Jumat, 27 Juni 2025

Trust (Kepercayaan) : Kejujuran dan Keikhlasan

Administrator - Kamis, 30 September 2021 07:28 WIB
Trust (Kepercayaan) : Kejujuran dan Keikhlasan

Oleh : H. Syahrir Nasution , SE. MM.

Baca Juga:

Dahulu orang orang tua kita sering menasehati  anak-anaknya, jika sudah remaja anaknya itu sering di nasehatinya dengan kata-kata “Jaga Kepercayaan dan Harus Jujur”.

Banyak makna dari petuah-petuah tersebut, untuk bekal anaknya itu menjalani hidup berkehidupan ini agar “ berkat & selamat” di dunia dan akhirat kelak.  Oleh karena,  Trust (Kepercayaan) itu merupakan modal dasar kita selaku yang beragama untuk mengarungi dan melangkahkan diri kita dalam melaksanakan aktivitas-aktivitas apapun  yang kita lakoni.

Disamping juga “ NIAT “ dari hati yang bersih serta keikhlasan dalam bekerja tersebut. Anehnya saat ini “ berbanding terbalik” rumus kehidupan tersebut.

Begitu juga yang tampak hari ini, dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara di tanah air Kita tercinta ini. Ada suatu ungkapan yang bagus dari ahli politik EDWARD SNOWDEN, katanya. Jika anda mengungkapkan suatu KEJAHATAN, akan tetapi diperlakukan layaknya sebagai PELAKU KEJAHATAN, berarti  anda sedang berada di negeri yang dikuasai PENJAHAT”.

Hal ini penting untuk disadari, Dalam alam DEMOKRASI & PANCASILA, terdapat  kebebasan untuk berbicara, berfikir, mengeluarkan pendapat dan berkumpul. namun kebebasan untuk berbicara itu , tidak memberikan Kebebasan untuk berbohong.

Sejumlah negarawan dunia pun tidak luput dari pengalaman kehilangan kepercayaan (Dis trust).  akan tetapi yang membedakan, seorang negarawqn dengan seorang Penguasa (bukan seorang pemimpi ) adalah : Jika seorang negarawan kehilangan “ PUBLIC TRUST “ (Kepercayaan Rakyat) maka ianya RESIGN (Mengundurkan Diri), demi menghindari “ perpecahan bangsanya”.

Sebaliknya jika Seorang Penguasa , ianya cenderung melakukan “ Manuver “ yang bernuansa DUSTA / KEBOHONGAN KEBOHONGAN , bahkan nekad melakukan tindakan tindakan INTIMIDASI dan berbagai bentuk tindakan tindakan KEKERASAN terhadap OPOSISINYA demi tetap  “ BERKUASA “ mempertahankan KEKUASAANNYA, walaupun dengan segala cara. Semua fakta tersebut semakin meluas,dan menguatnya “ ketidak percayaan Publik “ (Dis Trust) tersebut kepada PENGUASA NEGERI “ ini.

Kita sekarang berada dalam Dunia tanpa fakta umum dan KEBENARAN OBJEKTIF. Public Trust (Kepercayaan Publik) semakin “ melemah “ terhadap “ Kinerja Pemerintahan “.

Kepercayaan (TRUST) sudah terlanjur hilang dari rakyat , walaupun segala upaya upaya yang dibuat ataupun di kucurkan . Keadaan ini , ataupun Kondisi ini sangat berbahaya , karena merusak “ esensi wacana rasional  dan pengambilan keputusan “ Decision Making ). Konsekwensinya adalah : melemahnya dan merosotnya ekonomi dan juga bisa terjadinya disusul dengan “perpecahan bangsa” ini , yang begitu susah nya dulu para perintis kemerdekaan dan para syuhada “ MERAJUT “ Persatuan Bangsa ini pasca Kemerdekaan.

Sudah menjadi “ rahasia umum” bahwa kepercayaan pada Institusi Pemerintahan telah “ menguap sedemikian rupa” , akibat “ Kebohongan-kebohongan” sengaja disalah artikan sebagai FAKTA KEBENARAN. Kekuatan sebagai Kecerdasan , dan Kepentingan Pribadi (Kepentingan Privat) sebagai “ Kesepekatan Sosial “.

PENGENDALIAN MEDIA Pengendalian Media Mainstream yang dipaksa untuk  “Membenarkan Dusta Penguasa”, dilain pihak  “ Menyalahkan “ Kebenaran yang dikemukakan maupun yang dilontarkan oleh pihak yang “ MENGKRITISINYA. Inilah bentuk dan ciri ciri dari suatu Negara OTOKRASI yang berselingkuh dengan OLIGHARCHIE BISNIS, yang biasanya di temukan di Negara negara yang berhaluan KOMUNIS , seperti di KOREA UTARA , CHINA dan negara-negara lainnya yang menganut faham Komunis tersebut.

Di Inggeris, Amerika Serikat juga sejumlah Negara lainnya ,sedang mengalami erosi kepercayaan terhadap media “mainstreamnya”, sehingga Media Arus Utamanya memiliki istilah “ pelecehan”, sebab ada diskursus bahwa “ Berita & Komentar “ yang berubah menjadi “ hiruk pikuk  tak mendasar , oleh siapapun dapat mengatakan apa saja dan yang paling banyak di beritakan akan menjadi “ KEBENARAN”. Penurunan Kepercayaan  Publik terhadap Media Arus Utama ,di Inggeris di analisis oleh : Andrew Harrison , dalam Artikel yang sangat bagus di Majalah The Guardian dan salah  satu Tokoh yang terkenal yang dia kutip adalah : RASMUS NIELSEN dari Reuters Institute .

Nielsen berpendapat bahwa : Legitimasi Politik Lembaga ,seperti BBC  dan juga model bisniss Surat Kabar bergantung  pada gagasan bahwa mereka menawarkan sesuatu yang dapat DIPERCAYA. KISAH MUNDURNYA PRESIDEN

Sejarah , telah mencatat sejumlah alasan pengunduran diri dari Tokoh2 Dunia.Ada yang beralasan “ dipaksa mundur oleh para Oposannya (OPOSISINYA), akibat dari Skandal yang dilakukannya. Adapula yang beralasan , KEPERCAYAAN PUBLIC (Public Trust) tidak memihak lagi padanya. Ada 2 contoh yang diambil yang fenomenal dari kasus kasus mundurnya Tokoh tokoh tersebut.

1. Charle de Gaulle . Dia adalah sosok  “ Pahlawan Perancis setelah Napoleon Bonaparte di Perancis. Sosoknya dipandang sebagai Bapak Bangsa Perancis setelah Napoleon Bonaparte, sampai sampai dibuatkan Monumen Khusus di atas makamnya di Colombey .

Meskipun ia Presiden Perancis yang memiliki  reputasi sebagaimana Pahlawan besar negerinya, bukan berarti ia mempertahankan kekuasaan mengedepankan kebesaran jasanya pada waktu itu , sehingga sesuka hatinya mengabaikan “ Opini Publik”.

Sepuluh tahun menjadi Presiden Perancis sejak tahun : 1959 , namun demonstrasi pelajar dan aksi mogok  dari kalangan pekerja tahun : 1968 menurunkan popularitasnya hingga ke TITIK NADIR Charles de Gaulle sempat mengajukan Reformasi Konstitusi pada tahun , 1969 tapi kalah dalam Referandum Nasional. Ia lalu mengundurkan diri secara permanen dari dunia politik pada 28 April 1969 di usianya 79 Tahun padahal sisa masa jabatannya masih 4. Tahun lagi saat itu.

2. Richard Milhous Nixon. Lain halnya dengan Sosok yang satu ini, Presiden ke. 37 Amerika Serikat.Dari tahun 1969  –  1974. Nixon mengundurkan diri akibat skandal “ WATERGATE” pada musim panas tahun 1974.

Watergate adalah : kompleks gedung yang berlokasi di Washington DC.Penipuan, Pemalsuan dan Kebohongan merusak Prinsip Dasar Masyarakat Sipil ( Civil Soceity ), yang bergantung pada “ RASA SALING PERCAYA”. Kita dapat pembenaran filosofis tentang hal ini : dalam “ The TRUTH  and TRUTHFULNESS “. Namun , prinsip Management Modern , mengatakan : “ To Getting Things Done , With Or Through  Other Peoples”, maknanya kira kira : Untuk mencapai Tujuan  diperlukan Kerjasama Kolektif “.

Sebab secara Individual saja , orang tidak dapat hidup bersama tanpa KEPERCAYAAN (Truth). Oleh sebab itu untuk kemajuan suatu bangsa , di perlukan KEPERCAYAAN guna terciptanya KERJASAMA (Team Work).

Namun Kerjasama, bukan hanya memerlukan Kepercayaan , tetapi harus didukung oleh : KEJUJURAN , dan Kejujuran membutuhkan KEIKHLASAN .

Keikhlasan hanya ada pada MANUSIA YANG BERIMAN , dan Keimaman itu hanya ada jika BERKETUHANAN. Sebagaimana bunyi sila pertama dari PANCASILA. Untuk itu,  mari kita tegakkan PANCASILA sebagai sumber HUKUM, POLITIK dan EKONOMI INDONESIA serta harus kita lawan dan cegah semua pihak yang ingin MENGKHIANATI PACASILA itu.

* Managing Director : POLITICAL & ECONOMIC CONSULTING INSTITUTE  INDONESIA (PECI – Indonesia).

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
SHARE:
beritaTerkait
BAKOPAM Sumut Gelar Jum’at Berkah di Panti Asuhan Mamiyai, Siap Sambut HUT ke-25
Volume Kendaraan di Ruas Tol Regional Nusantara Naik 18,55% Jelang Libur Tahun Baru Islam
Jasa Marga Berlakukan Diskon Tarif Tol 20% di 12 Ruas Selama Libur Tahun Baru Islam 1447 H
Oknum Polisi Viral Diduga Pungli di Medan, Dapat Patsus 30 Hari
Nyamar Sebagai Pembeli Seorang Pengedar Sabu di Patumbak Diringkus Polisi
Depot Medan Group dan Elnusa Lamban, SPBU Kehabisan StoK
komentar
beritaTerbaru