Jakarta|SUMUT24
Kepala Pusat Informasi BNPB Sutopo Purwo mengatakan, kurang lebih tiga jam berselang, BMKG resmi mencabut peringatan dini adanya gelombang tsunami pasca gempa di sekitaran Mentawai.
“Peringatan dini tsunami yang disebabkan oleh gempa 7,8 SR dinyatakan telah berakhir,” demikian pernyataan resmi BMKG, pukul 22.38 WIB, Rabu malam (2/3).
Dikatakan Sutopo, potensi terjadinya tsunami akibat gempa itu memang kecil. “Berdasarkan analisis Ikatan Ahli Bencana Indonesia, mekanismenya gempa strike slip kemungkinan potensi tsunami tidak besar. Tsunami besar biasanya kalau mekanismenya thrust,” kata Sutopo.
Masih sebutnya, sumber gempa dari sistem patahan Investigator Fracture Zone (IFZ) di Samudera Hindia menyebabkan pergeseran lempeng secara mendasar. “Sehingga tidak akan membangkitkan tsunami besar. Berupa sistem sesar transform. Mirip gempa di barat daya Simeulue pada 11 April 2012. Goncangan dirasakan di Padang III MMI (lemah),” ujar Sutopo
Sebelumnya, BMKG menyatakan gempa berkekuatan 8,3 SR. Selanjutnya, BMKG kembali meliris bahwa Gempa berkuatan 7,8 SR sekira pukul 19.49 dengan kedalaman 10 kilometer melanda Sumatera Barat (Sumbar). Lokasi titik gempa berada di 5.16 LS, 94.05 BT atau 682 km Barat Daya dari Kepulauan Mentawai.
Wilayah yang berpotensi tsunami yakni kawasan Sumatera Barat, Sumatera Utara, Aceh, Bengkulu dan Lampung. Sebelumnya, BKMG mengumumkan ke masyarakat bahwa terjadi gempa berkekuatan 8,3 SR.
Warga Kota Padang Sumatera Barat merasakan terjadi dua kali getaran teras. Wargapun lebih banyak memilih beraktivitas di luar rumah. Namun ada juga yang panik meninggal kawasan kota menuju jalan bypass atau jalan lingkar kota.
“Banyak yang panik. Guncangannya sangat terasa. Warga berhamburan keluar rumah sekaligus mencari tempat yang tinggi,” ujar Doni Nopriandi, Koodinator STBM Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar, kemarin malam.
Doni menjelaskan, getaran gempa terasa dua kali. Pertama, getarannya tidak terlalu kuat. Selanjutnya getaran kedua lebih kencang. “Saat getaran kedua inilah, warga kepanikan. Banyak warga keluar rumah,” kata Doni.
Secara terpisah, Pakar gempa Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumatera Barat, Badrul Mustafa menyampaikan gempa yang menguncang Kota Padang dan sekitarnya pada pukul 19.49 WIB tidak berpusat di kawasan Megathrust.
“Berdasarkan data yang diperoleh dari BMKG pusat gempa cukup jauh 682 kilometer barat daya Mentawai, itu bukan lokasi megathrust,” katanya.
Menurut dia, gempa yang terjadi saat ini disebut dengan gempa tunggal atau intraplate karena tidak terjadi pada tumpukan lempeng.
Namun, gempa tersebut dapat saja memengaruhi megathrust yang saat ini masih menyimpan dua per tiga energi.
Terkait dengan potensi tsunami ia memastikan jika benar-benar aman harus menunggu hingga tiga sampai empat jam karena pusat gempa cukup jauh. Karakter gempa yang terjadi sama dengan yang pernah terjadi di Sumbar April 2012 lalu.
Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno mengatakan sampai tadi malam sekira pukul 21.00 WIB, belum ada kerusakan dan masyarakat yang mengungsi akibat.
“Belum ada masyarakat yang mengungsi sejauh ini. Komunikasi melalui hand phone juga masih berjalan walaupun banyak yang menggunakan tapi tidak mati,” ujar Prayitno. “Sejauh ini juga dari pantauan dan laporan belum ada kerusakan bangunan,” katanya.
Ditanya soal kesiapan posko mengantisipasi bencana ini, Irwan mengatakan sudah tersedia di titik-titik pantai.
Imbau Warga dan BPBD Nias Siaga
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Ir H Tengku Erry Nuradi MSi mengimbau masyarakat di kepulauan Nias untuk berjaga-jaga dan bersiaga mewaspadai potensi tsunami.
Imbauan ini disampaikan Tengku Erry Nuradi menanggapi gempa 7,8 Skala Richter yang mengguncang Kepualauan Mentawai, Sumatera Barat, Rabu (2/3) malam.
Dalam imbauannya, Erry menyerukan kepada masyarakat di Kepulauan Nias untuk tidak panik dan tetap tetang. Kendati begitu, masyarakat harus tetap waspada akan potensi tsunami.
“Saya belum mendapat khabar apakah gempa Mentawai berdampak hingga ke Kepulauan Nias. Karena Nias adalah daerah terdekat dari Mentawai di wilayah Sumatera Utara,” sebut Erry.
Erry juga mengimbau Badan Pengendalian Dampak Bencana (BPBD) Kota Gunung Sitoli, Kabupaten Nias, Nias Selatan, Nias Utara dan Nias Barat untuk terus berkoordinasi terkait ancaman potensi tsunami.
“Segera beri informasi dini potensi tsunami kepada masyarakat agar masyarakat dapat melakukan upaya penyelamatan,” pesan Erry.(Ism/int)