
TAEKWONDO SUMUT BORONG MEDALI DI PIALA PANGLIMA TNI 2025
JAKARTA SUMUT24.co Tim Taekwondo Indonesia (TI) Sumatera Utara kembali menorehkan prestasi membanggakan di ajang Piala Panglima TNI 20
SportBaca Juga:
- Tokoh Pemuda NU Hasan Simanjuntak: Isu SARA untuk Menjatuhkan Hasyim Adalah Kesalahan Besar
- Diduga Melakukan Penganiayaan Terhadap Seorang Pemuda, Dua Org Bersaudara & Temannya di Laporkan ke Polsek Delitua.
- Putera Daerah Sahnan Siregar: Pemuda dan Mahasiswa Siap Kawal Bupati Demi Labuhanbatu Cerdas Bersinar
Oleh : Affan Bey Hutasuhut
Khalayak ramai sudah lama memberi cap preman kepada Ormas Pemuda Pancasila (PP). Karakter ini bahkan semakin melekat gara-gara sering pula bentrok dengan ormas kepemudaan lainnya dalam urusan rebutan lahan bisnis, dan lainnya. Belum ;agi dengan khalayak ramai mulai dari pedagang K5 hingga perusahaan swasta.
Terlepas dari apapun penyebabnya, pada akhirnya Ormas PP kerap menjadi 'tersangka" utama sebagai biang pembuat rusuh. Tuduhan ini memang menyakitkan. Tapi itulah risiko yang dihadapi pengurus DPP MPN, MPW, MPC, hingga ketingkat kecamatan dan ranting.
Sejak terbentuk puluhan tahun lalu para kader Pemuda Pancasila (PP) harus menerima beban yang berat yang diwariskan oleh Jenderal Abdul Haris Nasution selaku bidan yang melahirkan PP pada tahun 1959 lalu.
Bahwa PP pada awalnya adalah kumpulan orang yang mengandalkan otot dan otak benar adanya. Sebab almarhum Jenderal Abdul Haris Nasution dan kawan-kawan seperjuangan memang memerlukan sayap pemuda yang punya nyali untuk melawan rongrongan PKI dengan sayap Pemuda Rakyatnya terhadap Pancasila.
Sayap politik Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI) yang juga dibentuk Pak Nas harus berkolaborasi dengan sayap pemuda dalam perjuangannya melawan gerakan PKI.
Pemuda Pancasila kemudian dibentuk oleh Pak Nas pada tahun 1959. Para pendiri PP seperti almarhum ayahanda HMY Efendi Nasution dan kader lainnya siap dan sadar dengan dua risiko yang bakal dihadapi, membunuh atau dibunuh.
Dan itulah yang terjadi selama PP melakukan perlawanan terhadap rongrongan PKI dan sayapnya Pemuda Rakyat. Jadi kalau ditanya apa yang sudah diberikan kader PP ini kepada bangsa dan negara ini, jawabannya tegas, darah dan nyawa.
Anak Yatim
Setelah perlawanan PKI mereda dan hubungan dengan Pak Nas mulai meranggang, lalu siapa yang bertanggung jawab membina PP ini ke depan, gak ada. Jadilah PP anak yatim yang ditinggal dalam keadaan ekonomi yang sulit di masa itu.
Beratnya tekanan hidup saat itu, jangankan kader PP yang lebih banyak hidup di jalanan, para sarjana yang bekerja sebagai PNS dan lainnya juga kesulitan hidup.
Efwita Nasution puteri almarhum Ketua PP Efendi Nasution mengatakan seperti apa beratnya beban memimpin PP masa itu. Bagaimana membina anggota yang tidak punya pekerjaan tidak punya pendidikan .tidak punya tujuan hidup karena keterbekangan ekonomi. Siapa yang berperan menyikapi ini, ya ketua.
Anak buah melakukan kejahatan, ditangkap, ketuanya datang ke kantor polisi untuk membantu anak buah. Anak buah tidak punya kerja..anak buah sakit, anak buah istri mau melahirkan, anak buah sewa rumah dll, itu tugas ketua.
Seandainya dulu Pak Nas membutuhkan para kiay atau santri yang direkrut menjadi kader PP, sudah lama PP ini menjadi ormas Islam. Karena yang dibutuhkan orang berotot dan punya nyali, jadilah PP seperti sekarang ini.
Setelah kepengurusan PP bergeser ke Jakarta tahun 1983 dan dipimpin oleh Ketua Umum Yapto Suryosumarno, bukannya tak berupaya meningkatkan martabat PP ini. Diantaranya memprioritaskan sarjana untuk memimpin PP hingga ke daerah. Dan seabgreg program lainnya.
Masalahnya bagi kader di lapis bawah adalah soal kesejahteraan dan tuntutan perut. Sementara kalau sudah bicara soal perut, ada atau tidak ada PP masalah kejahatan tetap saja merebak di mana-mana.
Butuh Keterampilan
Saat masih aktif di MPW PP Sumut, saya beberapa kali bertanya kepada para kader PP tentang apa yang yang paling penting harus diperbuat oleh Pengurus PP kepada mereka. "Ketua, mau dikasi modal berapapun habis sia-sia nanti itu. Mau buka usaha gak ada keahlian apapun. Kamipun malu dan sedih tersisih dari keluarga, tetangga, dan lainnya," kata mereka.
Untuk menjawab tuntutan tersebut, tak mungkin PP bergerak sendiri. Terlebih lagi beban yang dihadapi PP ini adalah preman warisan masa lalu yang dibutuhkan untuk menjaga dan mengawal NKRI dan Pancasila dari rongrongan PKI.
Dimana peran Pusat, Pemprov, Pemko, Pemkab, masyarakat. Sudah tau kader PP ini tak punya skill, nilai akademik untuk bekerja dan membuka usaha, bukannya dicari jalan keluarnya, tapi malah dihujat di sana sini.
Bentuk Perusahaan Pengerah Jasa Tenaga Kerja
Untuk mengetahui akar masalahnya jelas soal perut, tapi bagaimana mencari solusinya tolonglah para pengusaha milk negara atauperusahaan swasta berkenan dengan ikhlas bekerjasama dengan MPN ditingkat pusat,MPW, MMPC ditingkat Cabang.
Agar para kader ini bisa diterima bekerja dengan skll yang andal, tentu tak bisa dilakukan secara instan. Diperlukan tenaga skill dalam beragam bidang pekerjaan.
Dalam kaitan inilah MPN perlu membuat ketentuan agar semua MPW, MPC di 38 provinsi untuk membentuk perusahaan jasa pengerah tenaga kerja. Tujuannya untuk mengasah skill para kader PP yang masih berusia produktif melalui Balai Latihan Kerja di tingkat provinsi atau kabupaten/kota. Setelah itu para kader ini bisa disalurkan kepada perusahaan yang membutuhkan.
Di balai latihan ini mereka bisa dididik dan dibentuk menjadi mekanik, instalatur, tukang las, dan sebagainya. Jika para kader memilih untuk menjadi tenaga sekuriti diperlukan kerjasama dengan pihak TNI. Jika sudah ada kesepakatan bekersama, ditingkat Kodim para kader PP ini ditempa mental dan disiplinnya. Sedangkan teknis pekerjaan sebagai sekuriti bekerjasama dengan Polda di daerah.
Jurus ini paling tepat untuk menyelamatkan rezeki para kder PP ini setelah masa kejayaan preman berakhir.
Semoga tulisan dan saran ini bermanfaat bagi masa depan kader PP ke depan. Enggak masanya lagi hidup dijalanan yang sarat dengan kekerasan.
Psncasila Abadi !
Sekali Layar Terkembang Surut Kita Berpantang
Penulis : Wartawan Majalah TEMPO 1987-1994
Anggota Majelis Pertimbangan Organisasi MPW PP Sumut
JAKARTA SUMUT24.co Tim Taekwondo Indonesia (TI) Sumatera Utara kembali menorehkan prestasi membanggakan di ajang Piala Panglima TNI 20
SportPembangunan Gagal, Jalan Sipiongot Mangkrak Tabagsel Ingin Mandiri Jadi Provinsi
kotasumut24.co Madina, Bupati Mandailing Natal (Madina) H. Saipullah Nasution melepas keberangkatan kontingen Musabaqah Qiroatul Kutub (MQK) ya
Newssumut24.co Tapsel, Sejak 2011, PT Agincourt Resources (PTAR) konsisten menghadirkan harapan baru bagi ribuan warga Sumatra Utara melalui pr
Newssumut24.co Padangsidimpuan, Satuan Reserse Kriminal (Sat Reskrim) Polres Padangsidimpuan kembali menunjukkan kesigapan dalam menjaga keaman
Newssumut24.co Palas , Bupati Padang Lawas Putra Mahkota Alam Hasibuan, SE resmi menerima penghargaan Universal Health Coverage (UHC) Prioritas
Newssumut24.co ASAHAN, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Asahan bersama Badan Gizi Nasional (BGN) Perwakilan Kabupaten Asahan dan Tim Satgas Kabupa
Newssumut24.co MedanDinas Lingkungan Hidup (DLH) Medan memvalidasi data sarana dan prasarana pengelolaan sampah di seluruh kecamatan. Kegiatan
kotaKlinik BERKAT telah Hadir di jalan besar Sidamanik di dukung oleh Tenaga Medis yang Berkompeten
kotaPak Nas, PKI, Pemuda Pancasila, Preman
kota