Seminar Pembelajaran Berkarakter Berwawasan Global, Kejari Binjai H Jupri SH MH : Miris, Dinas Pendidikan Salah Kelola Anggaran Berujung Hotel Prodeo

Binjai I Sumut24.co

Pemerintah telah mengalokasikan dana untuk pendidikan sebesar 20 persen dari APBN, namun kita miris melihatnya Dinas Pendidikan Kota Binjai salah mengelola anggaran Pendidikan sehingga terjadi korupsi dan berujung ke hotel prodeo,  ucap Kajari Binjai Jupri Nasution SH MH, sebagai pemateri dalam seminar Pembelajaran Berkarakter Berwawasan Global yang diselenggarakan DPC Ikanas Kota Binjai di Yaspen An-Nas Binjai, Sabtu (11/11).

 

Menurut Jupri, terjadinya pengelolaan anggaran yang salah tak terlepas dari karakter dan integritas kita. Bagaimana kita berintegritas mengelola dana pendidikan ini dikelola dengan baik, Karena kita menganggap itu adalah milik kita, milik kepala sekolah, milik bendahara bos. Makanya kita berharap kelola dana pendidikan dengan sebaik-baiknya dan seoptimal mungkin,ucapnya.

 

Saya mengatakan saat ini, banyak pengelolaan yang salah dalam dunia pendidikan, Kami Kejaksaan Negeri Binjai kalau kami masuk ke sekolah-sekolah tinggal comot aja sebenarnya, karena banyak informasi yang masuk kepada kita, namun kami tetap melakukan edukasi, makanya kita ada program jaksa masuk sekolah, setiap Minggu kita masuk ke sekolah-sekolah untuk memberikan edukasi sebenarnya, tapi kalau ada yang unjuk rasa dan ribut-ribut didalam mau tidak mau kami harus masuk apa yang terjadi didalam, banyak informasi yang kita dapat baik SMA, SMP dan Bahkan SD. Nah ini menghadapi hari guru, kami dapat informasi sudah dikutip dari sekolah-sekolah oleh oknum dan saya tau oknumnya, itu dikutip persiswa pak Sekda, itu maunya jangan terjadi lagi. Hari guru harusnya jangan ada lagi dari murid ke guru tapi dari guru ke siswa harusnya,. Saya sudah tau dari sekolah mana ,orangnya saya tau harusnya jangan terjadi lagi, ucapnya. Kalau bisa semua uang yang sudah dikutip dikembalikan semua uangnya, jadi kita sangat prihatin sebenarnya atas kutipan-kutipan itu, ujarnya.

 

Sementara itu pemateri lainnya Rosnida Nasution dalam paparannya mengatakan, terima kasih kepada moderator H Syahrir Nasution , kami memaparkan semuanya karena saya tahu ibunda semua di sini adalah pakar-pakarnya dalam dunia pendidikan, saya hanya kita sharing-sharing saja. saya juga profesi saya sama dengan ibu-ibu ya saya dosen juga guru juga jadi sehari-hari saya itu sudah berkecimpung dengan dunia anak-anak. di dalam dunia pendidikan kita sehari-hari keseharian kita selalu menjadi seorang guru panutan kepada setiap murid kita kita adalah pemain yang paling bagus pemain sinetron misalnya di rumah tangga kita berkecamuk bagaimana perasaan kita di rumah saat kita berada di depan siswa kita. kita ada orang yang penuh dengan sempurna penuh dengan senyum tidak ada nampak kesal atau gimana tetapi kita merasakan inilah kita sebagai seorang pendidik kita tinggalkan masalah kita di rumah tangga kita di rumah tinggalkan semua keluh kesah ke mana pikiran kita saat kita tampil di depan anak murid kita. kita adalah bintang film yang paling sempurna benarkah ibu inilah apalagi bunda-bunda ini selalu memikirkan bagaimana anak muridnya itu bisa the best bisa jadi juara bagaimana bisa sekarang kurikulum merdeka bagaimana memodifikasi anak murid itu semua tiap hari pekerjaan guru ada pekerjaan yang paling banyak.

 

Sebagai seorang guru ibu sama-sama saya profesi kita bagaimana membuat sebuah anak murid kita itu berkarakter berdispilin, tawaduk dan jujur.

 

” Sebentar lagi hari Guru,  kita enggak perlu anak-anak itu memberikan sesuatu sama kita enggak perlu bu tapi bagaimana anak murid itu menyayangi kita saat yang mereka makan misalnya saya waktu itu di season yang istirahat saya banyak di ruangan guru lihat anak-anak itu kadang-kadang masuk ruang guru bunda- bunda kami ada buat makanan kami makan sama-sama di ruangan guru kami terhenyuk ini juga anak murid kami ini sama kami ya sayang itulah Bu kita pencitra guru. guru ini enggak perlu disanjung apa perlu guru disanjung cukup tanggal 25 nanti,  upacara,  makan-makan dan  potong tumpeng potong kue tart ada sedikit rejeki anak murid Alhamdulillah, ucapnya.

Terus terang kita sebagai guru terkadang dilupakan, padahal tangan-tangan kita inilah yang membuat generasi penerus itu mau jadi apa dan sebagainya.red