Jamilah Kini Hanya Bisa Berbaring Dermawan dan Pemerintah Diminta Segera Turun Tangan

LHOKSUKON |SUMUT24
Jamaliah (55), yang kondisinya kini sangat memprihatinkan. Ia butuh bantuan dari dermawan, dan memang sudah selayaknya untuk dibantu.
Ia hanya mampu terbaring lemah di karpet tipis yang berdebu.
Cacat fisik sejak pertama kali ia dilahirkan pada 1960 silam membuatnya terbaring hingga sekarang ini.
Ia adalah Jamaliah, biasa warga menyapanya dengan sebutan Nek Cidera. Merupakan penduduk asli di Dusun Blang Asan Desa Seuneubok Baro, Kecamatan Cot Girek, Kabupaten Aceh Utara, atau berjarak sekitar 12 Kilometer dari pusat Ibukota Aceh Utara, Lhoksukon. Disebuah rumah yang terpencil itu, Nek Cidera ditemani sang ibu, Nek Latifah (75).
“Kiban ta peuget teuman hay nyak, cit ka lage nyo nasib teuh Nyo cit ka kewajiban lon sebagai mak si Jamiliah”
(Harus mau gimana lagi nak, memang sudah begini nasib kita. Ini juga sudah kewajiban saya sebagai ibu Jamaliah),” ucap Nek Latifah kepada media ini, saat dikunjungi dikediamannya, Rabu (13/01).
Kondisi Nek Cidera kian memprihatinkan. Kondisinya memburuk pasca sang ayah meninggal dunia beberapa tahun yang lalu. Awalnya ia mampu duduk di atas kursi roda bantuan, namun kini hanya mampu terbaring lemah diatas karpet yang sudah berdebu.
Kondisi kedua pergelangan tangannya yang bengkok membuat ia tak bisa menggunakan kursi roda, kedua kakinya yang terus mengecil dan tidak dapat digerakkan lagi membuat ia mesti terbaring dan berguling dilantai.
Itu hanya mampu ia lakukan sesaat, lebih dari itu ia dibantu sang ibu.
“Awal sebelumnya anak saya mampu mengesot dengan menggunakan pinggang dan kedua pahanya untuk berjalan. Kini, apa pun tak bisa lagi ia lakukan, seperti layaknya bayi yang baru saja lahir,” ucap Nek Latifah”.
Di rumah pencil yang reot itu, Nek Latifah dan Nek Cidera tinggal bersama. Tak ada isi apapun dalam rumah satu kamar itu, kecuali piring dan sebambu beras.
Untuk bekerja Nek Latifah tak mampu lagi, mengingat usianya yang sudah lanjut. Sang nenek yang sudah renta itu bersama anaknya kini hanya dibantu warga setempat dengan memberikan makanan semampunya.
Nek Cidera merupakan anak pertama, ia memiliki tiga orang adik yang kini sudah berbeda tempat tinggal karena sudah berkeluarga.
Nama keluarga ini bahkan tak terdaftar pada bantuan BBM, hanya saja mendapat jatah dari orang-orang sekampung yang bernilai rasa sayang terhadap mereka.
“Selama ini hanya mendapatkan bantuan BBM dari jatah orang-orang kampung yang rela dibagi rata.
Tak hanya itu, warga disini juga sering berikan bantuan semampu mereka kepada keluarga Nek Cidera. Kadang beri nasi, beras, dan lain-lain,” ucap Jhon Junaidi, Kepala Dusun Blang Asan.
Jhon menuturkan, keluarga Nek Cidera sangat layak untuk dibantu. Apalagi selama ini keluarga tersebut sudah sama-sama renta, dan belum tersentuh bantuan dari Pemerintah selain beras raskin dan zakat.
Geuchik (Kepala Desa), Ismail, juga merasa prihatin dengan kondisi Nek Cidera bersama ibunya, Nek Latifah. Ia sebelumnya juga sudah memberitahukan pihak Kecamatan terhadap kondisi warganya yang mengalami cidera melalui Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK).
Ia pun berharap ada dermawan yang dapat membantu keluarga tersebut semampunya.
Sementara Camat Cot Girek, Usman K S.sos, mengaku akan berkoordinasi dengan TKSK untuk mendata keluarga Nek Cidera.
Usman bahkan mengaku belum pernah tau soal adanya warga yang mengalami cacat di desa Seuneubok Baro. Untuk itu ia akan pertanyakan kepada TKSK.
Sementara Ketua TKSK Cot Girek, Har, saat dihubungi oleh wartawan ia mengatakan akan segera turun ke kediaman Nek Latifah dan Cidera untuk kemudian didata. Kini, Nek Cidera dan Nek Latifah menunggu dermawan yang datang untuk membantunya.(sayed)