Sejak berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia tepat 17 Agusutus 1945 yang
dikenal sebagai hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia dari penjajahan, dimana
dampak penjajahan tersebut telah memberikan keterlambatan bangsa Indonesia untuk
maju atau sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia, khususnya di benua Asia.
Saat ini Negara Republik Indonesia telah memiliki umur kemerdekaannya 77 tahun,
lantas bagaimana pembangunannya, baik pembangunan infrastruktur maupun
pembangunan sumber daya manusianya (SDM) maupun pembangunan ekonomi
terkhususnya peningkatan kesejahteraan rakyatnya.
Secara kewilayahan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Kepulauan dimana
kepulauan tersebut ada berbatasan langsung dengan negara-negara lain.
Baca Juga:
Berdasarkann kewilayahan Indonesia memiliki yang di kutip dari BPS dalam laporan
di tahun 2021, bahwa Indonesia memiliki 16.766 kepulauan, 1.916.896.77 Km2 serta
276.4 juta jiwa jumlah penduduk Indonesia dan 1.340 suku.
Jika kita melihat data kondisi Negara Indonesia beik berdasarkan besaran luas
wilayah, jumlah penduduk dan banyaknya suku bangsa, tentunya jika hanya
berlindung di Idiologi saja akan membuat suatu ketika wilayah kesatuan Negara
Republik Indonesia akan mengalami posisi sulit, baik dalam konsep pertahanan
wilayah, maupin Integrasi Nasional Indonesia sebagai wilayah yang disatukan dalam
perbedaan menjadi satu wilayah Megara yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
Uni Soviet Negara Besar Bubar
Penyebab runtuhnya Uni Soviet dapat terjadi karena beberapa faktor. Uni Soviet
merupakan salah satu negara adikuasa pemenang Perang Dunia II. Pada 1947-1991,
Uni Soviet menjadi pusat dari aliansi negara komunis blok timur selama perang
dingin. Hingga awal tahun 1991, Uni Soviet adalah negara dengan wilayah kekuasaan
terbesar di dunia. Uni Soviet dulunya memiliki luas wilayah sekitar 8.650.000 mil
persegi (22.400.000 km persegi), hampir seperenam dari permukaan bumi.
Populasinya berjumlah lebih dari 290 juta, dan 100 kebangsaan berbeda tinggal di
perbatasan dengan negara-negara luar..
Bahkan negara ini juga membanggakan gudang puluhan ribu senjata nuklir dan
lingkup pengaruhnya, yang diberikan melalui mekanisme seperti Pakta Warsawa, ke
seluruh Eropa timur. Namun, masa kejayaan Uni Soviet tidak mampu bertahan lama.
Setelah 69 taun berdiri, Uni Soviet mengalami keruntuhan pada Desember 1991. Ada
sejumlah faktor internal dan eksternal yang berperan dalam penyebab runtuhnya Uni
Soviet. Ada beberapa penyebab runtuhnya Negara Uni Soviet yaitu :
1. Faktor Politk
2. Faktor Nuklir
3. Masalah Kebijakan Ekonomi
4. Penguatan Militer
5. Konflik Afganistan
6. Masuknya Paham Barat.
Dari beberapa faktor tersebut, masalah kebijakan Ekonomi dan masuknya faham
barat menjadi indikator yang rawan bagi setiap negara-negara yang masih terus
berkomitmen mempertahanan Kesatuan Negaranya. Sedikit kita ulas di 2 faktor
tersebut :
1. Faktor Masalah Kebijakan Ekonomi
Penyebab runtuhnya Uni Soviet yang selanjutnya adalah faktor ekonomi. Dengan
beberapa ukuran, ekonomi Soviet adalah yang terbesar kedua di dunia pada tahun 1990,
tetapi kekurangan barang-barang konsumsi adalah hal yang normal dan penimbunan
juga adalah hal biasa.
Diperkirakan bahwa ekonomi pasar gelap Soviet setara dengan lebih dari 10 persen PDB
resmi negara itu. Stagnasi ekonomi telah melumpuhkan negara selama bertahun-tahun,
dan reformasi perestroika makin memperburuk masalah.
Kenaikan upah didukung oleh pencetakan uang, memicu spiral inflasi. Salah urus
kebijakan fiskal membuat negara ini menjadi rentan terhadap faktor eksternal dan
penurunan tajam harga minyak membuat ekonomi Soviet terpuruk.
Sepanjang tahun 1970-an dan 1980-an, Uni Soviet menempati peringkat sebagai salah
satu produsen sumber daya energi utama dunia seperti minyak dan gas alam, serta ekspor
komoditas tersebut memainkan peran penting dalam menopang ekonomi komando
terbesar di dunia.
Ketika minyak jatuh dari $120 per barel pada 1980 menjadi $24 per barel pada Maret
1986, jalur vital bagi modal eksternal ini mengering. Harga minyak untuk sementara
melonjak setelah invasi Irak ke Kuwait pada Agustus 1990, tetapi pada saat itu proses
keruntuhan Uni Soviet juga sedang berlangsung.
2. Masuknya Faham Barat
Ada lagi faktor lain yang menjadi penyebab runtuhnya Uni Soviet, yakni masuknya
paham Barat. Glasnost (keterbukaan) memicu masyarakat Uni Soviet untuk menjelajahi
paham Barat, mulai dari konsep, gagasan, ide, hingga produknya. Pada 1990, warga Uni
Soviet kerap mengantri untuk membeli koran-koran liberal dan mengonsumsi bacaan
tentang demokratisasi. Antrian juga mengular di McDonald pertama di Uni Soviet pada
Januari 1990. Menguatnya masyakarat dan runtuhnya kredibilitas pemerintah Uni Soviet
tersebut lantas turut menjadi penyebab runtuhnya Uni Soviet.
Dari Luas, besarnya jumlah penduduk serta kuatnya tekanan kebijakan Politik dan Militer
bagi seuah Negara besar Uni Soviet runtuh, di karenakan lemahnya kebijakan ekonomi
yang dibarengi dengan masuknya faham barat, lantas bagaimana Integrasi Nasional
Indonesia jika dilihat dari kondisi saat ini bangsa dan NKRI dalam menghadapi tantangan
Ekonomi Global ?
Modal Dasar dan Kekuatan Indonesia
1. Ideologi Pancasila
Pancasila sebagai ideologi negara dan falsafah hidup bangsa Indonesia mengandung
tiga macam nilai, yaitu nilai dasar, nilai instrumental dan nilai praksis.
2. Bhineka Tunggal Ika
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika berasal dari kata bhinneka dengan arti “beraneka
ragamâ€, tunggal berarti “satuâ€, dan ika berarti “itu.†Apabila mengacu kepada arti secara
harfiahnya, semboyan bangsa Indonesia itu secara keseluruhan berarti “berbeda-beda,
tetapi satu jugaâ€.
Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan negara Indonesia, yang tertulis pada pita burung
Garuda Pancasila. Secara konstitusional, semboyan negara diatur dalam pasal 36A
Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, yakni “Lambang Negara ialah Garuda Pancasila
dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ikaâ€.
Apakah kedua hal tersebut cukup hanya sampai disitu ? tentunya jika kita belajar terhadap
negara Uni Soviet, tentunya Negara Indonesia harus mengambil kebijakan terkaity
Pembangunan Ekonomi yang berbasis Peningkatan Sumber Daya Manusia, Pemerataan
Pembangunan dan pemerataan Penyebaran Ekonomi di semua Wilayah Indonesia
terutama di daerah terpencil dan perbatasan Negara Indonesia dengan negara lain yang
sejatinya juga akan membawa indikator rentannya Integrasi Nasional.
Indeks Pembangunan Manusia Indonesia
Indeks Pembangunan Manusia Indonesia (IPM) berdasarkan data yang dilansir oleh BPS
tahun 2021, dimana Pasca melandainya penyebaran Virus Covid 19 serta
dilonggarkannya ruang gerak aktivitas ekonomi di Indonesia, telah memberikan
peningkatan IPM Indonesia di angka 0.40 % lebih tinggi di tahun sebelummnya yang
hanya berada diangka 0.03 %, hal dipengaruhi oleh variebel pengeluaran disektor rill dan
pendapatan perkapita tumbuh positif sebesar 1.30 %.
Demikian Suliswanto (2010) yang menyatakan
bahwa secara simultan dan parsial IPM
berpengaruh negatif dan signifikan pada a 5% terhadap variabel kemiskinan. Hal ini
juga senada dengan pendapat Lanjouw, dkk. (2011) yang menyatakan pembangunan
manusia di Indonesia identik dengan pengurangan kemiskinan. Pembangunan fasilitas
pendidikan dan kesehatan yang murah sangat membantu masyarakat miskin dalam
meningkatkan produktivitas yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan dan
terlepas dari jurang kemiskinan.
Kita berhadap kenaikan IPM Indonesia ini akan terus menaik seiring dengan kebijakan
atau regulasi Pemerintah Indonesia saat ini dengan Pengembangan SDM Indonesia dalam
pengelolaan Sumber Daya Alam yang menerapkan sistem bahan baku menjadi bahan jadi
dan mengutamakan prioritas besaran sebaran produkdi Indonesia menguasai pasaran
dalam Negeri.
Pemerataan Pembangunan dan Penyebaran Ekonomi Mengentaskan Kemiskinan
Dalam sejarah perkembangan pemikiran ekonomi ada 2 masalah kemasyarakatan yang
menjadi pusat perbincangan yaitu masalah pertumbuhan dan masalah distribusi
/pemerataan.Menurut pemikiran Kaum Merkantilis (abad ke 16-17), Smith (1723-
1790), dan pemikiran Ricardo (1782-1823) menunjukkan bahwa pembagian kerja,
pembentukan modal, serta keadaan pasar akan sangat mempengaruhi perkembangan
dan pertumbuhan ekonomi.
Aspek perkembangan produksi serta aspek perkembangan kependudukan dalam
lingkup peninjauan perkembangan perekonomian menimbulkan problematik distribusi,
pemerataan dan kemiskinan.
Permasalahan pertumbuhan dan pemerataan menonjol dalam era pembangunan ini dan
justru aspek pemerataan mendapatkan pengamatan yang lebih tajam yaitu dihubungkan
dengan pemerataan dilihat dari kesempatan kerja, pemerataan dilihat dari segi
pemerataan hasil-hasil pembangunan, pemerataan dilihat darisegi penyebaran kegiatan
pembangunan serta pemerataan dilihat dari antar generasi yang memerlukan
pembangunan yang berkelanjutan.
Keadaan geografis suatu negara sangat memberikan warna pada pendekatan wilayah
dalam pembangunan, Beberapa aspek yang melandasi pemikiran pendekatan wilayah
antara lain: pendekatan sistem, gerak konvergensi / pemusatan dan gerak divergensi /
penyebaran dalam masyarakat. Pembangunan dengan pendekatan wilayah dikonkkretkan dalam perencanaan wilayah untuk hal ini diperkembangkan satuansatuan wilayah pembangunan serta sub-sub wilayah pembangunan.
Pendekatan wilayah akan dapat melengkapi pendekatan makro dan pendekatann
sektoral dalam pembangunan nasional sehingga dimensi yang tak terjangkau melalui
pendekatan makro dan sektoral dapat didekati dengan pendekatan wilayah.
Kajian (Studies) tentang pertumbuhan, pemerataan dan pembangunan wilayah adalah
hal yang sangat penting mengingat strategi pembangunan Indonesia adalah pemerataan,
pertumbuhan dan stabilitas nasional.
Penutup
Integrasi nasional mencerminkan bentuk komposisi dari satu proses persatuan dari
pengumpulan individu berbagai daerah yang beragam. Contoh sederhana dari integrasi
nasional yang bisa Grameds temui adalah upacara bendera. Negara Indonesia dengan
keragaman suku dan budaya dari Sabang sampai Merauke membuat
masyarakatnya heterogen.
Integrasi nasional diperlukan untuk menyatukan perbedaan-perbedaan ini. Konsep
integrasi nasional adalah koalisi negara- negara yang menempati wilayah tertentu
dalam suatu Negara yang berdaulat. Secara umum, integrasi nasional mencerminkan
komposisi dari kesatuan proses berkumpulnya individu-individu dari berbagai daerah
yang berbeda dan beragam.
Guna memwujudkan, membentuk serta mempertahankan dan melestarikan Integrasi
Nasional, penyebar luasan konsep Ideologi serta pemahaman Ideologi Pancasila
ditengah-tengah masyarakat tidak cukup untuk hal itu saja, namun meujudkan
peningkatan SDM dan pengentasan kemiskinan sangatlah penting terkhusus di wilayah
Indonesia yang berada di perbatasan wilayah negara serta penyebaran ekonomi dengan
pembangunan di mulai didaerah yang kauh akan akses ekonomi, komunikasi dan
pendidikan.
Peningkatan IPM Indonesia akan signifikan terhadap pengurangan angka kemiskinan,
serta lewat pemerataan Pendidikan dan pembangunan yang merata akan mengurangi
kesenjangan sosial, ekonomi, pendidikan di tengah-tengah masyarakat Indonesia,
sehingga dinamiosasi demokrasi, sosio poilitik, bahkan pemahaman luar akan tersaring
dengan sendirinya akibat kematang pemahaman rakyat yang dikarenakan terpenuhinya
aspek pendidikan, ekonomi dan aksebilitas kebutuhan rakyat.
Dosen Pengampu : Dr. Junita Friska, S.Pd.,M,Pd
Disusun Oleh
Angelita Anggi Sean M. Limbong,Citra,M.Irfan Rifaldi Rambe,Michael Amanda
Silalahi
Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di
Google News