Israel Khawatir Kemunduran ISIS di Suriah Memicu Serangan ke Wilayahnya

Tel Aviv | SUMUT24

Kemunduran militan radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Suriah berpotensi meningkatkan serangan di negara lain. Israel khawatir ISIS akan menjadikan wilayahnya sebagai target serangan.

Meskipun masih fokus mempertahankan wilayah kekuasaan mereka di Suriah dan Irak, beberapa bulan terakhir ISIS meningkatkan serangan di luar kedua negara itu. Sebagai contoh antara lain, serangan bom di mal Baghdad, kemudian ledakan bom bunuh di Istanbul dan teror bom di Jakarta. Bahkan ISIS kerap melontarkan ancaman terang-terangan kepada beberapa negara termasuk Israel, sebagai target.

Disampaikan Komandan Militer Israel, Letnan Jenderal Gadi Eizenkot, seperti dilansir Reuters, Selasa (19/1/), setelah intervensi Rusia untuk membantu rezim Presiden Bashar al-Assad, pergerakan ISIS di sebagian besar wilayah Suriah bisa dihambat. Namun, menurut Eizenkot, tidak demikian dengan wilayah Suriah bagian selatan, khususnya di perbatasan dengan Israel dan Yordania.

“Kesuksesan terhadap ISIS meningkatkan kemungkinan, dalam pandangan saya, bahwa kita akan melihat mengarahkan senjata terhadap kami dan terhadap Yordania,” ucap Eizenkot dalam konferensi yang digelar Institut Kajian Keamanan Internasional pada Universitas Tel Aviv.

ISIS sendiri sebenarnya tidak memiliki perwakilan yang cukup kuat di perbatasan selatan dan barat Suriah. Namun salah satu kelompok militan di wilayah tersebut, yang dikenal dengan nama Brigade Martir Yarmouk, diyakini terkait dengan ISIS.

Kelompok itu bertempur dengan militan Suriah lainnya, seperti Nusra Front dan Ahrar al-Sham, untuk merebut kekuasaan atas wilayah yang terletak di dekat Golan Heights yang separuhnya dikuasai Israel dan dekat dengan perbatasan utara Yordania.

“Dalam logika strategis mereka, ada keterkaitan Israel dengan Yordania,” sebut Eizenkot.

“Mereka tidak mengalami apa yang dialami organisasi dan kelompok jihad global lainnya di dalam wilayah Suriah,” imbuhnya.

Sekitar 3 minggu lalu, rekaman suara yang beredar di media sosial dan dikaitkan dengan pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi menyerukan peringatan terhadap Israel. Dalam rekaman yang dirilis 26 Desember 2015, al-Baghdadi terdengar seperti mengancam akan menyerang Israel. (dtc)