MEDAN | SUMUT24
Komisaris Polisi (Kompol) Aldi Subartono SIK SH MH yang menjabat sebagai Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polresta Medan, dikenal sebagai sosok seorang pemimpin yang tenang dan bersemangat dalam bekerja namun tegas dalam bertindak.
Sejak dipercaya sebagai Kasat Reskrim Polresta Medan pada 9 Mei 2015 lalu, Kompol Aldi Subartono, telah menunjukkan hasil kinerjanya dalam mengungkap kejahatan besar di Medan seperti membongkar sindikat pencurian kendaraan bermotor (Curanmor) via online, kemudian membongkar praktik jual beli pemalsuan dan penjualan ijazah dari Perguruan Tinggi Swasta di Delitua, pengungkapan praktik judi bola online internasional dari sebuah rumah di Jalan Gaharu, Medan Timur dan menggagalkan peredaran 20 ton bawang merah ilegal asal Malaysia dari Jalan Letda Sujono Medan, menangkap pemakaian dan bandar sabu dikampung kubur.
Dijelaskan pria yang ramah senyum itu, dalam menjalankan tugasnya ia selalu memegang prinsip “Kerja Semangat dan Transparan”.
Suami dari dr Syarifah Asegaf itu juga menuturkan, pengalaman yang berkesan dalam tugasnya saat menjabat Kapolsek Sunggal, adalah saat menggerebek pelaku begal. Bahkan ia ikut mengejar pelaku begal (rampok sepeda motor) dan sempat bergumul dengan pelaku begal untuk meringkusnya.
Sementara pengalaman yang sangat luar biasa yang dirasakan pria kelahiran 1978 itu adalah saat ia menjadi seorang pengasuh atau pembina taruna Akademi Kepolisian (Akpol) di Semarang, selama dua tahun dari tahun 2012-2014. “Menjadi pembina taruna Akpol adalah pengalaman paling luar biasa bagi saya,” katanya.
Betapa tidak, tentu sudah banyak taruna Akpol hasil didikannya menjadi anggota Polri yang disiplin, pintar, rajin dan jadi panutan terhadap rekan sesama taruna Akpol.
Bahkan, dia juga ikut mendidik anak Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti yakni Inspektur Polisi Dua (Ipda) Farouk Haiti. Ipda Farouk Haiti kini berdinas di Polrestabes Surabaya, Jawa Timur. Bukan itu saja Ipda Nur Istiono juga pernah merasakan didikannya dan saat ini menjabat sebagai Panit Reskrim Polsekta Sunggal.
“Ya menurut saya menjadi pengasuh atau pun pembina taruna Akpol adalah hal yang sangat luar biasa karena tidak semua polisi diberi kesempatan untuk mendidik calon pemimpin Polri masa mendatang. Pembinaan taruna Akpol itu lebih ditekankan kepada pembinaan karakter,” tuturnya lagi.
Mantan Kapolsek Sunggal itu sangat berharap perwira yang pernah dididiknya bisa menjalankan tugasnya sebagai anggota Polri yang bertanggungjawab dimana pun mereka berdinas.
“Siapapun pembinanya tentu sangat berharap ilmu-ilmu yang sudah diberikan bisa benar-benar dijalankan. Belum tentu taruna Akpol yang kita didik sesuai dengan yang kita harapkan. Nah semoga didikan saya kepada taruna Akpol lainnya bisa dijalankan dengan baik,” ujar pria yang kini sudah dikaruniai dua orang anak itu.
Satu hal lagi yang disampaikan, disiplin, rajin dan pintar tidak lengkap jika seorang perwira Polri tidak memiliki sikap humanis.
“Mungkin disiplin, rajin dan pintar bagi seorang perwira Polri belum cukup. Sikap humanis juga perlu. Apalagi polisi hampir setiap hari bertemu dengan masyarakat membuat laporan pengaduan. Saya kira itu diperlukan,” kata Kasat Reskrim Polresta Medan Kompol Aldi Subartono. (RC)