
Dialog Cipayung Plus dan BEM se-Asahan Bersama DPRD serta Forkopimda Asahan Berlangsung Kondusif
sumut24.co ASAHAN, Dialog Cipayung Plus dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) seAsahan bersama DPRD Kabupaten Asahan serta Forum Komunikasi
NewsLatarbelakang Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama seorang individu dalam bertumbuh dan berkembang, serta memperoleh pembelajaran nilai-nilai kehidupan. Oleh karenanya, kualitas SDM Indonesia akan baik jika setiap keluarga mampu menjalankan peran dan fungsinya secara optimal.
Baca Juga:
Selain kualitas, kuantitas penduduk suatu bangsa juga perlu dikendalikan mengingat daya dukung lingkungan yang terbatas tidak akan mampu memenuhi jumlah penduduk yang sangat banyak. Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar ke empat di dunia, Indonesia termasuk salah satu negara berkembang yang berhasil mengelola pertumbuhan penduduk melalui program Keluarga Berencana.
Angka TFR (Total Fertility Rate) menurun dari 4,7 anak per wanita usia subur tahun 1950 menjadi 2,5 pada tahun 2019. Sementara TFR 2,1 merupakan angka standar capaian ideal bagi seluruh negara (penduduk tumbuh seimbang). Dengan TFR 2,1 maka 2 orang anak yang dilahirkan hanya akan menggantikan kedua orang tuanya. Dalam jangka panjang, penduduk suatu negara dengan TFR 2,1 akan mengalami pertumbuhan nol (zero population).
Sebagai lembaga pemerintah yang di amanatkan untuk melaksanakan Pengendalian Penduduk dan menyelenggarakan Keluarga Berencana melalui undang-undang Nomor 52 Tahun 2009, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus berupaya mewujudkan penduduk yang tumbuh seimbang dan keluarga yang berkualitas melalui program pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana atau di singkat dengan “Bangga Kencanaâ€.
Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) dan Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) memiliki peranan yang sangat penting dalam menyukseskan program Bangga Kencana di lini lapangan. PKB/PLKB merupakan PNS yang memiliki tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak dalam melakukan penyuluhan, pelayanan, penggerakan dan pengembangan yang terkait dengan program Bangga Kencana. Membangun keluarga berkualitas dan penduduk tumbuh seimbang melalui program Bangga Kencana tentu tidak bisa terwujud tanpa adanya kerjasama dengan berbagai pihak.
Dalam melaksanakan tugasnya, PKB/PLKB di lapangan senantiasa bekerjasama dengan berbagai mitra seperti kepala desa, bidan desa, tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, kader, dan lintas sektor lainnya. Dengan demikian, setiap lini memiliki visi dan berkontribusi dalam membangun keluarga berkualitas, membantu dalam pelaksanaan dana BOKB, termasuk alokasi dana desa di dorong untuk mendukung program yang sifatnya tidak hanya fisik, namun juga membangun sumber daya manusia.
Upaya mewujudkan keluarga berkualitas dilakukan dengan meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga yang holistik dan integratif sesuai siklus hidup, serta menguatkan pembentukan karakter di keluarga. Beberapa hal yang dilakukan PKB/PLKB di lapangan diantaranya:
1) penguatan pemahaman 8 fungsi keluarga
2) optimalisasi pola asuh dan pendampingan balita dan anak, serta pembentukan dan penguatan karakter sejak dini melalui kelompok Bina Keluarga Balita (BKB),
3) peningkatan pola asuh dan pendampingan remaja, peningkatan kualitas dan karakter Remaja, serta penyiapan Kehidupan Keluarga bagi Remaja melalui kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR) dan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R),
4) peningkatan kemandirian ekonomi keluarga melalui kelompok Usaha Peningkatan Keluarga Akseptor (UPPKA),
5) penguatan Pelayanan Ramah lansia dengan 7 (tujuh) dimensi lansia tangguh dan pendampingan perawatan jangka panjang bagi lansia melalui kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL),
6) peningkatan kualitas keluarga di kawasan khusus secara holistik melalui program Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB).
Selain itu, di era 4.0 PKB/PLKB juga berupaya untuk dapat memberikan penyuluhan/KIE melalui media sosial. Sedangkan untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang, PKB/PLKB melakukan beberapa upaya diantaranya:
1) melakukan penyuluhan dan pelayanan kontrasepsi bagi pasangan usia subur (PUS),
2) melakukan program pendewasaan usia perkawinan (PUP) 21 tahun bagi wanita, 25 tahun bagi laki-laki,
3) mengedukasi masyarakat untuk merencanakan jumlah anak dan mengatur jarak kelahiran,
4) mengadvokasi para pemangku kebijakan untuk menerapkan pembangunan berwawasan kependudukan,
5) meningkatkan wawasan dan kepedualian masyarakat terhadap isu dan pengetahuan kependudukan di lingkungan terdekatnya melalui Rumah dataku, serta upaya lainnya.
Peran Penyuluh KB       PKB/PLKB sebagai ujung tombak pelaksanaan program Bangga Kencana di lapangan memiliki tantangan yang cukup besar, mengingat jumlah mereka sangat sedikit dibandingkan dengan luas wilayah yang dibina. Idealnya seorang PKB/PLKB membina satu sampai dua desa, namun masih ada kabupaten yang memiliki rasio satu PKB/PLKB berbanding 11 desa binaan. Meski demikian, pemerintah daerah juga turut mendukung program dengan adanya Tenaga Penggerak Desa (TPD) untuk menyukseskan program bersama-sama dengan PKB/PLKB.
Setia menjadi sahabat keluarga Indonesia, PKB/PLKB senantiasa berupaya untuk mendampingi keluarga di Indonesia untuk sukses melewati setiap tahapan sebuah keluarga. Tahapan tersebut di mulai sejak keluarga baru menikah sampai keluarga lansia. Jika keluarga di Indonesia sudah dapat menjalankan peran dan fungsinya secara optimal, maka akan terwujud penduduk tumbuh seimbang dan menjalankan keluarga berkualitas. Beberapa program sangat berpengaruh dalam meningkatkan keberhasilan meningkatkan kualitas penduduk Indonesia yaitu program bina keluarga remaja (BKR).
Program Bina Keluarga Remaja (BKR) merupakan salah satu program yang dikembangkan oleh Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dalam upaya menciptakan ketahanan keluarga dan mewujudkan peningkatan kualitas remaja sebagai implementasi Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009, tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga dimana dalam pengelolaan programnya didasarkan pada Peraturan Kepala BKKBN Nomor 109/PER/F2/2012. Program Bina Keluarga Remaja (BKR) ini merupakan salah satu kegiatan yang sangat strategis dalam mengupayakan terwujudnya sumber daya manusia potensial melalui upaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga dalam mengasuh dan membina tumbuh kembang remaja melalui peran orang tua dalam keluraga.
Selain itu, dengan adanya program bina keluarga remaja ini diharapkan dapat mengatasi meningkatnya kecenderungan perilaku seks bebas di kalangan remaja. Kelompok bina keluarga remaja merupakan wahana yang tepat untuk melaksanakan bimbingan, pembinaan, dan memberikan pengetahuan kepada keluarga yang mempunyai remaja.
Selain itu bina keluarga remaja juga sebagai wadah komunikasi, interaksi, dan tukar pengalaman serta pemikiran antara keluarga yang sedang atau akan menghadapi masalah remaja sehingga dapat memberikan pandangan untuk memecahkan masalah secara bersama.
Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (2012:2) menjelaskan bahwa bina keluarga remaja merupakan salah satu pendekatan program Generasi Berencana (Genre).
Program Genre adalah suatu program dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional untuk memfasilitasi terwujudnya Tegar Remaja. Program Genre dilaksanakan melalui pendekatan dari dua sisi yaitu pendekatan kepada remaja itu sendiri dan pendekatan kepada keluarga yang mempunyai remaja. Pendekatan kepadaremaja dilakukan melalui pengembangan Pusat Informasi dan Konseling Remaja/Mahasiswa (PIK R/M) sedangkan pendekatan kepada keluarga yang mempunyai remaja dilakukan melalui pengembangan kelompok Bina Keluarga Remaja.
Sejak tahun 2009 BKKBN sebagai salah satu lembaga yang mengurusi keluarga telah membentuk program pusat informasi konseling untuk mengatasi permasalahan remaja, dengan adanya program ini pemerintah berupaya membentuk remaja tegar, yaitu remaja yang berperilaku sehat agar terhindar dari permasalahan kesehatan reproduksi seperti Seksualitas, HIV dan AIDS serta NAPZA.
Salah satu lembaga yang mempunyai peran untuk mengatasi permasalahan remaja yaitu BKKBN. BKKBN merespon permasalahan remaja tersebut sesuai dengan tanggungjawabnya dalam upaya pengendalian penduduk dan pembangunan keluarga (UU Nomor 52 Tahun 2009 Pasal 54), yaitu melalui kebijakan pembangunan keluarga. Kebijakan tersebut dilaksanakan melalui program pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga (UU Nomor 52 Tahun 2009 pasal 47) diantaranya dilaksanakan dengan cara peningkatan kualitas remaja dengan pemberian akses informasi, pendidikan, konseling dan pelayanan tentang kehidupan berkeluarga (UU No. 52 Tahun 2009 pasal 48 ayat (1) huruf b).
Upaya tersebut dilakukan melalui dua pendekatan yaitu pendekatan kepada remaja melalui pengembangan wadah pusat informasi dan konseling remaja dan mahasiswa (PIK R/M) dan pendekatan kepada orang tua melalui pengembangan wadah kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR).
Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana adalah aparat pemerintah (PNS/Non PNS) yang berkedudukan di Desa atau Kelurahan dengan tugas, wewenang dan tanggung jawab melakukan kegiatan berupa Penyuluhan, Penggerakan, Pelayanan, Evaluasi dan Pengembangan Program KB Nasional serta kegiatan Program Pembangunan lainnya yang ditugaskan oleh Pemerintah Daerah di wilayah kerjanya. Penyuluh lapangan keluarga berencana mempunyai peran, baik sebagai pelaksana, pengelola maupun sebagai penggerak dalam pelaksanaan Program Keluarga Berencana Nasional di Desa atau Kelurahan yang dioperasionalkan melalui fungsi dan tugas yaitu Penyuluh lapangan keluarga berencana mempunyai fungsi merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, mengembangkan, melaporkan dan mengevaluasi program KB Nasional dan program pembangunan lainnya di wilayah kerja desa/kelurahannya.
Dalam rangka merespon permasalahan remaja saat ini, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai salah satu instansi pemerintah yang mengembangkan program GenRe. Program GenRe sendiri merupakan program yang dikembangkan dalam rangka penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja melalui pemahaman tentang Pendewasaan Usia Perkawinan sehingga mereka mampu melangsungkan jenjang pendidikan secara terencana; berkarir dalam pekerjaan secara terencana; serta menikah dengan penuh perencanaan sesuai siklus kesehatan reproduksi.
Program GenRe dilaksanakan melalui pendekatan dari dua sisi, yaitu pendekatan kepada remaja itu sendiri dan pendekatan kepada keluarga yang memiliki remaja. Pendekatan yang dilakukan kepada remaja biasanya melalui pengembangan Pusat Informasi dan Konseling Remaja/Mahasiswa (PIK R/M), sedangkan pendekatan yang dilakukan kepada keluarga akan melalui pengembangan kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR).
Apa itu Bina Keluarga Remaja?
Kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR) merupakan wadah yang tepat untuk melaksanakan bimbingan, pembinaan, dan memberikan pengetahuan kepada keluarga yang mempunyai remaja berusia 10 – 24 tahun.
Selain itu BKR juga sebagai wadah komunikasi, interaksi, dan tukar pengalaman serta pemikiran antara keluarga yang sedang atau akan menghadapi masalah remaja sehingga bisa memberikan pandangan untuk memecahkan masalah secara bersama. Dengan adanya pengembangkan kelompok BKR ini juga bisa membantu orangtua dalam memahami remaja, permasalahan remaja, dan cara berkomunikasi dengan remaja. Bentuk kegiatan yang dilakukan BKR adalah dengan mengumpulkan para orangtua yang mempunyai anak remaja.
Biasanya kegiatan ini dilakukan selama sebulan sekali untuk diberikan pendidikan, pelatihan dan pengetahuan seputar permasalahan dan cara mengatasai permasalahan remaja.
Membangun keluarga terencana dengan BKR Saat ini banyak bermunculan nikah muda atau pernikahan dengan usia remaja yang belum sepenuhnya siap dalam membangun rumah tangga. Oleh karena itu BKR hadir untuk memberikan pengetahuan agar remaja Indonesia bisa mempersiapkan dalam membangun keluarga yang terencana. Agar terbentuknya keluarga terencana yang harmonis tentu dibutuhkan adanya komunikasi yang baik berlandaskan asas musyawarah dan mufakat. Oleh karena itu, peran orangtua sangat penting dalam memahami perkembangan anaknya dalam mencapai tahapan tertentu yang akan menghantarkan mereka untuk siap dalam kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat. Itulah mengapa penting mengikuti edukasi kelompok BKR, agar para orangtua bisa mengetahui seluk beluk permasalahan remaja dan bagaimana cara menguasainya untuk bisa menciptakan keluarga yang harmonis.
Membangun keluarga kecil bahagia sejahtera adalah merupakan idaman setiap keluarga, ayah ibu dapat memberikan perhatian dan pembinaan kepada kedua anaknya, mempersiapkan pendidikannya dan sejak dari dini merencanakan untuk masa depan anaknya. Generasi berencana adalah anak anak muda yang sudah merencanakan seperti apa kehidupan dan masa depan yang mereka inginkan, dengan slogan Berencana itu Keren.
Daftar pustaka Pedoman BKR, BKKBN 2018 Pedoman pengembangan Penyuluhan KB, BKKBN 2019
Penulis Yusrizal Batubara Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Pembangunan Panca Budi – Medan ( *)
sumut24.co ASAHAN, Dialog Cipayung Plus dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) seAsahan bersama DPRD Kabupaten Asahan serta Forum Komunikasi
Newssumut24.co JAKARTA, Gerakan penguatan Zakat, Infaq, dan Shadaqah (ZIS) di Kabupaten Asahan mendapatkan pengakuan nasional. Dalam ajang BAZN
NewsDugaan Penyimpangan Anggaran di RSJ Prof. Dr. Ildrem, Ismail Lubis Belum Kembalikan Rp564 Juta Kerugian Negara
kotaEmpat Siswa MAN 2 Deli Serdang Terima Full Scholarship di Tiongkok
kotaMedan sumut24.co Agus Salim, Kades Helvetia, Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deliserdang, Prov. Sumatera Utara di laporkan, Charles Buta
Newssumut24.co ASAHAN, Satuan Polisi Perairan dan Udara (Satpolairud) Polres Asahan melaksanakan kegiatan Cooling System dengan menyampaikan so
Newssumut24.co ASAHAN, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Asahan H. Efi Irwansyah Pane, MKM menerima kunjungan Dewan Penguru
Newssumut24.co ASAHAN, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Asahan bersama TP PKK Kabupaten Asahan menyambut hangat kunjungan Tim Monitoring TP PKK Pr
Newssumut24.co ASAHAN, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Asahan, Drs. Zainal Aripin Sinaga, M.H., menerima kunjungan kerja dari Kepala Perwak
Newssumut24.co MEDAN, Universitas Sumatera Utara (USU) menyatakan komitmennya dalam mendukung pendirian ChinaIndonesia Skilled Talent Developm
kota