Akibatkan Banyak Debu, Puluhan Truk Galian C Dihadang Warga

SERGAI | SUMUT24

Warga Dusun I Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan, Rabu (13/1) sekira pukul 13.00 WIB melakukan penyetopan aktivitas truk galian C pengangkut tanah yang melintas di daerah mereka.

Hal itu dilakukan warga karena pihak pengusaha galian C tersebut dianggap warga sudah tak perduli lagi terhadap debu debu yang berterbangan yang disebabkan aktivitas truk galian C yang melintas.

Menurut pengakuan salah seorang warga yakni Komar (35) warga setempat didampingi warga lainnya di lokasi penghadangan truk, menuturkan aksi spontan yang dilakukan warga tersebut akibat banyaknya abu yang ditimbulkan oleh puluhan truk galian C yang hilir mudik melintas hampir satu bulan.

“Biasanya ada yang bertugas suruhan Pemborong galian C menyiram jalan dengan air, sehingga abu yang beterbangan berkurang, tetapi sudah beberapa hari ini tidak ada sehingga abu cukup banyak hingga mengganggu pernafasan, abu juga sampai masuk ke dalam rumah,”ketus Komar.

Meski demikian lanjut Komar, terkesan tidak ada perhatian dari pihak pemborong, sehingga warga yang kesal langsung menghadang truk galian C baik yang akan keluar maupun masuk ke lokasi galian C di Desa Sei Naga Lawan sejak pukul 13:00 rencananya sampai pukul 18:00 WIB jika pihak pemborong tidak menemui warga.

“Selama ini warga tidak pernah protes meski selama aktifitas hampir galian C hampir satu bulan tidak ada kontribusi ke masyarakat, kami juga tidak tahu apakah aktifitas galian C tersebut ada izinnya atau tidak, tetapi jangan sampai merugikan masyarakat,” ketus Komar seraya menambahkan jika pihak pemborong tetap tidak mau menemui warga akan melanjutkan aksi serupa besok (hari ini) dengan massa yang lebih banyak.

Sementara itu belasan sopir yang dihadang warga tampak mengeluh sebab sudah berjam-jam menanti tetapi warga tetap bertahan, padahal mereka mengaku tidak tahu menahu ada masalah antara warga dan pihak pemborong dan tugas mereka hanya mengangkut tanah galian C kepada pemesan yang sebagian besar kilang batu-bata.

” Kami para sopir tidak tahu menahu masalah ini, tugas kami hanya mengambil tanah dan mengantarkannya kepada pemesan,” ucap salah seorang sopir yang tidak mau disebutkan namanya.(bdi)