMKM dan Koperasi Pasca Lebaran: Peluang dan Tantangan" yang digelar Koperasi Keluarga Pers Indonesia di Hotel Sultan, Medan, Jumat (11/4/2025).
Menurut Benjamin, perang dagang antara raksasa dunia seperti Amerika Serikat dan China tidak hanya berdampak di level global, tapi juga mulai terasa di dapur-dapur rakyat. "UMKM kita ini hidupnya tergantung pada daya beli masyarakat. Kalau masyarakat makin seret, otomatis UMKM pun goyah," ujarnya.
Ia mencontohkan turunnya harga sawit hingga 65 persen sebagai pemicu anjloknya ekonomi lokal. "Kalau sawit jatuh, ekonomi daerah penghasil sawit ikut goyang. Akibatnya, uang di tangan masyarakat jadi makin tipis," jelas Benjamin.
Tak hanya itu, ia juga mengungkap fakta mengkhawatirkan soal kondisi perbankan. Rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) sudah tembus angka 94%, menandakan likuiditas bank mulai kritis. "Kalau uang masyarakat habis untuk kebutuhan harian, mereka nggak akan nabung. Kalau tabungan turun, bank kekeringan likuiditas. Nah, kalau bank udah seret, dari mana lagi UMKM bisa pinjam modal?" tegasnya.
Di sisi lain, nilai tukar rupiah terhadap dolar juga terus melemah dan kini menyentuh angka Rp17.000. "Coba bayangkan nasib penjual tahu dan tempe yang harus beli kedelai impor. Harga bahan baku naik, tapi daya beli konsumen turun. Serba salah kan?" kata Benjamin.
Pemerintah, lanjutnya, memang sedang mencoba negosiasi dagang dengan Amerika agar tak makin terjepit. Salah satu opsinya: tidak menaikkan tarif barang-barang impor dari AS. Tapi langkah ini pun tak lepas dari risiko. "Kalau barang impor masuk tanpa batas, produk lokal bisa kalah bersaing. UMKM makin berat napasnya," jelasnya.
Menurut Benjamin, kondisi ekonomi saat ini tak bisa disikapi dengan kebijakan tambal sulam. Pemerintah dan pelaku usaha harus bersiap dengan strategi jangka menengah dan panjang. "Ini bukan masa-masa normal. Dunia sedang berubah cepat. Kita perlu regulasi baru dan pendekatan baru. Jangan sampai salah langkah, karena taruhannya besar," tutupnya.
Acara ini juga menghadirkan narasumber dari berbagai sektor strategis, yaitu Ahmad Abdullah (Kepala Bidang Ritel PT Bank Sumut) dan Laode Karsid (Kepala Perwakilan LPDB Kementerian Koperasi dan UKM untuk Sumatera). Acara dimoderatori langsung oleh Ketua Koperasi Keluarga Pers Indonesia, Devis Karmoy. Forum ini turut dihadiri pelaku usaha, koperasi, akademisi, dan perwakilan media. (*)
PKB Sumut Gelar Pendidikan Instruktur, Siapkan Kader Hadapi Pemilu Mendatang
kotaDugaan Kelebihan Bayar di Pemkab Batubara BPK Temukan Rp7,1 Miliar Belum Ditindaklanjuti, APH Didorong Bertindak
kotaPT Agro Raya Mas Belawan Terbakar
kotaKejagung Tahan Eks Dirut Bank Sumut Babay Farid Wazadi dalam Kasus Kredit Bermasalah PT Sritex
kotaPeringatan Hari Anak Nasional 2025PAKTA "Lindungi Anak Hebat Hari Ini, Wujudkan Indonesia Kuat 2045"
kotaAsepte Gaulle Ginting Jaksa di Kejari Medan Terbitkan Karya Tulis Membahas Hukum
kotaPerkuat Kolaborasi Global, Seskoad Terima Kunjungan Delegasi Logistics Staff College Sri Lanka
NewsWapres Gibran Akan Hadiri Puncak Festival Pacu Jalur 2025
kotaDiduga Hendak KaburPrajurit TNI Bunuh Istri Ditangkap di Kualanamu
kotaMenteri Desa Yandri Susanto Terima Penghargaan Pena Emas 2025 dari Forum Pimred
kota