MEDAN | SUMUT24
Menteri Agama RI Lukman Hakim Syaifuddin , melakukan peletakan batu pertama pembangunan Masjid Agung Medan dengan biaya Rp 450 miliar. Masjid Agung akan menjadi ikon Sumut, dengan ketinggian menara 199 meter. Menara tersebut kelak, akan menjadi menara masjid tertinggi nomor 3 di dunia.
Acara peletakan batu pertama pembangunan Masjid Agung Medan, yang akan menjadi Masjid termegah di Asia, dilaksanakan sebelum Sholat Jum’at (15/1) kemarin, disaksikan Sekdaprov Sumut Hasban Ritonga, Anggota DPR RI Hasrul Azwar, Anggota DPD RI Dedi Iskandar Batubara, Kasdam I Bukit Barisan Brigjen TNI Widagdo Hendro Sekoco, pejabat TNI/Polri, serta sejumlah ulama dan tokoh masyarakat Sumut.
Menteri Agama RI Lukman Hakim Syaifuddin mengaku, terharu atas spontanitas warga Sumut dalam memberikan infak untuk pengembangan dan pembangunan Masjid Agung.
“Karenanya, mewakili pemerintah atas nama Menteri Agama, Saya mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga sekaligus mengapresiasi setinggi-tingginya atas prakarsa, inisiatif, rencana yang sangat mulia ini dan mudah-mudahan Allah Subhanahu Wata’ala meridhoi niat baik segala ikhtiar dalam rangka mewujudkan masjid agung kebanggan umat Islam Sumatera Utara ini,” kata Menag.
Dalam kesempatan itu Menag berharap, pengurus Masjid Agung Medan nantinya dapat menyeleksi dengan baik para da’i, muballigh, dan khatib yang akan bertugas. Karena, banyak masukan dari ormas-ormas Islam, MUI, dan tokoh agama yang menilai bahwa masjid, surau, dan langgar sekarang ini mudah dimasuki orang-orang yang tidak dikenal. Mereka tidak diketahui latar belakangnya dari mana, paham agamanya seperti apa, namun begitu leluasa menyampaikan ceramah yang tidak sejalan, serta bertolak belakang dengan esensi ajaran Islam itu sendiri.
“Diharapkan, Masjid Agung betul-betul bisa menseleksi, bahwa yang disampaikan adalah paham sebagaimana yang diajarkan para pendahulu kita, guru-guru kita, dan orang tua-orang tua kita,” ujarnya.
Seorang pendakwah, lanjutnya, dalam menyampaikan dakwahnya tidak semata menerangkan, tapi harus mencerahkan dan tidak memprovokasi. Artinya, pendakwah tidak cukup hanya menjelaskan ajaran, tapi juga harus mampu mengurai keragaman pandangan terkait sebuah ajaran dengan baik. Dakwah juga tidak boleh memprovokasi.
Menurut Menag, dakwah provokatif adalah seruan pendakwah yang menilai hanya pandangannya sajalah yang paling benar, sehingga pandangan yang lain salah, bahkan dijelek-jelekkan dan dikafir-kafirkan.
“Inilah bentuk dakwah yang harus kita hindari, karena dakwah seperti itulah yang menyebabkan Islam di Indonesia selalu disibukkan dengan hal-hal yang tidak produktif,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu Menag menegaskan, pengembangan dan pembangunan Masjid Agung, tidak hanya mengutamakan kemegahan fisik bangunan. “Nilai substansi rumah ibadah tidak boleh diabaikan,” ujarnya.
Karenanya, kenaziran Masjid Agung Medan diharapkan dapat melakukan berbagai kegiatan yang tidak hanya berkaitan dengan ibadah semata, melainkan pencerminan eksistensi Islam.
“Masjid harus dapat menggambarkan nilai ‘rahmatan lil ‘alamin dari ajaran Islam dan menjadi pusat kegiatan yang menyejahterakan masyarakat,” katanya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Panitia Pengembangan Masjid Agung Medan Musa Idishah dalam sambutanya memaparkan, Masjid Agung berada di atas areal seluas 10 ribu meter persegi. Bangunan Masjid Agung selama ini memiliki luas 1.000 meter persegi, yang hanya mampu menampung 1.200 orang di bagian dalam dan 500 orang di halaman masjid. Sementara itu, lokasi parkir hanya mampu menampung 125 mobil dan 500 sepeda motor.
“Dengan pengembangan ini, Masjid Agung Medan direncanakan memiliki luas bangunan 5.000 meter persegi, dengan kemampuan tampung jamaah 5.000 orang di bagian dalam dan 2.000 orang di halaman,”terangnya.
Untuk lokasi parkir, tambahnya, akan dilakukan pengembangan parkir yang bertingkat., sehingga mampu menampung 400 mobil dan 1.000 sepeda motor.
Menurut Musa Idishah, kepanitiaan tidak membongkar bangunan lama, tetapi menyiapkan bangunan baru yang memiliki lift dan escalator, sehingga memudahkan penyandang disabilitas untuk beribadah di lantai atas.
“Pembangunan dan pengembangunan masjid yang akan memiliki menara setinggi 199 meter ini, Insya Allah akan selesai pada tahun 2018, dengan dana yang dihimpun dari sumbangan umat,”tandasnya.
Sementara itu, Sekda Provsu Hasban Ritonga dalam sambutanya menyampaikan, bahwa pembangunan Masjid Agung sudah menjadi impian masyarakat Sumut, yang sejak lama diharapkan menjadi destinasi umat Islam dari berbagai negara.
“Pemprovsu akan mengalosikan APBD untuk ikut mendukung pembangunan Mesjid Agung,”ujarnya.(Dd/Ism)