Oleh : Ali Sati Nasution
SEKITARAN Tahun 80 an, kawasan Kecamatan Batang Natal ketika itu masih masuk Kabupaten Tapanuli Selatan, masih lestari. Anak-anak bukit masih menghijau rimbun. Demikian pula Sungai Batang Natal masih jernih, ikan di dalam sungai masih kelihatan berkeliaran.
Ikan yang terkenal dari sungai itu, jurung, siruan dan ikan baung.Untuk menikmati gurihnya berbagai jenis ikan sungai itu, masih sangat mudah. Kedai nasi pinggir jalan mulai dari Sopo Tinjak,Simpang Gambir hingga ke daerah Tapus banyak menyajikan menu yang menggiurkan itu.
Ketika itu masih ada lubuk larangan. Tetapi terakhir ini Sungai Batang Natal itu telah keruh dari hulu ke muara. Area sungai dan sekitarnya telah dirusak dengan munculnya sejumlah tambang emas ilegal.
Nanun terakhir ini hati penulis sangat terenyuh, selain terjadinya kerusakan lingkungan yang teramat parah, bekas galian dompeng tempat mendulang emas telah merenggut korban jiwa.
Petaka itu telah merenggut sedikitnya 12 orang tewas tertimbun tanah tebing saat mencari emas pada tambang emas ilegal di Desa Bandar Limabung, Kecamatan Linggabayu, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) Sumatera Utara, Kamis (28/4/2022).
Dari kejadian di bulan Ramadan menjelang Idul Fitri itu di antaranya 9 orang warga Desa Bandar Lima-bung dan 3 orang warga Desa Simpang Bajole, Kecamatan Linggabayu.
Kejadiannya itu sekitar pukul 16.00 WIB, korban berjumlah sebanyak 12 orang, semuanya perem-puan, saat itu sedang mencari butiran emas (mangaleles) di bekas tempat dompeng,” jelas Kapolsek Linggabayu AKP Marlon Rajagukguk, Kamis (28/4/2022) malam.
Para korban yang semuanya perempuan tertimbun saat berada di dalam lobang bekas galian dompeng kedalaman 2 meter. Bekas galian dompeng yang kedalamannya sekitar 2 meter di dalamnya lumpur semua, saat mereka di dalam lubang tiba-tiba tanah tebing yang terdapat di sekitarnya amblas. Dan diperkirakan di dalam lobang itulah para korban meregang nyawa.
Semua korban menurut Kapolsek sudah dievakuasi dan sudah berada di rumah duka masing-masing.
Proses evakuasi korban ada sekitar 1 jam, para korban sudah di rumah duka masing-masing,” tutupnya.
Selain 12 korban tewas, terdapat 2 orang yang selamat. Berikut daftar nama-nama korban tewas dan selamat.
Innalillahi wainna ilaihi rojiun. Itulah untaian kata yang keluar dengan kepala tertunduk dari petaka tragis para ibu rumah tangga tewas akibat tertimbun longsor di lokasi tambang emas ilegal di Desa Banjar Limabung, Kecamatan Linggabayu, Mandailing Natal (Madina), Sumut pada Kamis menjelang senja hari itu.
Informasi yang didapat media dari Linggabayu, dua korban lainnya masih kritis dan terus mendapat perawatan petugas medis puskesmas, masing-masing Nirwansyah Lubis (20) dan Syafridah (46).
Seorang warga Banjar Limabung mengatakan saat musibah menerpa, ke-14 kaum ibu yang masih tergolong berusia muda ini sedang mencari butiran emas secara ilegal. Bisa jadi mereka terpicu mengais rezeki terdesak kebutuhan Lebaran yang tinggal empat hari lagi. Sehingga lupa struktur tanah tempat mereka berada mencari emas sudah labil. Kerusakan lingkungan,akibat ulah tangan manusia.
“Mereka lupa tanah sisa korekan mesin dongpeng milik para pengusaha tambang ilegal tersebut teksturnya sudah sangat labil. Namanya tanah bekas dikorek pakai alat berat”.
Kapolsek Linggabayu AKP H. Marlon Rajagukguk kepada wartawan membenarkan kejadian ini. Polisi, kata dia, sudah berhasil mengindentifikasi identitas para korban.
Menurutnya, para korban tertimbun saat berada di dalam lobang bekas dongpeng sedalam sekitar dua meter. “Di dalam lubang bekas dongpeng itu sudah kondisi berlumpur. Saat mereka di dalam lubang tiba-tiba tanah tebing dan sekitarnya amblas,” katanya.
Sementara itu, Bupati Madina H.M. Ja’far Sukhairi Nasution menyampaikan duka mendalam atas musibah yang menimpa warga Linggabayu ini. Ia berdoa keluarga ditinggal diberi kesabaran.
“Saya dapat kabar dari camat setempat. Atas nama Pemkab Madina, saya menyampaikan turut berbela sungkawa,” katanya.
Penulis adalah Wartawan Senior
Pengurus PWI Sumut.