SMP Islam Al-Azhar Syifa Budi Jakarta Kunjungi Anjungan Pemerintah Jawa Barat di TMII, Terapkan Kurikulum Merdeka

SMP Islam Al-Azhar Syifa Budi Jakarta Kunjungi Anjungan Pemerintah Jawa Barat di TMII, Terapkan Kurikulum Merdeka

Jakarta I Sumut24.co
(Jakarta, 10/11) Pemberlakuan Kurikulum Merdeka saat ini sudah diterapkan di SMP Islam Al Azhar Syifa Budi Jakarta, Kemang, Jakarta Selatan.

Mengikuti salah satu karakteristik Kurikulum Merdeka, di SMP Islam Al Azhar Syifa Budi Jakarta pembelajaran juga dilakukan berbasis proyek untuk pengembangan soft skills dan karakter sesuai profil pelajar Pancasila.

Untuk itu, menurut Kepala SMP Islam Al Azhar Syifa Budi Jakarta Rusdil Fikri, MPd dalam rangka Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema Bhinneka Tunggal Ika Kelas 7 dan Kearifan lokal kelas 8, pihaknya mengadakan kunjungan ke Anjungan Pemerintah Jawa Barat TMII, Jumat (10/11).

“Tujuan kami, dari SMP Islam Al Azhar Syifa Budi Jakarta membawa anak-anak ke Anjungan Pemerintah Aceh untuk mendapatkan data dalam kegiatan P5,” jelas Kepala SMP Islam Al Azhar Syifa Budi Jakarta, Rusdil Fikri, MPd.

Dengan membawa peserta didik ke Anjungan Pemerintah Jawabarat, Rusdil Fikri berharap mereka mendapatkan data yang otentik untuk Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, sebagai bagian dari penerapan Kurikulum Merdeka.
Selain ke Anjungan Pemerintah Jawa Barat, siswa-siswi yang berasal dari kelas 7 dan 8 SMP Islam Al Azhar Syifa Budi Jakarta, juga mengunjungi Anjungan DKI Jakarta, Anjungan Kalimantan Barat dan Anjungan Jawa Tengah.

Erwan Sapari dari Anjungan Pemerintah Jawa Barat yang menerima kunjungan para pelajar tersebut, menjelaskan beberapa hal terkait budaya dan kearifan yang ada di daerah Jawa Barat.

“Jawa Barat merupakan “Jantung” kebudayaan Sunda. Ia juga disebut sebagai “Tatar Sunda”. Provinsi Jawa Barat juga kaya akan berbagai macam hasil bumi. Jawa Barat menyumbang 17.76% dari total produsen beras secara nasional. Industri manufaktur juga sangat maju di provinsi ini. Jawa Barat berkontribusi 60% terhadap Produk Domestik Bruto di sektor industry manufaktur” ujar Erwan.
Di keragaman kebudayaan dan kesenian, Erwan menjelaskan ada banyak seperti Pencak Silat, Jaipong, Wayang Golek, Kuda Renggong, Sisingaan, Kuda Lumping, Angklung, Tari Topeng, Ronggeng Gunung, Tayub, dan masih banyak lagi.

Di bidang kuliner, kuliner khasnya seperti Batagor, Siomai, Cireng, Cuanki, Colenak, Comro, Misro, Oncom, Ubi Cilembu, Mochi, Dodol Garut, Tahu Sumedang, Tahu Gejrot, Sate Maranggi, dan masih banyak lagi.
Diketahui Anjungan pemerintah Jawa Barat ini memiliki bangunan dengan model kasepuhan Keraton Cirebon. Sesuai dengan bangunan aslinya, bangunan induk anjungan ini dibagi menjadi beberapa ruangan yang kini dimanfaatkan sebagai sarana untuk memperkenalkan berbagai aspek budaya.

Pertama, ada Jinem Pangrawit. Kamu bisa melihat langsung aneka kesenian dan pameran. Area ini juga digunakan untuk pertunjukan Degung dan Kecapi Suling. Ada pula latihan atau kursus tari yang jadi kegiatan rutin di anjungan ini.

Kedua, ada Bangsal Prabayaksa. Dulunya, ini merupakan ruang pertemuan Sultan dengan tamu khusus. Makanya, kamu bisa melihat aneka porselin dari berbagai negara seperti China, Portugal, dan India. Ruangan ini juga jadi area pertunjukan Wayang Golek. Kamu juga bisa mengintip pakaian asli adat Sunda di sini lengkap dengan outfit sehari-hari dan pakaian pengantin.

Ada pula tari Merak, Topeng dan Kupu-kupu. Berbagai bentuk ukiran yang ada di batas ruangan ini memiliki nama-nama khusus seperti Dandang Wulung, Manuk Keduwong, dan Kembang Kanigaran.

Terakhir ada Bangsal Dalem (Bangsal Panembahan). Aslinya, ruangan ini merupakan tempat istirahat dan kerja Sultan. Kamu bisa melihat eka sula, trisula dan cakra sula, yang terletak di dekat juraian selendang berwarna Sembilan.(red-1)