KISARAN | SUMUT24
Terhitung mulai Januari hingga Desember tahun 2015, ada sebanyak 172 kasus demam berdarah dengue (DBD) yang terjadi di Asahan. Jumlah tersebut turun drastis jika dibandingkan 2014 lalu mencapai lebih dari 400 kasus.
Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Asahan, Januari hingga Desember tahun 2015 ada 172 kasus DBD yang terjadi di Asahan,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan, dr Hidayat Mkes melalui Kasi pemberantasan dan penanggulangan penyakit, Saprin sanja Skm, Kamis (14/1).
Lebih lanjut, dirincikannya kecamatan terbanyak yang menderita DBD ini berasal dari Kisaran Timur dengan 46 kasus, sementara peringkat kedua Kecamatan Kisaran Barat 25 kasus, dan diikuti Rahuning 14 kasus diperingkat ke tiga.
Selanjutnya menurut data Dinkes kecamatan lainnya adalah Bandar Pulau, Buntu Pane masing masing 11 kasus, Pulo Bandring, Sei Dadap 9 Kasus, Setia Janji 6 Kasus, Aek Songsongan 5 kasus dan Mandoge 4 Kasus. Demikian, ia masih belum merincikan berapa orang korban meninggal dunia akibat virus yang penulurannya melalui nyamuk ini.
Biasanya, penyebab DBD ini terjadi akibat pergantian musim sementara gejalanya akan tampak pada 14 hari setelah masa inkubulasi dan diawali dengan demam tinggi dengan suhu 41 derajat.
Oleh karena itu, pihaknya berharap masyarakat dapat meningkatkan kewaspadaan dengan tetap melaksanakan gerakan 3M, yakni menguras, menutup, dan mengubur barang-barang yang bisa menampung air.
“Wilayah endemiknya justru di wilayah yang tergolong perkotaan. Maka, itu masyarakat proaktif lah melaksanakan gerakan 3M. Perhatikan juga anggota keluarga yang mengalami demam. Jika terdapat bintik-bintik merah pada kulitnya segera bawa ke puskesmas atau rumah sakit untuk mendapat pertolongan,” katanya.
Lanjutnya lagi, sejumlah warga yang terkena penyakit DBD dengan ciri ciri demam tinggi dan sempat turun namun demam tinggi kembali, hendaknya mendapatkan penanganan di rumah sakit atau puskesmas guna penyembuhan lebih lanjut. Walaupun kata dia kembali, mengantisipasi meningginya angka DBD ini, pihak Dinkes telah mengagendakan fogging terhadap daerah yang rawan DBD.
” Kalau kasusnya sudah luar biasa, cepat dilakukan fogging dilingkunan sekitar. Namun biasanya fogging ini tak banyak membantu karena tidak dapat membunuh nyamuk jentik,”ujarnya.
Untuk itu, ditambahkannya, selain fogging, masyarakat harus pro aktif melakukan ‘Pemberantasan Sarang Nyamuk’ (PSN), dengan cara yang sudah banyak dikenal saat ini yakni gerakan 3M. Menutup, menguras, dan mengubur. (teci)