
Sinergi Energi dan Kepemimpinan: Seskoad dan Pertamina Gelar Malam Akrab
Sinergi Energi dan Kepemimpinan Seskoad dan Pertamina Gelar Malam Akrab
NewsBaca Juga:
Mereka, para pejuang kemanusiaan yang bertaruh nyawa pada saat pandemi COVID-19 melanda, kini harus menghadapi kenyataan pahit: kehilangan pekerjaan tanpa kepastian masa depan.
Dengan air mata dan suara bergetar, mereka menyuarakan keluh kesahnya dalam aksi unjuk rasa di depan kantor DPRD Tapsel, Kamis (6/3/2025). Mereka tidak meminta gaji lebih tinggi, tidak menuntut kompensasi besar, hanya satu harapan sederhana yakni diberikan kesempatan untuk mengikuti seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) agar bisa mendapatkan status yang lebih pasti.
"Kami tidak menuntut gaji besar, Pak. Kami hanya ingin kesempatan untuk ikut ujian PPPK agar bisa mendapatkan kepastian hidup," ungkap seorang tenaga kesehatan dengan mata berkaca-kaca.
Bukan hanya satu atau dua tahun, sebagian dari tenaga kesehatan honorer ini sudah mengabdi hingga 17 tahun lamanya. Mereka adalah pahlawan di balik pulihnya banyak pasien COVID-19, bekerja tanpa kenal lelah meski dengan risiko tinggi. Namun, setelah pandemi mereda, mereka justru dilupakan.
Mereka yang dulu dielu-elukan sebagai garda terdepan kesehatan, kini hanya bisa menatap masa depan dengan penuh ketidakpastian.
"Dulu, saat pandemi, kami dicari. Sekarang, saat keadaan sudah membaik, kami justru disingkirkan," ujar salah satu nakes dengan suara lirih.
*Harapan Terakhir pada Bupati Gus Irawan Pasaribu*
Kedatangan Bupati baru, Gus Irawan Pasaribu, membawa sedikit harapan bagi mereka. Para tenaga kesehatan ini berharap pemimpin daerah yang baru ini bisa lebih memperhatikan nasib mereka.
Mereka ingin lebih dari sekadar janji, mereka ingin kebijakan konkret yang memberi mereka keadilan.
"Kami berharap Pak Bupati bisa memperjuangkan nasib kami. Jangan biarkan kami mengakhiri pengabdian dengan cara seperti ini." ujar salah satu pejuang covid-19
Banyak yang bertanya, mengapa para tenaga kesehatan honorer begitu berharap diangkat sebagai pegawai tetap? Jawabannya sederhana yaitu kepastian hidup.
Dengan status honorer, mereka tidak memiliki jaminan finansial, tidak ada tunjangan kesehatan yang layak, dan masa depan mereka penuh ketidakpastian. Padahal, peran mereka sangat vital bagi masyarakat.
Jika tenaga kesehatan honorer terus diabaikan, bukan hanya mereka yang akan merasakan dampaknya, tetapi juga masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan berkualitas.
Pemutusan hubungan kerja para tenaga kesehatan honorer ini bukan hanya sekadar berita, tapi kisah nyata yang menyayat hati,ketulusan yang sudah beberapa tahun ini diberikan para nakes harus dibalas dengan Air Tuba.
Mereka tidak meminta belas kasihan, mereka hanya ingin dihargai dan diberikan kesempatan yang layak. Apakah setelah bertaruh nyawa di garis depan pandemi, ini yang pantas mereka terima?
Kini, semua mata tertuju pada Bupati Gus Irawan Pasaribu. Apakah beliau akan mendengar suara hati para pejuang kesehatan ini? Ataukah mereka akan terus menjadi korban sistem yang tidak berpihak pada mereka?
Nasib mereka ada di tangan kebijakan pemimpin. Dan keadilan bagi mereka adalah ujian bagi nurani kita semua.zal
Sinergi Energi dan Kepemimpinan Seskoad dan Pertamina Gelar Malam Akrab
Newssumut24.co Medan Wakil Wali Kota Medan H. Zakiyuddin Harahap mengusulkan agar dilakukan rekrutment tenaga dokter untuk nantinya ditempatka
kotasumut24.co Medan Guna memastikan pelayanan di Puskesmas berjalan dengan maksimal, Wakil Wali Kota Medan H Zakiyuddin Harahap meninjau Pusk
kotaKemenekraf dan Gekrafs Teken MoU, Perkuat Ekosistem Ekonomi Kreatif Nasional
kotaPKB Sumut Gelar Pendidikan Instruktur, Siapkan Kader Hadapi Pemilu Mendatang
kotaDugaan Kelebihan Bayar di Pemkab Batubara BPK Temukan Rp7,1 Miliar Belum Ditindaklanjuti, APH Didorong Bertindak
kotaPT Agro Raya Mas Belawan Terbakar
kotaKejagung Tahan Eks Dirut Bank Sumut Babay Farid Wazadi dalam Kasus Kredit Bermasalah PT Sritex
kotaPeringatan Hari Anak Nasional 2025PAKTA "Lindungi Anak Hebat Hari Ini, Wujudkan Indonesia Kuat 2045"
kotaAsepte Gaulle Ginting Jaksa di Kejari Medan Terbitkan Karya Tulis Membahas Hukum
kota